Skip to main content
Refleksi

PERENCANAAN YANG MENGALIR

30 April 2025 Ay Pieta No Comments

Magang di lembaga berbasis spiritual murni memang aduhai. Modal kesadaran murni yang saya miliki membutuhkan serangkaian sesi magang yang intensif untuk beradaptasi dengan praktik perencanaan di lapangan yang penuh dinamika.

Menjadi ‘Manusia Berkesadaran Murni ternyata bukan tentang seberapa besar kedamaian dan ketentraman yang bisa didapatkan dari elemen kehidupan di sekitar, juga bukan tentang lari dari dinamika kehidupan dan bersembunyi di zona nyaman, dan jelas bukan tentang memenuhi kepentingan diri sendiri. 

Tetapi tentang mencipta kesetimbangan melalui karya nyata yang bermanfaat secara holistik, tidak hanya keren di permukaan saja. Karya yang utuh berintegritas, yang diciptakan dengan pondasi kualitas kesadaran yang bersih dari sampah ‘Sisi Gelap (Shadows)’ beserta ‘Karakter Kuat, pola pikir dan ketepatan perilaku yang menyertainya.

Kemampuan menjaga stabilitas kesadaran akan berbanding lurus dengan kemampuan menjaga kesetimbangan dalam menjalankan peran dan tanggung jawab. Antara dinamika dan solusi, antara perencanaan dan mengalir, antara ketepatan tujuan (purpose/goals) dan menjalankan proses, antara target pencapaian dan menikmati momen saat ini, antara memiliki langkah antisipasi dan kepasrahan total.

Skenario pembelajaran Semesta seringkali tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dikontrol. Pesan pembelajaran bisa disampaikan dalam bentuk rencana kerja yang tidak terlaksana seindah yang diharapkan, tetapi terbukti memaksa energi kreatif disalurkan dalam koridor yang tepat menuju arah kompas yang selaras. 

Rencana yang dianggap mulus karena memenuhi standar idealitas seringkali berakhir dengan proses adaptasi yang penuh drama, ibaratnya terpaksa menjahit parasut keselamatan ketika sudah kadung melayang di udara. Memastikan rencana kerja tetap berjalan sebagai pedoman dan komitmen yang diperjuangkan sebaik-baiknya melalui proses kerja yang efektif.

Bayangkan apabila naik kapal dan sudah menentukan tujuan agung (purpose) nun jauh di utara, tampak mudah dicapai dengan jalur pelayaran garis lurus. Namun pada praktiknya, arah jarum kompas seringkali mengarahkan kapal bergerak melalui koordinat yang berliku, seolah keluar dari kerangka perencanaan yang telah dibuat dengan basis kalkulasi manusiawi yang maunya lurus, singkat, dan cepat sampai tujuan. Lalu terjadilah drama ‘salah langkah’ yang seringkali membuka peluang yang sama sekali baru, tidak pernah terbayangkan sebelumnya dan tidak pernah ada dalam perencanaan.

Dalam magang aplikasi ‘Ajaran Spiritual Murni SHD di kehidupan sehari-hari, banyak misteri pembelajaran yang hanya bisa dipecahkan melalui menjalankan sebuah situasi yang tidak sesuai harapan yang tertuang dalam perencanaan, namun merupakan sarana yang reflektif dan kontemplatif bagi sebuah pengembangan. 

Tidak semua hal dan situasi bisa dipetakan dan diidentifikasi dengan permanen saklek sejak awal, tidak semua dapat diprediksi dan dikontrol sepenuhnya, dan bisa saja tampak bertentangan dengan rumus perencanaan yang cukup alergi dengan ketidakpastian (impermanence). 

Perencanaan yang bertujuan untuk melindungi dari potensi konflik dan kekusutan kinerja, seringkali bablas menjadi sebentuk kemelekatan terhadap kontrol, bahkan menjadi obsesi terhadap kontrol (obsession of control). Tanpa upaya menjaga kesetimbangan dengan ruang kesadaran yang tepat, maka perencanaan strategis yang seharusnya dapat berjalan dengan fleksibilitas tinggi malah bablas menjadi arena penuh sisi gelap (shadows) yang disembunyikan di balik topeng bernama produktivitas. Ketakutan, ambisi, keserakahan dan manipulasi malah menjadi bahan bakar bagi tercapainya sebuah perencanaan.

Tanpa ruang kesadaran yang tepat, sudah pasti blunder mumed bin kusut antara membuat perencanaan yang komprehensif – yang pasti disertai harapan agar tidak terjadi dinamika perubahan – versus mempersiapkan diri agar dapat beradaptasi dengan cepat terhadap dinamika perubahan. Idealisme tetap diperlukan, tetapi tanpa kesadaran murni, yaitu kesadaran yang telah bersih dari sisi gelap (shadows), maka idealisme yang tidak terkelola dalam kebijaksanaan hanya akan menjadi asupan bergizi bagi kemelekatan dan obsesi terhadap kontrol.

Ketidakpastian (impermanence) seringkali dianggap sebagai sebuah ancaman dalam perencanaan. Tetapi dalam aplikasi Spiritual Murni SHD, justru ketidakpastian (impermanence) inilah yang berjasa dalam pembentukan karakter kuat berupa ketangguhan dan agilitas karena memaksa siapa pun keluar dari zona nyaman. 

Ketidakpastian justru memberikan ruang kebebasan untuk membuat perubahan. Kebebasan untuk mengubah cara pandang yang belum tepat, untuk memperbaiki standar dan prosedur yang belum sempurna, untuk mengubah langkah kerja yang harus diperbaiki, untuk melakukan eksperimen, dan menemukan formula yang paling tepat/selaras dalam implementasi, dan sebagainya.

Menjadi ahli ‘Bermeditasi/Hening Pemurnian Jiwa adalah tentang menjaga kesetimbangan, untuk tidak hanyut dalam obsesi idealitas yang menjauhkan diri dari kepasrahan. Mampu bersyukur dan menikmati momen kekinian yang bentuknya bisa saja tidak sesuai dengan perencanaan yang telah dirancang dengan komprehensif, sehingga terciptalah momen reflektif dan kontemplatif sebagai pembelajaran penting untuk melangkah dalam perbaikan dan pertumbuhan yang tidak pernah berhenti.

Berusaha yang terbaik adalah mutlak sebagai rangkaian dari proses, menjaga kesetimbangan dalam proses adalah tentang kesadaran murni yang dihasilkan oleh ketekunan ‘Bermeditasi/Hening Pemurnian Jiwa, pasrah pada hasil adalah bagian penutup dari satu rangkaian proses pembelajaran yang harus dipetik dalam rangka pengembangan di fase berikutnya.

 

Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
29 April 2025

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda