Manusia bisa mengalami apa yang disebut dengan omnipresent, yaitu suatu kondisi ketika tubuh halus bisa hadir di mana saja dalam satu waktu. Guru Setyo Hajar Dewantoro di level kesadarannya mampu melakukan hal ini sehingga pada beberapa momen bisa menemui muridnya, baik saat terjaga maupun dalam mimpi. Ini adalah kemampuan yang bisa dicapai jika kita tekun hening tanpa obsesi. Secara faktual, tubuh fisik dan non fisik manusia sebenarnya sangat canggih. Akan tetapi, kemampuan yang keren ini tidak muncul karena ilusi tentang keterbatasan. Banyak konsep-konsep yang justru membuat kita membatasi diri karena merasa tidak mampu.
Pertanyaan berikutnya, jika sudah omnipresent apakah juga bisa omnipotent (memiliki kekuatan tanpa batas)?. Dalam hal ini harus disadari bahwa manusia tetap bukan Tuhan. Keberdayaan seseorang dengan segala kemampuannya itu sesuai dengan hening dan level kemenyatuannya dengan Tuhan. Maka jika ada pernyataan bahwa manusia adalah makhluk yang tak berdaya, itu tidak benar. Manusia bisa berdaya dengan otaknya. Tetapi, saat yang sama mereka bisa menghancurkan satu planet. Maka, manusia yang berdaya dengan hening, pasti tetap dalam harmoni, sehingga kemampuannya tidak digunakan untuk merusak.
Karena kita bukan Tuhan, meski multitalenta, tidak mungkin seseorang bisa melakukan segala hal. Kita memiliki kemampuan sesuai dengan rancangan Agung kita, dan manusia akan memiliki peran sesuai talentanya tersebut. Untuk itulah kita perlu berkolaborasi dan bergotong royong. Di satu sisi tubuh fisik manusia menjadi wahana bagi Sang Jiwa untuk berkreasi di Bumi. Di sisi lain, tubuh juga menjadi pembatas. Setinggi apapun level evolusi suatu jiwa, Ia tetap bisa merasa lapar dan mengantuk. Ia juga tidak mungkin bekerja di Jakarta dan di saat yang bersamaan juga bekerja di Jogja.
Reaksi Anda: