Skip to main content
Pijar Kesadaran

Kenapa Saya Berani Mengajarkan Cara untuk Moksha?

22 April 2024 Setyo Hajar Dewantoro No Comments

Kenapa Saya Berani Mengajarkan Cara untuk Moksha?

Tentu saja karena saya telah mengalami Moksha. Moksha itu tentang pembebasan, kemerdekaan dan kesempurnaan jiwa, yang bisa dialami sejak manusia masih hidup di Bumi dengan badan fisik ini. Moksha itu tak harus dikaitkan dengan kematian dan keliru jika diartikan sebagai hilangnya badan fisik ketika kematian.

Moksha itu mencapai Shalala, dengan melampaui berbagai fase pencerahan yang lebih rendah: Shanaya, Shambala, dan Shangrila. Ini adalah “fase puncak” yang bermula dari proses pemurnian diri dari 5 sisi gelap yang terbentuk sepanjang perjalanan jiwa – yang berlanjut dengan pemurnian diri dari sisi gelap yang terwariskan oleh leluhur melalui alur genetika, lalu berlanjut pada peluruhan piring ego, dan peleburan idealisme normatif diri, bermuara pada kesadaran kesatuan dengan Sang Sumber Hidup yang termanifestasikan dalam sikap setia penuh kepada titah Gusti yang muncul dari relung hati sebagai Tahta Suci-Nya di dalam diri.

Moksha adalah pembebasan dari roda samsara, ia adalah pemerdekaan diri dari 5 faktor kekeruhan jiwa yang jadi akar derita: luka jiwa, watak angkara, ilusi, jejak dosa, dan jeratan kuasa kegelapan. Moksha berarti mencapai tingkatan kesadaran tertinggi di mana manusia menjadi Jiwa Ilahi yang tak terikat siklus reinkarnasi, tetapi bisa lahir kembali ke Bumi saat dibutuhkan dengan mekanisme INKARNASI.

Tentu di level berikutnya, Moksha berkaitan dengan Imortalitas. Tapi ini pasti terlalu absurd bagi sebagian orang yang masih repot menyembuhkan luka jiwa serta kepayahan mengendalikan pikiran liar dan jahat pada dirinya sendiri.

Jalan menuju Moksha cuma satu: HENING yang berdampak pada pemurnian jiwa. Filosofi Jawa yang menjelaskan cara Moksha adalah Neng Ning Nung Nang. Apa pun bahasanya, intinya jalan Moksha itu pastilah tentang relaks, hening, terhubung pada Gusti, purifikasi, transformasi, lalu realisasi kualitas ketuhanan. 

Mari kita singkirkan segala ilusi tentang Moksha yang membuat ajaran luhur ini malah jadi tidak realistik dan tidak masuk akal. Tempuhlah jalan Moksha dengan penuh kesungguhan: HENING MENIKMATI NAFAS NATURAL DAN MERESAPI KASIH GUSTI YANG NYATA, SADAR BAHWA SEPANJANG WAKTU KITA SELALU ADA DALAM KESATUAN DENGANNYA.

 

Setyo Hajar Dewantoro
20 April 2024

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda