Skip to main content
Refleksi

MENGASAH KETERAMPILAN MEDITASI INFORMAL

16 October 2024 Ay Pieta No Comments

Ada teori dasar dalam Ajaran Spiritual Murni Setyo Hajar Dewantoro (SMSHD) yang paling membuat saya kepincut dengan ajaran ini dan menjadi pegangan dalam menjalankan latihan meditasi. Saya cermati di tempat lain, teori dasar ini hanya ada di Ajaran SMSHD. Ajaran ini isinya tidak melulu perihal pengetahuan langit saja, tapi lengkap dengan cara untuk membuktikan dan mengalami sendiri apa yang diajarkan. Teori paling mendasar seputar bagaimana sebuah laku meditasi/hening seharusnya dijalankan, di antaranya:

  1. Meditasi dapat dilakukan selama nafasnya ada
  2. Meditasi dapat dilakukan selama kita melek; tidak tidur dan tidak pingsan
  3. Meditasi adalah laku seumur hidup

Maka dari itu, praktik meditasi/hening dalam Ajaran SMSHD di Persaudaraan Matahari (PM) memang dilakukan sepanjang hari, yaitu selama melek, saat tidak tidur dan tidak pingsan. Kemudian, laku meditasi/hening ini tentu dilakukan seumur hidup. 

Selama nafas itu mengalir, maka selama itulah kesempatan bagi manusia untuk bermeditasi/hening; hidup dalam kesadaran (mindfulness), hidup yang meditatif, dan diliputi kebahagiaan sejati, tidak peduli sekusut apa pun dinamika di luar diri.

Oleh karenanya, dalam Ajaran SMSHD, jelas sekali ada yang disebut dengan Meditasi Informal atau bahasa umumnya adalah Tapa ing Rame. Jargon njawani jamdul yang sudah ada sejak zaman entah kapan, yang maknanya adalah bertapa dalam keramaian atau tetap meditatif walaupun berada di tengah keramaian. 

Dari sini sudah jelas sekali bahwa meditasi/hening tidak perlulah harus mencari tempat sunyi tanpa ada manusia dulu, tidak perlu ngumpet di gunung keramat, atau menyendiri di pedalaman hutan rimba. Kasihanilah manusia kota yang sulit sekali punya hutan rimba karena yang ada hanyalah hutan keramaian dan kebisingan.

Istilah Tapa ing Rame yang asalnya cukup jamdul ini tentu merupakan sisa peninggalan sebuah ajaran keheningan di masa lalu yang masih terbawa dan dipahami dengan banyak pengertian. Jadi, sebenarnya meditasi informal ini bukan barang baru, tapi sudah dikenal oleh para spiritualis murni pada zamannya. Tapi, lucunya di abad dengan teknologi yang katanya paling canggih ini, ternyata meditasi informal diperlakukan seperti barang yang baru ditemukan.

Dulu saya juga tidak mengerti apa yang dimaksud dengan meditasi informal, namanya juga spiritualis amatiran. Sebelum belajar Ajaran SMSHD, saya pernah iseng mencoba yang disebut silent meditation, dynamic meditation, meditasi makan, dan meditasi lain yang serupa dengan tapa brata, seperti tidak boleh pegang HP, tidak boleh ngobrol sama teman, mulut pokoknya harus diam – kalau perlu diselotip supaya lambe tidak bablas menganga ketika mendadak ada kecoa terbang di kamar. Yang saya alami, ketika mulut berhasil dibungkam, alhasil pikiran jadi keluyuran ke mana-mana, menimbang, menganalisa, menilai, menghitung waktu, membayangkan yang indah-indah supaya tidak bosan, bahkan sibuk ngobrol dengan diri sendiri, kayak wong edan.

Di fase masih newbie dalam spiritual murni, Guru SHD hanya memberikan instruksi sederhana bahwa ketika meditasi/hening saya harus bisa sadar penuh, “Kayak saya gini, lho,” ujar Guru SHD yang membuat saya melongo tak sanggup membayangkan. Ya Tuhan, apa pula itu sadar penuh, wong saya merasa sadar dan tidak tidur, tidak mabuk, tidak pingsan. 

Latihan informal yang saya lakukan mulai tahun 2019 berjalan dengan mandiri, tanpa tip, tanpa saran, tanpa arahan detail, tanpa pamomong, tanpa leader, tanpa parameter kualitas hening, tanpa alat bantu apa pun. Hanya ada saya dengan kemauan melakukan latihan yang saya catat dalam jurnal pribadi dan Guru SHD yang memberikan nasihat ringkas dengan bahasa langitannya yang sulit dipahami.

Karena saya seorang pekerja kantoran dengan rutinitas yang tidak berhenti sejak pukul 05.00 pagi sampai dengan pukul 22.00 malam, maka saya lebih banyak berlatih meditasi/hening formal sambil melek. Ketika bekerja, di shuttle bus, menunggu antrean, menunggu komuter, menunggu bus, makan siang, dan lain-lain. Latihannya tidak pernah direncana dan dipatok jamnya, dilakukan sebanyak-banyaknya mengikuti situasi yang ada saat itu. 

Kapan pun saya tidak perlu berbicara dengan manusia lain dan bisa pasang earphone, maka saya akan berlatih meditasi/hening formal. Latihan meditasi/hening memang menjadi penuh distraksi, seringkali baru 2-3 menit sudah harus stop karena ada yang mengajak bicara atau dipanggil atasan. Tapi, setelah distraksi selesai, saya akan teruskan lagi meditasinya. 

Ternyata inilah yang saat ini disebut sebagai latihan dengan kesungguhan, yaitu mengupayakan latihan sebanyak yang saya mampu, menikmati latihan tanpa keterpaksaan dan sukacita sehingga jumlah latihan meditasi/hening formal yang bercampur dengan meditasi/hening informal menjadi cukup banyak dalam sehari, setiap hari.

Latihan meditasi/hening formal yang khusyuk dan syahdu, bisa memejamkan mata minimal 30-60 menit tanpa gangguan, hanya bisa saya lakukan pada akhir minggu atau hari libur, pada saat tidak terlalu banyak kegiatan. Rutinitas latihan yang saya lakukan di fase newbie ini, apabila dijumlah, maka durasi total hariannya bisa mencapai  8-10 jam dalam sehari. Sejak keluar rumah, menunggu shuttle bus pun saya sudah memulai latihan, perjalanan ke kantor, selama bekerja, makan siang, lanjut terus sampai saatnya tiba di rumah. Bahkan saya suka colongan meditasi/hening formal di tengah rapat mingguan yang selalu bikin ngantuk dan membosankan.

Di fase newbie, belum ada parameter evaluasi bernama kualitas hening. Maka saya tidak pernah mengalami drama kejar-kejaran angka kualitas hening dan tidak pernah melakukan latihan hanya untuk mencapai sebuah angka. Yang menjadi parameter utama saat itu hanyalah kejernihan tubuh energi tanpa persentase detail seperti sekarang. Tolok ukur sederhananya adalah kalau kejernihan energi saya di bawah 100%, maka artinya saya harus segera bermeditasi/hening. Menjaga kejernihan energi menjadi salah satu motivasi bagi saya untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas meditasi/hening karena sudah merasakan betapa indahnya apabila hidup bebas dari jeratan kuasa kegelapan .

Saya suka sekali latihan dengan sistematis dan teratur, menaklukkan satu persatu rutinitas di keseharian agar bisa dilalui dengan meditatif. Contohnya ketika melatih agar mampu meditatif selama mandi, saya akan bermeditasi formal dulu dan memastikan tubuh ini jernih secara energi sebelum melangkah masuk ke kamar mandi, lalu mencoba menjaga keheningan selama mandi. Hasil latihan akan saya cek kembali untuk memastikan tidak salah pemahaman. 

Latihan seperti ini tidak akan selesai dalam 1-2 kali latihan saja kemudian langsung berhasil melewati satu sesi kegiatan dengan mulus lancar meditatif. Latihan khusus bagi kegiatan mandi akan saya lakukan terus menerus tanpa target waktu sampai suatu hari saya mampu menaklukkan satu durasi mandi dengan cukup meditatif. Jaman dulu dibuktikan dengan kejernihan tubuh energi tetap terjaga 100%.

Ada beberapa kegiatan yang saya ingat, dilakukan dalam plotting latihan dengan perhatian yang ekstra ketat, karena termasuk latihan yang paling sulit ditaklukkan. Yaitu meditasi/hening informal sambil mengendarai mobil, main piano, dan mengajar yoga. Yang tersulit dari semuanya adalah meditasi/hening informal sambil berbicara. Kegiatan ini semacam skill meditasi informal tingkat advanced yang baru saya bisa lakukan setelah kualitas meditasi informal rata-rata saya minimal 10%.

Meditasi Informal Ay Pieta

Tips penting SEBELUM melatih Meditasi Informal adalah sebagai berikut,

  1. Buang dulu ilusi MERASA SUDAH BISA meditasi/hening informal atau Topo ing Rame. Apalagi merasa tidak perlu lagi melatih meditasi formal karena MERASA sudah bisa meditasi/hening informal, inilah yang disebut dengan delulu alias delusi.
  2. Buktikan asumsimu dengan cara cek kualitas meditasi/hening formalmu kepada Leader, apabila meditasi formalmu masih ada di kualitas spaneng, maka MUSTAHIL dirimu bisa bermeditasi/hening informal. 
  3. Latihan meditasi/hening formal adalah tetap yang utama, karena tanpa kemampuan meditasi/hening formal yang baik, maka TIDAK AKAN terjadi meditasi/hening  informal yang baik.
  4. Ingat nafas belum tentu terjadi sebuah keheningan atau meditatif. Mampu mengingat nafas saja BUKAN BERARTI sudah menikmati nafasnya dalam durasi yang panjang.
  5. Pilih sikap yang tepat, yaitu berendah hati untuk cek, validasi, dan belajar untuk memahami arti umpan balik tanpa drama. Sebelum mampu memilih sikap yang tepat dalam menyikapi umpan balik maka hanya akan menjadi drama eyel-eyelan tidak bermutu yang akan mempengaruhi semua parameter evaluasimu sendiri.

Kalau sudah bersedia melakukan tip di atas, maka lanjutkan latihan meditasi/hening formal dan meditasi/hening informal dengan kesungguhan. 

Saran untuk mempermudah latihan meditasi/hening informal sebagai berikut,

  1. Buatlah plot durasi latihan sesuai nama kegiatan, misalnya membaca buku, nonton wedaran, menyapu, cuci piring, mandi, dan seterusnya.
  2. Pilihlah kegiatan yang minim interaksi dengan orang lain atau yang tidak perlu berbicara.
  3. Pilih latihan pada kegiatan rutin di keseharian yang paling dinikmati dan menimbulkan rasa rileks. Temukan aktifitas yang membuat dirimu rileks. Misalnya mandi, ngopi, nembang, menyapu, berkebun, dan seterusnya.
  4. Selanjutnya, latihlah pada kegiatan rutin yang paling dominan atau paling panjang durasinya dalam satu hari. Misalnya, bekerja depan komputer, menulis, mengendarai moda transportasi, menunggu pelanggan, menjaga toko, dan seterusnya.
  5. Catat durasi latihan Topo ing Rame (TiR)-mu, lalu cek dan validasi kualitasnya ke leader-mu
  6. Lakukan langkah-langkah tersebut sebanyak-banyaknya dalam satu hari alias dengan ketekunan. 
  7. Ketekunan (yang ada di nomor 1-6) tersebut lakukan secara konsisten setiap hari, jangan sampai on-off.

Ingat, ya. Ketika kamu on-off, maka apa pun yang pernah dicapai akan lenyap, sehingga semua bentuk pembelajaran akan ‘MULAI DARI NOL YA, KAKAK’.

Amit-amit, jangan sampai terjadi.

 

Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
14 Oktober 2024

Share:
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda