“KEJUJURAN ADALAH PINTU GERBANG MENUJU PERBAIKAN.”
Ungkapan atau quotes cantik andalan di komunitas Persaudaraan Matahari (PM) yang tersebar di berbagai wedaran, artikel dan konten sosial media pembelajaran Spiritual Murni Setyo Hajar Dewantoro (SMSHD). Quotes ini merupakan bagian dari wejangan atau tip dalam bimbingan belajar (bimbel) mata kuliah dasar kejujuran.
Belajar meditasi/hening metode SMSHD memang bukan perkara mampu duduk bersila posisi lotus sempurna selama berjam-jam tidak bergerak, tapi perkara kualitas jiwa raga yang sepadan dengan tingkat kesadaran. Kami, para pendidik di PM, selalu berupaya yang terbaik memberikan berbagai tip dan bimbel untuk membantu siapa saja yang serius belajar Ajaran SMSHD agar mampu memenuhi STANDAR LANGIT yang menjadi tolok ukur mutlak bagi keterampilan bermeditasi/hening SMSHD.
Para nahkoda nakal yang pernah saya ceritakan dalam artikel TERNYATA KONSISTEN ITU SULIT, KAPTEN, selalu punya seribu cara untuk berkelit dari arah kompas sehingga membuat kapal belak-belok dan karam demi mencapainya agenda tersembunyi. Berbagai tip dan sarana bimbel yang diberikan, bukannya diamalkan dengan kesungguhan, tetapi sering dimanipulasi kembali dengan menjalankan bagian yang dianggap paling mudah, paling ringan, minim perjuangan, dan minim pengorbanan. Berharap dengan begitu maka telah memberikan bukti kesetiaan dan konsistensi akan kepatuhan, sehingga berhak mendapatkan imbalan spesial berupa pemutihan kenakalan agar disulap simsalabim hilang tanpa perlu menjalankan resiko dan bertanggung jawab atas keputusan yang menyebabkan kapal oleng dan karam.
Memberikan bimbingan secara online, pastinya penuh dengan tantangan karena media komunikasi hanya melalui ruang chat elektronik berupa tulisan. Semua pihak merasa bebas berkreasi dan berprasangka dengan aman karena merasa tidak bisa terlihat aslinya. Sehingga kecenderungan untuk memberikan respon yang tidak otentik berupa narasi indah hasil modifikasi kalimat bijak yang dianggap sesuai ajaran menjadi lebih besar. Keterampilan dalam mengarang narasi demi imaji bodong agar mendapatkan umpan balik sesuai harapan menjadi semakin tinggi.
Godaan untuk menjadi lebih tidak jujur dan pencitraan malah semakin besar, apalagi setelah berhasil ngetes para pendidik dan merasa tidak ketahuan. Memang tidak mungkin juga PM memberikan layanan CCTV bagi setiap anggota komunitas agar terpantau laku hening hariannya. PM adalah sekolah bagi Sang Jiwa, bukan penjara.
Basis Ajaran SMSHD adalah hukum Kosmik, salah satunya adalah tentang free will yang dimiliki oleh setiap jiwa. Maka, pilihan sikap Sang Nahkoda bukanlah tanggung jawab kami. Toh, akibatnya pun akan ditanggung oleh masing-masing. Tugas kami memberikan yang terbaik sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam proses pendidikan ini, selebihnya menjadi tanggung jawab nahkoda sepenuhnya.
Ini salah satu alasan mengapa saya cocok puol dengan Ajaran SMSHD karena dalam ajaran ini parameternya tidak bisa dimanipulasi, tidak bisa disogok atau kena rayuan gombal. Perangkat CCTV dan server Semesta tidak bisa di-hack atau dibuat replika oleh AI, sehingga apa pun kenakalan nahkoda kapal yang dianggap berhasil mengelabui radar kami, akan terekam oleh CCTV semesta. Selanjutnya tinggal menunggu momen jatuh tempo (jatem) tiba untuk ngunduh wohing pakarti–nya sendiri, alias keadilan Semesta akan bekerja dengan akurat dan presisi.
Salah satu matkul bimbel yang utama dalam program pendampingan adalah latihan kejujuran. Berlaku bagi semua pihak, baik leader dan mentor yang menjadi perwakilan saya dan Guru SHD, maupun peserta pendampingan. Sebuah solusi ringan dan cantik yang sebenarnya akan mempercepat proses belajar Ajaran SMSHD. Mata kuliah yang akan membawamu kepada peningkatan kualitas meditasi/hening sehingga akan menjadi lebih cepat terampil bermeditasi/hening metode SMSHD, asalkan, syaratnya dipenuhi dan sesuai dengan standar Ajaran SMSHD, bukan standar milik sendiri.
Tapi namanya juga nahkoda nakal, sudah diberi solusi tapi masih saja terus mencari celah nakal sehingga membuat kapal belok dan muter-muter berulang kali. Sudah memutuskan untuk berani melangkah dan berjujur diri pun bukan jaminan kejujuran ini dilakukan dengan kesungguhan dan niat yang selaras. Seringkali kejujuran dilakukan hanya karena ingin segera mendapatkan imbalan sesuai harapan.
Banyak yang kemudian merasa cukup hanya melangkah dalam kejujuran saja lalu kemudian stop sampai di situ, tanpa disertai dengan niat tulus akan perbaikan yang nyata dan konsisten. Merasa cukup menggugurkan kewajiban untuk mendapatkan pujian dan imbalan yang setimpal. Sehingga akhirnya langkah kejujuran ini hanya menjadi sebuah kegiatan rutin yang menyenangkan dan membanggakan akibat hujan pujian dan jempol Guru SHD saja. Kenikmatan yang didapatkan dari penghargaan atas keberanian untuk jujur dan membuka diri ini tidak dilanjutkan dengan langkah perbaikan yang nyata dan konsisten.
Apabila digambarkan seperti quotes cantik tadi, maka nahkoda ini hanya berhenti di pintu gerbangnya saja. Kemudian tidak mau melangkah pada jalur perbaikan yang pastinya penuh perjuangan dan pengorbanan. Jalur perbaikan bisa terasa sangat memedihkan serasa penuh badai dan ombak ganas tergantung dari pilihan atas sikapmu sendiri. Bahkan, kapal berpotensi karam apabila konsisten mempertahankan penolakan dan pemberontakan.
Sebuah niat tulus untuk perbaikan tidak akan membuat situasi menjadi penuh drama dan perjalanan perbaikan tidak akan sekejam yang didramakan sendiri dalam pikiran.
Jadi, jangan berhenti di pintu gerbangnya saja dan merasa cukup di situ. Jangan merasa cukup ketika berasumsi telah menjadi manusia baik dan jujur tanpa sungguh-sungguh melanjutkan langkah perbaikan NYATA DAN KONSISTEN yang dibarengi dengan bermeditasi/hening sesuai Ajaran SMSHD. Apabila lebih senang memilih untuk ‘merasa sudah cukup’, maka bukan pemurnian jiwa yang terjadi tapi kembali terjebak dalam siklus pengendalian di tataran emosi dan psikologi saja, seperti yang saya ceritakan dalam artikel STANDAR LANGIT.
Maka silakan memilih, apakah memang benar-benar serius ingin memurnikan jiwa raga atau hanya cukup sampai pada perubahan di permukaan yang tidak berdampak permanen. Apabila memilih untuk memurnikan jiwa raga, maka tidak ada jalan lain selain lanjutkan mengarungi langkah perbaikan yang nyata dan konsisten dengan cara yang sudah diajarkan, yaitu perubahan sikap yang dibarengi dengan ketekunan bermeditasi/hening.
Jadi, sekali lagi diingatkan bahwa tekun dan konsisten merupakan bagian dari teknik meditasi/hening SMSHD, begitu pula dengan kejujuran, kesungguhan, kerendahan hati, kesungguhan dan ketulusan dalam mengikuti arah kompas yang diberikan. Bagi yang masih malas dan banyak alasan ketika diminta memberikan refleksi atau jurnal dengan kejujuran, maka bisa dipastikan sikap ini memang sepadan dengan rapor sidak LoC kolektif dan sepadan dengan caramu bermeditasi/hening di keseharian.
Parameter evaluasi Ajaran SMSHD memang akurat dan presisi. Tidak bisa dikelabui oleh senyum manis dan kalimat bijak. Maka segera mulailah melatih kejujuranmu, agar dapat membawamu menjadi ahli meditasi/hening metode SMSHD.
Lumayan lho karena secara paralel bisa sekalian melebur sisi gelap kepalsuanmu.
Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
24 Oktober 2024
Reaksi Anda: