Sebenarnya saya baru saja selesai menuliskan artikel tentang “Membangun Habit Sigma Leadership” milik Avalon – lembaga yang memberikan pelatihan kepemimpinan berbasis kesadaran murni. Setelah mereview kembali tulisan yang dibuat, kok saya terinspirasi juga untuk menuangkan refleksi yang serupa bagi Spiritual Murni Setyo Hajar Dewantoro (SMSHD).
Karena meditasi/hening SMSHD tidak lain adalah tentang membangun habit atau kebiasaan yang sehat dan konstruktif.
Meditasi/hening SMSHD pun berupa lifetime learning yang perlu dilakukan sepanjang hari dan setiap hari sampai jatah hidup berakhir. Maka dari itu membutuhkan upaya untuk membangun habit agar kegiatan bermeditasi/hening dapat menjadi sebuah habit baru yang positif dan menyehatkan jiwa raga.
Meditasi/hening SMSHD memang berbeza dengan metode mana pun karena kegiatan bermeditasi/heningnya bisa dilakukan sepanjang hari selama kita bernafas dan melek, tidak pingsan, tidak tidur. Meditasi/hening SMSHD bisa dilakukan dengan cara yang formal dan khusyuk di waktu khusus, dan bisa dilakukan sembari terus beraktivitas (tapa ing rame).
Maka dari itu perlu membangun sebuah habit meditasi/hening agar mampu secara bertahap memperbanyak durasi meditatifnya dalam satu hari dan suatu saat mencapai fase tertinggi, yaitu meditatif sepanjang hari selama melek.
Meditasi SMSHD memang memberikan manfaat puol terhadap kesehatan mental jiwa raga, satu solusi emas bagi semua permasalahan manusia yang asalnya dari organ otak. Meditasi SMSHD ini tentang mengelola atau memanajemen pikiran dan “Manajemen Diri”. Berdasarkan ilmu Manajemen Matahari, sebelum memanajemen hal lain, menjadi ahli dalam mengelola pikiran dan diri sendiri adalah modal penting bagi kesehatan mental jiwa ragamu.
Jadi, sebenarnya Ajaran SMSHD merupakan jalan pintas yang saya sebut dengan solusi emas. Karena idealnya, dengan membangun satu habit yang utama , berupa habit bermeditasi/hening metode SMSHD dan bergerak maju dalam proses pemurnian jiwa raga, maka seluruh isu psikologis dan biologis akan terlampaui dengan sendirinya.
Tetapi, kondisi di lapangan memang tidak seindah yang dibayangkan. Solusi emas ini terlalu dramatis bagi yang masih berkutat dalam minimnya self-awareness. Boro-boro memasuki fase berkesadaran (mindfulness) apalagi kesadaran murni (pure consciousness), self-awareness-nya saja belum tercipta. Maka sebagai langkah yang solutif, PM pun akhirnya memberikan solusi ringan bagi peningkatan kewaspadaan diri (self-awareness) melalui beragam tip psikologis dan biologis.
Membangun habit tidak lain adalah tentang latihan berdisiplin dan menjaganya dalam komitmen dan konsistensi.
Dimulai hal paling kecil seperti menciptakan rutinitas yang sehat dan positif dalam satu hari. Kemudian latihan berdisiplin diri secara konsisten untuk berkomitmen melaksanakan rutinitas positif tersebut. Latihan yang tampak sederhana ini tentu akan berdampak langsung terhadap kecerdasan dan kesehatan jiwa raga maupun kesehatan mental dan emosi.
Latihan disiplin dalam rutinitas bermeditasi/hening metode SMSHD akan berdampak kepada kesehatan fungsi otak karena meningkatnya neuroplastisitas yang memperbaiki ketahanan kinerja otak, ketajaman memori, dan kemampuan kecerdasan.
Fungsi otak yang diberikan stimulus sehat dan positif secara konsisten akan merekam pola/program dan membentuk pola nalar (mental model) yang lebih selaras dan berdampak kepada kesehatan mental, jiwa dan raga.
Melatih disiplin seringkali membuat diri kelelahan, burnout, dan frustasi apabila hanya mengandalkan tekad (will power) dengan basis sisi gelap, ketakutan, ambisi, kompetisi, obsesi, kemarahan, kekecewaan, atau varian lainnya. Membangun sebuah habit bukan tentang membangun kekuatan untuk mengontrol diri dalam disiplin yang dipaksakan seperti pekerja paksa yang menimbulkan penderitaan baru.
Dalam membangun sebuah habit membutuhkan sebuah penghayatan berupa pemahaman dan kesadaran yang menjadi basis kekuatan tekad (will power) dalam berdisiplin. Dengan membangun habit bermeditasi/hening metode SMSHD dan bergerak maju dalam proses pemurnian jiwa, maka ruang kesadaran baru yang lebih sehat akan terbuka.
Ruang kesadaran baru yang terlepas dari distorsi sisi gelap akan memberikan dampak terhadap tekad (will power) yang selaras dan memberikan motivasi kuat dalam menjalankan apa pun kegiatan atau pekerjaan di keseharian.
Membangun habit bermeditasi/hening metode SMSHD membutuhkan kesabaran dan sebaiknya tidak memaksakan habit baru dengan cara yang ekstrem. Memulai rutinitas kecil dan sederhana yang dihayati dan dinikmati dengan sukacita akan lebih berdampak pada pembentukan habit ketimbang memaksakan sebuah disiplin yang ekstrem, seperti romusha yang mengandalkan rasa takut dan hasrat egoistik.
Akibatnya malah menciptakan mental model robotik, kesulitan menemukan hal yang bisa disyukuri dan sulit menikmati pekerjaan yang dilakukan. Pengabaian atas pencapaian hal sederhana yang terjadi di keseharian, sudah pasti membuat kewaspadaan diri pun menghilang alias budeg akan hal-hal yang bisa disyukuri.
Membangun habit bermeditasi/hening metode SMSHD seringkali dianggap sebagai hal recehan dan tidak penting karena dianggap tidak memberikan hasil instan yang sesuai harapan yang egoistik. Distorsi sisi gelap dan hasrat egoistik yang mencengkeram sehingga pola nalar menjadi kurang ‘sehat’ merupakan penyebab minimnya motivasi untuk berlatih dan berdisiplin dengan konsisten.
Maka, bagi yang masih saja kesulitan memulai rutinitas meditasi/hening SMSHD, diperlukan langkah tegas ala Wamil (Wajib Militer) untuk membuang habit atau kebiasaan yang tidak sehat dan tidak konstruktif bagi kesehatan mental jiwa ragamu.
Apabila secara kognitif sudah tahu bahwa kemalasan dan menunda adalah habit yang tidak selaras, maka ambil sikap tegas untuk tidak malas dan tidak menunda. Apabila secara teori sudah tau berprasangka buruk menyebabkan dosa, maka ambil sikap tegas untuk menghentikan prasangka buruk. Sembari tetap dibarengi dengan meditasi/hening SMSHD walaupun masih dalam keadaan ‘terpaksa’ melakukan karena dianggap sebagai sebuah keharusan.
Meditasi pemurnian jiwa SMSHD memang bukan hal yang mudah untuk dipelajari, tetapi bukan hil yang mustahal apabila mau berendah hati melaksanakan arahan yang diberikan dengan kesungguhan dan penghayatan.
Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
19 Januari 2025
Reaksi Anda: