
Sudah pada tahu belum apa tujuan luhur belajar ‘Seni Hidup Berkesadaran SHD’?
Banyak juga yang salah kaprah bergabung belajar bersama ‘Sekolah Kehidupan Persaudaraan Matahari’ hanya untuk memenuhi agenda personal yang materialistik saja, sehingga berakhir dengan drama kekecewaan dan caci maki. Propaganda black campaign dengan tajuk ‘Kamu Dapat Apa’ mencerminkan isi kepala yang isinya hanya agenda egoistik dan materialistik.
Padahal di setiap wedaran dan materi pelajaran ‘Sekolah Kehidupan Persaudaraan Matahari’ sudah dijelaskan dengan sangat gamblang bahwa ‘Seni Hidup Berkesadaran SHD’ tidak jualan pesugihan. Kami tidak menawarkan uang, pekerjaan, pasangan, jasa pukpuk manja, tidak menawarkan tempat pelarian dan berbagai tujuan egoistik lainnya. Kami menawarkan cara hidup yang berkesadaran, menawarkan ‘Makna Hidup’ dan kualitas hidup yang lebih sehat.
‘Raison d’etre’ belajar berkesadaran tentu untuk menjadi manusia dengan versi terbaik sesuai ‘Rancangan Agung’.
Versi terbaik yang bisa dicapai oleh setiap manusia, bentuknya pasti berbeda satu sama lain, sesuai dengan rajutan karma dan pilihan sikap yang ditentukan semasa hidup. Setiap jiwa memang sudah ada jatah perannya masing-masing dalam kehidupan, tetapi selalu punya kesempatan untuk mengembangkan setinggi yang bisa diupayakan, sesuai dengan kapasitas yang dimiliki. Bahkan, sebuah jatah peran bisa berkembang berkali-kali lipat di luar nurul, apabila matematika Hukum Semesta mengkalkulasi bahwa seseorang telah siap mengemban peran lebih banyak atau lebih besar. Perjalanan menjadi versi terbaik diri tidak bisa diperbandingkan dan bukan ajang kompetisi. Setiap individu sudah punya lokasi penempatan yang tepat, sesuai kebutuhan manpower pada layout grand blue print milik Semesta.
Dulu saya juga selalu bingung kalau ditanya tentang versi terbaik apalagi Rancangan Agung – weleh apa tuh, nggak mudeng. Tujuan hidup hanya sebatas memenuhi standar yang dibangun oleh keluarga dan masyarakat – agar diakui dan divalidasi pantas jadi manusia. Setelah menjadi praktisi meditasi/hening yang membuka kesadaran, akhirnya kesadaran saya beneran bangun dan terbuka, bahwa di setiap nano detik manusia bernafas, di setiap momen hidup, kita bisa menjadi versi terbaik dengan berupaya yang terbaik menikmati ‘Present Moment’. Yaitu, dengan menyadari dan bersyukur atas anugerah hidup serta melakukan usaha terbaik yang kita mampu untuk membangun peradaban.
Membangun peradaban bukan berarti harus membangun candi atau menjadi penguasa ekonomi dunia, tetapi bisa dilakukan dengan cara menjaga ‘medan energi’ diri agar selalu jernih dan selaras, sehingga mampu ‘menari dengan irama Semesta’.
Misalnya, kalau sedang minum teh, lakukan minum teh yang terbaik yang kita mampu dengan menikmati rasa teh dengan totalitas dan bersyukur dengan setulusnya karena masih bisa minum teh. Kalau minum teh sambil memikirkan utang, berkhayal akan agenda egoistik, mengingat masa lalu, khawatir akan masa depan, dan memikirkan cuan apa saja yang bisa didapatkan dari Sekolah Kehidupan Persaudaraan Matahari, maka jelas tidak menjaga medan energi diri, dan tidak berkontribusi membangun peradaban.

Walaupun sudah ada peta besar blue print Rancangan Agung, proses penyingkapan versi terbaik ini ternyata berjalan setahap demi setahap, sepadan dengan laju pertumbuhan kesadaran, sepadan dengan proses kesadaran semakin jernih. Semakin jernih lapisan kesadaran, maka kesadaran semakin bertumbuh, mental, emosi, jiwa dan raga semakin sehat dan “excellent fit to work” untuk mengemban peran, mengisi posisi “vacant” dalam grand blue print Semesta.
Contohnya, kalau saya tidak menjadi praktisi meditasi/hening yang ‘menjernihkan kesadaran’, mungkin versi terbaik saya hanya akan mentok menjadi technical document controller atau instruktur yoga. Tidak pernah terbayangkan akan menjadi bagian dari lembaga start up dan pendidik yang memperjuangkan pembangunan karakter manusia dan kesadaran kolektif. Dan senyatanya peran-peran grande tersebut bermunculan sejalan dengan pertumbuhan kesadaran, paralel dengan melengkapi keterampilan teknis dan manajerial melalui pelatihan ‘Sigma Leadership’ di ‘The Avalon Consulting’.
Saya percaya penuh dengan teori ‘Seni Hidup Berkesadaran SHD’ yang menjabarkan bagaimana Hukum Semesta bekerja dengan adil dan presisi. Bahwa setiap jiwa, yang hidup dalam wadah bernama manusia, dirancang untuk mencapai versi terbaiknya sesuai Rancangan Agung. Setiap jiwa dibekali benih Ilahi untuk dipupuk, disiram, ditumbuhkembangkan, dilatih, dididik, dan diproses pasteurisasi agar berevolusi bertumbuh menjadi karakter luhur dengan kualitas kejernihan terbaik.
Masalahnya berevolusi menjadi versi terbaik dan lebih spesifik adalah menjadi yang sesuai dengan Rancangan Agung, yang seringkali tidak sama dengan apa yang dibayangkan dan diharapkan oleh kerangka berpikir yang masih penuh ‘Mental Block’ dan ‘Sisi Gelap (shadows/darkside)’.
‘Seni Hidup Berkesadaran SHD’ menyediakan ilmu yang memungkinkan siapa pun mencapai versi terbaik. Standar parameter dengan rentang yang sangat pajang, merupakan bukti bahwa ruang belajar dan bertumbuh adalah sama seperti semesta yang tanpa batas. Tetapi, terkait mau mencapai anak tangga pencapaian yang mana – semua kembali lagi ke diri masing-masing, karena merupakan ‘pilihan bebas’. Menjadi versi terbaik bisa dipilih sesuai preferensi ‘zona nyamannya’ masing-masing, sesuai dengan tingkat evolusi jiwa masing-masing. Makanya, di Sekolah Kehidupan Persaudaraan Matahari selalu memastikan seperti apa versi terbaik diri memang sudah dilandasi oleh kejernihan kesadaran (inner clarity) atau belum. Memastikan agar tidak hanya mentok sebatas mental block–mu sendiri. Memastikan tidak hanya sebatas hasrat egoistik yang selalu ingin cari cuan materialistik.
Yang pasti, ‘Seni Hidup Berkesadaran SHD’ adalah proses belajar seumur hidup (lifetime learning).
Manfaat dari peningkatan kesadaran atau pertumbuhan diri (self-growth) tidak akan langgeng apabila hanya diraih di satu saat saja, hasil boosting energi SHD pula. Maka, untuk memastikan versi terbaikmu sesuai dengan Rancangan Agung dan mengisi posisi yang tepat dalam peta biru Semesta, jaga dulu kejernihan kesadaran agar stabil setiap saat, setiap hari, sampai waktunya pindah dimensi.
“Inner clarity brings the best version of humankind and civilization.” ~ The Art of Conscious Living
Ay Pieta
Pembimbing dan Direktur Persaudaraan Matahari
31 Oktober 2025
Reaksi Anda:














