Jiwa bertumbuh dengan menjadi makin murni, makin terhubung selaras dengan Diri Sejati, dan diliputi karakter ilahiah; penuh kasih, bahagia, damai, bijaksana, penuh data, indah, agung. Pertumbuhan ini terjadi saat seseorang tekun menyelami keheningan dan bisa belajar dari setiap peristiwa hidup. Dalam keheningan memang mengalir mahadaya yang memurnikan jiwa –mahadaya itu menyelaraskan pikiran, emosi, juga semua lapisan tubuh yang membungkus jiwa. Sementara itu, peristiwa hidup berupa kejatuhan dan kebangkitan, menyediakan pembelajaran berharga bagi setiap diri. Mereka yang mau dan bisa memetik pembelajaran ini niscaya bertumbuh melalui peningkatan kesadaran.
Lalu, bisakah pertumbuhan jiwa ini diakselerasi atau dipercepat? Tentu saja bisa. Namun uniknya, proses akselerasi hanya terjadi pada mereka yang tidak ambisius dan tidak obsesif. Keberhasilan dalam laku spiritual kuncinya justru kemurnian niat, serta konsistensi dalam menikmati setiap proses, yang dibarengi penerimaan total atas segenap pencapaian diri tanpa pembandingan dengan orang lain.
Siapa pun yang menjalani laku spiritual dengan tepat dalam ketulusan yang paripurna, niscaya menemukan momentum akselerasi yang seringkali tak terduga. Saat Anda betul-betul menikmati setiap langkah perjalanan, seringkali ada pertolongan tak terduga yang mempercepat proses.
Keberadaan seorang Guru atau Pembimbing Spiritual yang terus bertumbuh dan telah mencapai pencerahan, tentu saja juga berperan dalam proses akselerasi pertumbuhan jiwa. Ini semua sebenarnya terkait dengan energi. Mereka yang bergerak akseleratif, pada praktiknya memang hanya bisa melakukan itu saat ada energi tambahan, saat ada booster. Maka, jika Anda memang punya Guru atau Pembimbing Spiritual yang tercerahkan, berjalan dalam asuhan dan dukungannya, jelas merupakan anugerah. Momen pertemuan dengan Sang Guru pasti juga menjadi momen akselerasi.
Saudara dan saudari yang saya kasihi, teruslah bertumbuh melalui kesetiaan dan ketekunan menyelami keheningan. Saya memberkati Anda semua, dan selalu membantu dengan limpahan energi kasih yang paling murni.
Setyo Hajar Dewantoro
Reaksi Anda: