Banyak orang yang menganggap bahwa belajar spiritual itu duduk diam, meditasi atau melakukan ritual tertentu, lalu cukup dengan pengalaman metafisika atau supranatural. Pengalaman itu tidak susah. Misalnya, tiba-tiba bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dijangkau panca indera, bisa mendengar bisikan, atau bisa merasakan sensasi energi tertentu. Maka, selesai sudah, tujuan spiritual tercapai. Tapi, ternyata tidak seperti itu tujuan spiritual.
Tujuan spiritual yang sesungguhnya adalah membuat Anda kembali kepada kemurnian jiwa. Dan, memahami spiritualitas dalam pengertian ini jelas bukan hal yang mudah.
Secara statistik, jumlah yang kesambet dan intensitas kesambet meningkat drastis. Repotnya sebagian yang kesambet itu tidak sadar bahwa dirinya kesambet. Fenomena kesambet yang paling umum terjadi adalah merasa tertuntun oleh Diri Sejati, merasa mendapatkan bisikan tentang kebenaran. Padahal munculnya dari demit sejati, bukan dari Diri Sejati. Ini sangat halus sehingga tidak bisa dirasakan. Kalau diteruskan, resikonya Anda akan keblasuk karena mengikuti tuntunan yang palsu, terlihat baik tapi membawa pada kecelakaan.
Fenomena lain yang banyak terjadi adalah pikiran menjadi sangat liar, ada banyak prasangka, banyak ilusi yang dipegang teguh. Ada juga yang kaitannya dengan tidak punya gairah hidup, malas, lemas. Ada yang emosinya menjadi tidak karuan, penuh gejolak, ingin marah dan ngamuk tidak jelas. Padahal yang terjadi di sekitar itu tidak banyak berubah dengan masa-masa sebelumnya. Dan, ada juga fenomenanya sampai ke ranah fisik yang membuat fisik sakit dan ekstremnya nyaris meninggal dunia.
Fenomena intensitas dan kuantitas orang kesambet tersebut bisa terjadi karena dipengaruhi oleh tiga faktor berikut,
1. Tantangan Eksternal
Tantangan yang dihadapi saat ini jauh lebih berat dari masa yang lampau. Kualitas Dark Force (DF) yang mengganggu jelas berbeda antara yang mengganggu sekarang dan yang mengganggu setahun/dua tahun lalu. Mengapa berbeda? Saya sebagai pembimbing Anda terus bertumbuh dan membuka lapisan-lapisan kesadaran baru yang selalu ada realitas Yin dan Yang. Saya juga semakin banyak terhubung dengan jiwa-jiwa Agung yang kuna dan yang menjadi antitesis terbuka. Koleksi DF yang kita kenal semakin bertambah. Itulah yang membuat tantangan Anda semakin berat. Tetapi, Anda tidak fair jika menyalahkan situasi ini. Ada faktor lain yang mempengaruhi fenomena kuantitas dan intensitas kesambet semakin banyak.
2. Sisi Gelap
Banyak di antara Anda memiliki sisi gelap yang belum tertuntaskan. Sisi gelap itu ada di layer kesadaran yang dalam, seperti di subconscious mind dan unconscious mind, dan sekarang muncul ke permukaan. Dulu belum muncul karena tersembunyi, hanya menjadi sesuatu yang laten. Sekarang sisi gelap tersebut teraktualisasi. Yang dulunya diam-diam kemelinti (sombong), sekarang semakin jelas. Yang dulu ambisiusnya halus, sekarang jadi wow, luar biasa.
Akarnya ada pada diri Anda sendiri yang secara hukum Kosmik menarik DF yang satu vibrasi. Jika Anda masih punya sikap licik dan kecenderungan manipulatif yang ada dalam diri Anda dan belum terbereskan, pasti Anda menarik DF semacam siluman ular. Jika Anda belagu, Anda bisa menarik DF dengan karakter yang dominan ada dalam diri Anda, seperti siluman macan, iblis, dan lainnya. Jika Anda kesambet, lalu dibereskan, tapi Anda kembali kesambet, maka Anda harus instrospeksi diri: berarti ada sisi gelap yang belum terbereskan.
3. Tidak Hening
Sudah tahu tantangannya semakin berat, Anda tidak meningkatkan intensitas keheningan. Diam nutup mata, tapi ngelamun? Ndengerin audio, tapi spanneng? Bagaimana kualitas hening Anda?
Ketidakheningan secara sungguh-sungguh itu menciptakan celah bagi DF yang memang sedang semangat mengganggu orang-orang yang belajar keheningan. Inilah tiga faktor yang meningkatkan intensitas dan kuantitas kesambet. Padahal Anda semua rajin meditasi.
Karena itulah kita harus menemukan solusi. Solusi ini tidak akan bisa terjadi kalau Anda tidak mengambil tanggung jawab. Semuanya tidak bisa diselesaikan oleh saya dan tim. Saya dan tim secara power semakin kuat, dan sebetulnya DF sekuat apa pun bisa terkelola dan terkendali. Tetapi, Semesta punya hukum yang tidak bisa kita langgar. Kalau demitnya Anda tarik sendiri, maka saya tidak bisa membantu semena-mena. Meski Anda tidak pernah ndukun atau memanggil demit, tapi watak Anda sendiri yang memanggil demit.
Yang harus dilakukan adalah betul-betul membereskan sisi gelap (shadow) di dalam diri Anda. Jika Anda punya luka batin, maka segera bereskan. Luka batin Anda nanti akan menciptakan keangkaramurkaan. Contoh, di masa lalu Anda banyak mendapatkan pembulian atau penghinaan dari orang lain. Secara natural, dengan pengalaman hidupnya, seseorang akan rendah diri, merasa diri tidak berharga. Pada waktunya akan muncul perilaku ekstrem yang berkebalikan. Orang rendah diri cenderung akan kemelinti/sombong/jumawa sehingga secara otomatis ia menciptakan satu penarik untuk DF yang sevibrasi dengan watak itu.
Wedaran oleh Setyo Hajar Dewantoro
Kajian Yogyakarta, 21 September 2021
Reaksi Anda: