Skip to main content
17 AgustusBhinneka Tunggal IkaNusantaraPancasila

Tentang Kemerdekaan Jiwa Dalam Peringatan ke-74 Tahun NKRI

17 August 2019 Setyo Hajar Dewantoro No Comments

MERDEKAKAN JIWAMU,
SETIALAH PADA DIRI SEJATIMU,
BERBAHAGIALAH

Anak-anakKu yang Aku kasihi
Ingatlah kalian sudah merdeka

Merdekakan Jiwamu
Setialah pada Diri Sejatimu
Hidup merdeka itu sungguh membahagiakan

Kebahagiaan bersumber dari dalam dirimu, dari pusat hatimu

Bahagia sejati itu
bukan karena kita menerima kasih
Bahagia sejati itu
karena kita bisa memberikan kasih

SANAT KUMARA
17 Agustus 2019

 


 

Audio Wedaran Khusus Tentang Kemerdekaan Jiwa
Dalam Peringatan 74 Tahun Kemerdekaan NKRI

 

 

Saudara dan Saudari yang saya kasihi,

Bertepatan dengan peringatan 74 tahun kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia perkenankan saya menyampaikan satu wedaran khusus.

Pertama, saya hendak menegaskan bahwa mencintai tanah air, hidup dengan sebuah semangat berbakti kepada satu bangsa, kepada satu negara, itu adalah bagian dari sebuah ekspresi kesadaran spiritual.

Adalah benar bahwa sebagai satu jiwa pada tingkat esensialnya kita tidak terikat oleh satu identitas apapun. Jiwa sesungguhnya tidak punya kebangsaan, etnisitas, ataupun agama; tetapi di dalam kehidupan ragawi kita pada saat ini kita tidak bisa mengelak menjadi bagian dari sebuah bangsa. Dan sebagai buah dari perjalanan kita yang panjang pada kehidupan kali ini, saya dan Anda, ditempatkan untuk menjadi bagian dari Bangsa Indonesia.

Kita menjadi warga negara Indonesia. Ini sejatinya adalah bagian pembelajaran sang jiwa yang dipilih oleh jiwa berdasarkan pencapaiannya di kehidupan lampau. Maka, Saudara dan Saudara yang saya kasihi, kita bersama-sama temukan makna mengapa kita pada saat ini hidup sebagai bagian Bangsa Indonesia, hidup sebagai warga negara Indonesia. Keadaan ini adalah keadaan yang paling sesuai dengan perjalanan jiwa kita untuk mencapai misi jiwa itu sendiri yaitu mencapai kesempurnaan.

Jika kita berbicara tentang kemerdekaan pada konteks sebuah bangsa, maka sesungguhnya dasarnya adalah bagaimana kita bisa merdeka sebagai individu. Tidak ada gunanya jika kita menyatakan kemerdekaan sebagai sebuah bangsa tetapi sebagai individu kita tetap dalam keadaan tidak merdeka atau terjajah.

Individu yang tidak merdeka atau terjajah adalah siapapun juga yang pikirannya terbelenggu oleh hal-hal yang membuat jiwanya kerdil. Ketika pikiran kita diisi oleh hal-hal yang membuat jiwa kita menjadi takut, khawatir, tidak bisa menunjukkan ekspresinya yang sebebas-bebasnya dalam rangka mencapai kesempurnaan jiwa maka itulah pertanda bahwa kita belum merdeka sesungguhnya. Kemerdekaan yang paling esensial adalah bagaimana kita melepaskan diri dari segala hal yang membuat jiwa kita menjadi kerdil, membuat jiwa kita menjadi penuh duka, membuat jiwa kita tidak bisa mencapai misi agung dari kelahiran di Bumi ini.

Saudara dan Saudari yang saya kasihi,

Kemerdekaan yang esensial bagi diri kita adalah saat kita bisa sepenuhnya merealisasikan rancangan agung, saat kita dengan kesadaran penuh bisa menjalankan misi agung kita sebagai satu jiwa. Merdeka adalah ketika kita bebas dari segala ketakutan, dari segala kekhawatiran, dari segala keterbatasan yang dibuat oleh pikiran kita sendiri. Menjadi jiwa merdeka adalah menyatu dengan Sang Kehidupan itu sendiri. Kita bergerak mengikuti irama semesta dalam tuntunan dari sang Guru Sejati. Kita bertindak, berkata, berpikir sesuai dengan apa yang sepantasnya dalam kerangka kerja penyempurnaan jiwa.

Saudara dan Saudari yang saya kasihi,
Maka, jadikan momen ini sebagai momen untuk merenungi:
Sudahkah kita mencapai kemerdekaan jiwa?
Sudahkah kita terbebas dari segala akar duka dan derita?
Sudahkah kita bebas dari segala bentuk prasangka yang membuat kita kehilangan suasana surgawi di batin kita?

Silahkan, hari ini dijadikan momentum untuk kembali kepada keheningan. Tidak ada orang yang bisa berbahagia jika memelihara ambisi; ambisi yang egoistik tentunya. Tidak ada ada orang yang bisa menemukan kehidupan surgawi jika di dalam dirinya ada keirianhati atau keirihatian.

Orang yang berbahagia adalah orang yang tertuntun oleh Guru Sejatinya. Bahagia jika melihat kebahagiaan orang lain, tau dimana posisi dan peran dirinya, tidak perlu berebut dengan siapapun. Tidak ada kompetisi, yang ada hanyalah kolaborasi. Mereka yang berkesadaran Ketuhanan yang sesungguhnya – ada di dalam keheningan sepanjang waktu – terus menerus terbimbing hingga tidak ada ruang bagi segala bentuk asumsi dan prangka di dalam pikirannya, yang membuat dirinya gelisah, tidak semangat, tidak nyaman; yang ada hanyalah kesadaran murni yang terus menerus terekspresikan dalam tindakan yang produktif dan konstruktif.

Saudara dan Saudari yang saya kasihi,

Semua ini hanya kita bisa dapatkan manakala kita tekun menjalani keheningan. Maka, buatlah jiwa Anda merdeka. Merdeka dari segala hal yang membuat jiwa ini menjadi kerdil dan tidak menemukan kebahagiaan sejati. Kembali kepada jalan keheningan, dituntun oleh diri sejati, bergerak mengalir bersama irama semesta di dalam kesukacitaan sejati yang muncul mengalir dari pusat hati. Hargai hidup ini yang penuh dengan anugerah, setiap saatnya. Dalam setiap tarikan dan hembusan napas, rasakan dan sadari kasih yang murni. Betapa setiap detik kita sangat berharga. Ini adalah momen kita untuk merayakan kehidupan yang penuh keindahan dan keagungan.

Hanya di dalam keheningan kita bisa setiap saat menemukan api kehidupan sesungguhnya, menemukan satu semangat kehidupan yang membara untuk membangun kehidupan terbaik yang memang kita bisa jalani.

Saudara dan Saudari yang saya kasihi,

Jadilah jiwa merdeka maka bangsa ini pasti menjadi bangsa yang merdeka.

Sekali lagi, merdekakan diri Anda dari segala bentuk emosi yang destruktif, dari segala iri hati, dari segala semangat bersaing yang tidak konstruktif, dari segala rasa yang membuat Anda tidak menjadi jiwa yang agung.

Bangkit jiwa-jiwa yang agung, kembangkan kasih yang murni. Tebarkan selalu kebahagiaan. Tebarkan semangat untuk membangun bangsa dan peradaban ini menjadi semakin indah.

Selaras semuanya. Merdeka semua jiwa. Berbahagia semua jiwa.

Rahayu.

Baca Juga: Kembali Menghayati Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Bangsa Indonesia

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda