Hari ini, 16 Maret 2022, saya menuntaskan satu fase dalam perjalanan spiritual. Sejak mulai tertarik pada jalan spiritual, saya mulai mengerti tentang relaksasi dengan menikmati nafas dan terhubung kepada Diri Sejati pada 2014. Saya tuntas mempurifikasi lapisan conscious mind dan subconscious mind di ujung 2018. 2019 menjadi momen transformasi termasuk mengalami kebangkitan Kundalini, yang berlanjut pada penuntasan pemurnian diri di lapisan unconscious mind. Tahun 2020 yang penuh kejadian tak terduga menjadi momen saya menghayati dan mengalami realitas The Headless Buddha.
Hari ini saya mengalami penyempurnaan kesatuan dengan 13 jiwa agung/realitas ilahi. Proses yang terakhir saya mengalami sepenuhnya kesatuan dengan keberadaan yang saya sebut sebagai The King of Golden Universe. Atas dasar inilah, saya menghaturkan terima kasih tak terhingga kepada Sang Sumber Hidup dan semua keberadaan yang mendukung proses ini. Momen hari ini menjadi penggenap proses pembangunan fondasi dan tonggak yang memastikan hari esok, 17 Maret 2022, menjadi titik awal dari zaman emas.
Selaras dengan itu, saya perlu merumuskan 10 pokok ajaran yang dijalankan di Persaudaraan Matahari. Ini ringkasan dari semua yang saya wedarkan dan saya tuliskan.
10 Ajaran Pokok Persaudaraan Matahari
- Setiap jiwa berasal dari realitas kekosongan absolut, esensinya adalah kesadaran murni; semua jiwa punya benih keilahian tapi punya free will untuk menumbuhkan keilahian itu atau justru mematikannya.
- Free will itu nyata, batasannya adalah kapasitas yang dibentuk dari karma masa lalu, koridornya adalah the law of universe. Tuhan menuntun setiap manusia, tapi manusia sendiri yang menentukan nasibnya. Manusia memetik buah pikiran, emosi dan tindakannya sendiri.
- Nasib bahagia dan menderita, surga dan neraka, adalah realitas dualitas yang nyata, yang terbentuk dari kesadaran dan kualitas jiwa manusia, ditarik oleh medan energi yang melingkupi setiap manusia.
- Setiap jiwa pasti menginginkan kebahagiaan yang sejati, tapi ego sering memburu kesenangan yang membawa pada derita. Hanya dengan hening menyadari nafas dan menyadari keterhubungan dengan Diri Sejati, bahagia yang sejati bisa dialami, dan semakin memuncak saat jiwa semakin murni.
- Hidup di Bumi adalah kesempatan istimewa bagi setiap jiwa untuk bertumbuh, bertransformasi, mencapai kesempurnaan. Pencapaian hal ini sepenuhnya tergantung pada upaya manusia.
- Kematian adalah gerbang kehidupan baru bagi Sang Jiwa; nasib di kehidupan sepenuhnya tergantung pada tingkat kemurnian jiwa.
- Penyebab manusia terjerat dalam roda samsara dalam kehidupan di Bumi maupun setelah kematian adalah adanya lima faktor pengeruh jiwa: luka jiwa, watak angkara, ilusi, jejak dosa, dan jeratan dark force.
- Hening yang tekun, dengan cara yang benar, baik secara formal maupun informal, memastikan tercapainya purifikasi, transformasi dan realisasi kualitas ketuhanan yang menandai pencapaian kesempurnaan sebagai jiwa dan manusia.
- Ilusi yang harus disirnakan bisa diproduksi oleh prasangka sendiri, institusi agama, institusi adat, termasuk juga oleh pemikir spiritual yang belum tercerahkan. Kemelekatan pada konsep yang ilusif mencakup dogma agama dan moralitas harus dibereskan. Jalan keheningan memastikan manusia menjadi merdeka dari segala ilusi.
- Selalu datang pembaharu, pemandu agung, atau juru selamat, yang ajarannya sederhana tapi sulit dipahami kebanyakan manusia yang kadung ruwet pikirannya, dan tidak disukai banyak orang karena mengusik ego. Mereka ini mengalami nasib sama, dianggap sesat, amoral, padahal dia menjadi teladan sempurna dari cara hidup natural yang selaras dengan law of universe.
Siapa pun yang mengerti 10 pokok ajaran ini dan menjalankannya, pasti SELAMAT, PASTI BAHAGIA SEJATI, tak peduli apa labelnya, tak peduli menjadi anggota Persaudaraan Matahari atau tidak.
Penting:
10 ajaran pokok itu teringkas dalam 1 sikap: “SETIA TOTAL PADA TUNTUNAN DIRI SEJATI/TUHAN”
Setyo Hajar Dewantoro
Reaksi Anda: