Skip to main content
Pijar KesadaranSpiritual

Cara Menikmati Hidup

24 December 2021 Persaudaraan Matahari No Comments

Bagaimana cara mempraktikkan kesadaran dan nilai-nilai spiritual dalam keseharian?

Jangan pernah meninggalkan keheningan dengan alasan apa pun. Ada pelajaran yang berharga dari pengalaman pembelajar keheningan yang beberapa hari lalu berjumpa dengan saya di Kuningan. Saya takjub karena ternyata ada orang yang untuk menikmati momen itu susah sekali, menikmati nafas susah, menikmati sehat juga susah. Pokoknya segala hal itu dianggap ya sudah, biasa aja, bukan sebagai sesuatu yang berharga karena saking biasanya hal-hal itu. Mereka yang telah belajar spiritual itu seyogyanya mengerti dengan betul-betul bahwa sepanjang waktu itu kita dilimpahi dengan anugerah yang nyata. Dan, latihan keheningan membuat kita bisa mengerti dan merasakan dengan nyata segala anugerah ini. 

 

Praktik Meditatif

Pada akhirnya Pak Agus bisa merasakan keindahan dari hal-hal yang sederhana itu ketika mulai mempraktikkan minum jeruk panas. Ini hal yang sederhana, semua orang bisa melakukannya. Tetapi, untuk bisa menikmati momen ini, itu pilihan Anda. Anda yang harus memilih untuk bisa menikmati ini. Bisa menikmati itu berarti Anda menjalankan keheningan. Untuk bisa menikmati ini, Anda harus  membawa perhatian Anda kepada apa yang sedang Anda lakukan. Kalau sedang minum teh manis, ya pikirannya dibawa untuk memperhatikan tindakan kita sehingga kita bisa merasakannya. Jadi begini, kalau kita bersentuhan dengan minuman ini lewat lidah kita, lidah kita banyak perangkat sensoriknya, banyak saraf perasa, otomatis dia akan merasakan dengan nyata apa pun rasa alami dari yang kita minum ini. Tetapi, kita tidak akan merasakan itu, kalau saat minum pikiran kita melayang ke sana ke mari, tidak memberikan perhatian. Dengan memberi perhatian  kita bisa merasakan dengan penuh, dengan merasakan itu kita tahu bahwa itu adalah anugerah, dengan itu kita tahu bahwa itulah manifestasi dari kasih Tuhan. Tuhan mengasihi Anda lewat hal-hal yang sederhana. Nah makanya kalau kita bisa menikmati ini, kita bisa berterimakasih, “Maturnuwun Gusti, Terimakasih Tuhan.”

Kalau kita sudah bisa melakukan hal tersebut, menikmati momen ketika kita minum teh manis atau kopi atau hal apa pun juga sampai pada titik kita bisa berterima kasih. Kita lakukan juga saat kita bernafas. Kalau nggak bisa  bernapas ‘kan susah, pilek aja ‘kan susah. Bisa bernafas itu sebetulnya adalah anugerah yang berharga. Napasnya nggak usah diatur-atur, biarkan sebagaimana adanya. Kita cuma membawa pikiran memperhatikan, di samping kita bisa merasakan itu. 

Bernapas itu kita menghirup udara, di dalam udara ada oksigen, lewat hidung masuk ke tenggorokan, terus ke paru-paru, nanti dia keluar lagi. Di sepanjang hidung sampai tenggorokan sampai ke dalam sini itu ada perangkat sensorik, ada saraf-saraf perasa. Kalau kita tidak memberi perhatian kepada aktivitas itu, kita tidak bisa merasakan. Tapi, kalau kita memberi perhatian, maka yang dirasakan oleh badan itu dimengerti oleh otak. Itulah artinya kita bisa merasakan. 

 

Menikmati Keindahan Hidup

Momen seperti ini dalam sehari itu banyak. Segala momen itu sebetulnya adalah kesempatan berharga kita untuk menyadari bahwa selalu ada kasih murni yang dilimpahkan kepada kita. Saya contohkan kepada Pak Agus ketika istri menyajikan teh manis. Istri tersenyum atau cemberut itu ‘kan anugerah. Karena tidak semua orang bisa disajikan teh manis. Kalau yang jomblo ‘kan tidak bisa, mesti pergi ke warteg. Karena Pak Agus saking biasanya, maka menganggap hal itu bukan anugerah. Padahal banyak jomblo yang menginginkan hal itu. Ini bukan  nyindir jomblo ya, jomblo ada anugerahnya sendiri. Tapi, saya mau mengajarkan bahwa sebetulnya ada banyak momen berharga dalam hidup. Karena kita tidak memberi perhatian, maka hal itu terlewat begitu saja. Kita yang tidak meditatif jadi tidak melihat ada keindahan dalam hidup ini. Bahkan, kalau ada tamu yang datang itu adalah anugerah. Tamu itu membawa rezekinya sendiri. Ketika dia mendapat penyembuhan, dia bahagia, dan itu bisa memicu kebahagiaan pada diri Pak Agus, begitu seterusnya.

Teman-teman itu punya pengalaman unik masing-masing, tetapi intinya sama. Semua pengalaman-pengalaman itu adalah momen di mana kita dikasihi dengan murni oleh Tuhan. Bahwa, pada setiap momen itu selalu ada keindahan dan keagungan. Misalnya, ketika kita nongkrong di Braga, di sana banyak hal biasa, tapi kalau kita dalam kondisi meditatif, kita mengerti ada keindahan. Contoh, ada ibu yang bawa anaknya, dituntun, hal itu adalah keindahan. Ada kasih dari seorang ibu kepada anaknya. Ada bapak-bapak yang sedang berjuang menawarkan barang, itu pun keindahan kalau kita melihatnya dengan kejernihan batin. 

 

Dalam segala hal itu ada keindahan, ada keagungan yang bisa membuat kita menyadari bahwa hidup ini sebetulnya adalah rangkaian anugerah yang tidak berkeputusan. 

Kalau Anda bisa menerapkan itu, Anda sedang membangun pondasi kehidupan surgawi. Ini adalah pilihan buat kita. Kalau mau silakan, tidak pun resiko ditanggung sendiri. 

 

Wedaran oleh Setyo Hajar Dewantoro
Kajian Bandung, 24 Oktober 2021

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda