Siapa pun kita, apa pun yang pernah kita lakukan di masa lalu dengan segala jejak dosa, sebetulnya bisa ditransformasi dengan keheningan total dan konsisten pada saat ini.
Dosa pada diri kita bisa dihapus dengan dua cara, di antaranya,
1) Keheningan
Lewat keheningan yang disengaja, kita menyadari dosa-dosa kita, kita menangkap pembelajaran atas peristiwa yang terjadi. Lalu, kita berkomitmen untuk tidak berbuat salah lagi dan kita memperbaiki kerusakan pada orang-orang yang telah menjadi korban keangkaramurkaan kita, baik secara energi maupun materiel. Ketika Anda sudah menangkap pembelajaran dalam kesalahan yang dilakukan dan dengan sungguh-sungguh berupaya memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan, maka dimungkinkan Anda memunculkan api suci yang membakar segala jejak dosa.
Ada pertanyaan, “Jika saya rajin mengikuti meditasi api suci, apakah bisa terbebas dosa?”
Belum tentu. Ini bukan soal Anda rajin mendengarkan audio api suci. Ini tentang momentum bahwa Anda mampu menyadari kesalahan atau ketidaksadaran Anda di masa lalu. Anda sadar bahwa pernah kelepasan bertindak tanpa berdasarkan kasih murni dan mengikuti watak angkara murka. Jika pelajaran itu bisa ditangkap dan Anda meminta pengampunan, Anda siap bertransformasi, maka ada kemungkinan jejak dosa dihapuskan dengan api suci.
Api suci tidak muncul sembarangan. Dia muncul hanya dalam kondisi jiwa yang benar-benar pasrah total, menyadari kasih murni yang tanpa batas. Dengan kesadaran penuh atas segala kesalahan yang terjadi. Mampu menangkap pesan-pesan Semesta yang harus dimengerti. Dan, berkomitmen untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
2) Ngunduh Wohing Pakarti
Cara lainnya adalah kita ngunduh wohing pakarti dalam keseharian. Kita menderita karena kita menarik sendiri atas jejak dosa kita sendiri.
Apakah orang yang menderita itu pasti bisa terbebas dari dosa? Belum tentu.
Banyak orang menderita, tapi dosanya tidak berkurang. Jika kita berbuat salah, noda itu menempel. Noda yang ada di tubuh akan menarik peristiwa yang sevibrasi. Kita menarik masalah dan penderitaan, lalu kita menderita.
Dengan penderitaan, apakah kita bisa terbebaskan dari dosa? Belum tentu.
Kita sudah dibuat susah dan menderita, tapi kita tetap tidak merasa salah, ngeyel, menentang, melawan. Jika itu yang terjadi, sesusah apa pun hidup Anda, Anda tidak akan bebas dari dosa.
Untuk bebas dari dosa, jika Anda menderita, tangkap pembelajarannya, pesan Semesta yang harus dihayati. Lalu, Anda meminta pengampunan karena telah berbuat salah di masa lalu.
Wedaran oleh Setyo Hajar Dewantoro
Kajian “Menyembuhkan Luka Jiwa Menuai Bahagia”
Yogyakarta, 7 Agustus 2021
Reaksi Anda: