Mengapa banyak orang yang bertahan di dalam penderitaan?
Teman-teman yang terhambat dalam perjalanan spiritual, umumnya tidak rajin hening. Sebetulnya Anda hening dalam sehari berapa lama? Ada yang mengaku, minimal tiga kali meditasi, sekali meditasi 15-30 menit. Pertanyaannya, saat Anda duduk bermeditasi, berapa menit Anda ngelamunnya? Kalau begitu, Anda susah mengalami sebuah transformasi.
Tanpa Anda betul-betul tekun hening, Anda tidak akan bisa membongkar sisi gelap di dalam diri Anda sendiri. Tanpa keheningan yang membuat Anda terhubung kepada Diri Sejati, Anda tidak akan bisa menyirnakan jeratan kuasa kegelapan dan tidak akan bisa membersihkan jejak dosa dalam diri Anda karena proses purifikasi tidak berjalan. Satu-satunya solusi adalah perbaiki kuantitas dan kualitas keheningan. Anda rajin hening, baik secara formal sampai pada situasi deep meditation, minimal Anda masuk ke Alfa atau Theta. Kondisi tersebut diintensifkan.
Ketika saya masih banyak luka batin, jejak dosa dalam diri, dan kesambet, yang dilakukan adalah mempraktikkan semua teknik meditasi yang saya tahu waktu itu. Saya punya ketekunan di atas rata-rata. Saya berjuang sepenuhnya. Ketika momentum datang, saya bermeditasi dengan sungguh-sungguh. Tidak cukup hanya lima menit, saya lakukan sebisa-bisanya. Saya lakukan pagi, agak siang, siang, sore, malam, agak malam, sebisa-bisanya. Itu diperlukan untuk menguatkan otot spiritual Anda. Tanpa ketekunan, tidak ada keberhasilan.
Meditasi Informal
Kita tidak mungkin duduk bermeditasi saja, kita perlu bekerja dan aktivitas lainnya. Lakukan keheningan saat beraktivitas. Apa pun pekerjaan kita belajar merasakan napas, terhubung dengan Diri Sejati. Kapan pun dan di mana pun kita bisa lakukan hal itu.
Bagaimana indikasi terhubung dengan Diri Sejati ketika kondisi santai dalam topo ing rame?
Indikasinya tidak berbeda dengan meditasi formal. Tanda terhubung adalah kita punya kemantapan dan kesukacitaan yang muncul dari dalam diri. Ada rasa mantap dan damai yang mengalir dari relung hati kita.
Ada orang santai, tapi tidak terhubung. Happy-nya berjalan sesaat ketika dia bersantai. Contohnya orang dangdutan. Orang dangdutan, jogednya khusyuk sekali. Itulah rileks, tetapi belum tentu hening atau terhubung dengan Diri Sejati. Happy-nya hanya saat dangdutan. Lupa semuanya, lupa tagihan, lupa istri cemberut, dan seterusnya. Begitu balik ke realita, yang dilupakan tadi datang lagi. Itulah rileks tanpa purifikasi, tidak ada transformasi lewat keterhubungan dengan Diri Sejati.
Memasak, main golf, main badminton adalah kegiatan yang bisa Anda nikmati. Anda fokus, tidak memikirkan yang lain. Ketika tidak disambungkan dengan Diri Sejati, maka tidak terjadi purifikasi. Ini butuh pembelajaran yang berkesinambungan dan butuh umpan balik dari para pembimbing.
Meditasi Formal
Ada teman-teman yang bermeditasi lama, tapi tidak berguna. Ada yang betul-betul rileks, tapi tidak nyambung kepada Diri Sejati, Anda tidak akan mengalami purifikasi. Ada yang lama bermeditasi, tapi pikirannya melayang, tidak ada gunanya. Gunanya, Anda hanya dikenal sebagai orang yang rajin meditasi, tapi tidak mengalami transformasi. Silakan tingkatkan kualitas hening Anda. Betul-betul perbaiki cara hening Anda. Jika sudah ditemukan, perbanyak kuantitas keheningan.
Hening itu mulainya santai. Menikmati kondisi saat ini di sini. Rasakan napas. Tidak ada hening kalau Anda spanneng. Anda mendengarkan audio saya, tapi malah spanneng. Itu bukan hening. Jika ada pilihan: mendengar audio malah spanneng atau tidak mendengar audio bisa santai, maka pilih yang Anda bisa santai, walaupun tidak menggunakan audio. Silakan pilih cara yang membuat Anda bisa santai. Tapi, ketika santai, pastikan Anda bisa terhubung dengan Diri Sejati melalui aliran napas.
Teknik meditasi yang benar adalah rasakan setiap tarikan dan embusan napas yang natural, tidak diatur-atur. Lewat napas itu rasakan Anda terhubung dengan Sumber Kasih Murni di dalam diri. Itulah yang membuat Anda bisa mengalami purifikasi. Saat Anda terhubung, Anda pasrah.
“Gusti, biarlah dengan kuasaMu dan kasihMu, segala jejak ketidakselarasan di dalam diri bisa disirnakan. Biarlah segala luka batin itu bisa disembuhkan. Segala jejak dosaku bisa dibakar dengan api suciMu. Segala ilusi yang mencengkram pikiran ini bisa diluruhkan dengan sinar suciMu.”
Itu butuh kesungguh-sungguhan tekad. Dan, itu perlu diluas dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa teknik meditasi yang benar, Anda tidak bisa mencapai pencerahan. Jika teknik itu tidak dipraktikkan, maka tidak akan membuat Anda berhasil.
Jika saat ini kita mati bersama-sama dengan alasan apa pun, maka yang masuk surga hanya saya dan beberapa orang saja. Ini hanya pemberitaan sementara. Maka, jangan bangga. Anda harus bertransformasi karena Anda bisa. Setiap orang mempunyai benih keilahian di dalam diri. Anda sudah diberi tahu teknik hening yang benar, tinggal Anda jalankan. Saat Anda kerja pun pasti ada total quality control. Meditasi pun sama. Kita juga punya kendali atas kualitas dari keheningan kita, jangan asal-asalan. Pastikan kita ada di penampilan puncak, bahkan dalam bermeditasi.
Wedaran oleh Setyo Hajar Dewantoro
Kajian Surabaya, 17 September 2021
Reaksi Anda: