Berikut ini adalah transkripsi dari acara webinar pertama yang digelar oleh Persaudaraan Matahari. Tentu saja acara ini digelar bukan karena takut virus, semata-mata karena Hingsun menitahkan saya (Setyo Hajar Dewantoro) untuk menggelar acara lewat perangkat teknologi agar banyak orang di berbagai daerah bisa secara langsung menikmati acara ini bersama-sama dan relatif interaktif.
Saya memang hendak membahas hal-hal yang paling mendasar tentang meditasi dan spiritualitas. Saya dan tim telah mengevaluasi teman-teman yang terdaftar di Persaudaraan Matahari. Kami melihat tentang kemajuan yang dicapai oleh masing-masing: bagaimana tingkat kejernihan secara energi, bagaimana kemampuan dalam menyelesaikan luka batin yang pernah ada, dan seterusnya. Secara jujur harus saya sampaikan bahwa belum banyak yang telah menyelesaikan secara tuntas segenap PR-nya. Masih banyak yang punya kendala dan sisi gelap yang belum terselesaikan. Karena itu saya menggelar acara ini untuk membantu teman-teman menemukan cara yang paling sederhana dan tepat agar segenap PR yang kita bahas bisa diselesaikan.
Kalau kita bicara tentang meditasi, tolong hilangkan asumsi bahwa meditasi harus dilakukan dengan cara duduk bersila, punggung tegak, dan mata terpejam. Pada momen seperti ini, kita saling berkomunikasi lewat teknologi sehingga kita bisa menjalankan praktik meditasi bersama.
Saat membaca tulisan ini, silakan Anda betul-betul menghayati setiap tarikan dan embusan napas. Rasakan saja. Saat menghirup udara dan mengembuskannya kembali. Rasakan dengan sungguh-sungguh energi hidup yang datang dilimpahkan kepada kita, mengalir di tubuh kita. Kita betul-betul rileks. Kita merasakan kasih murni yang nyata yang kita hayati betul pada saat ini dan di sini.
Tindakan ini sewajarnya kita lakukan selama kita melek. Apa pun aktivitas kita, jangan lupa menyadari napas. Sadari bahwa lewat napas itulah kita bisa terhubung dengan realitas Ilahi di dalam diri kita. Di mana pun dan kapan pun, betul-betul lewat napas itu Anda masuk ke dalam diri. Anda bawa perhatian itu ke ujung tarikan napas. Anda rasakan getaran kasih yang paling murni di sana. Itulah yang disebut sebagai takhta Ilahi di dalam diri. Itulah tempat bersemayamnya Sang Roh Kudus/Diri Sejati di dalam diri. Terhubung kepada Sang Roh Kudus/ Diri Sejati, sungguh, bisa kita lakukan kapan saja dan di mana saja.
Jika Anda betul-betul bisa terus menerus menyadari napas, pikiran dibawa menghayati momen saat ini dan di sini, seiiring dengan napas yang dihayati, maka kita bisa selalu terhubung dengan Diri Sejati. Keterhubungan inilah yang membuat kita dimungkinkan untuk mendapatkan tuntunan yang agung sepanjang waktu. Dan, pada saat yang sama kita betul-betul bisa mengalami proses purifikasi secara berkelanjutan.
Wedaran oleh Setyo Hajar Dewantoro
Webinar Kupas Tuntas Spiritualitas dan Meditasi
11 Juli 2021
Reaksi Anda: