Bagaimana kita bisa menghindarkan diri dari kondisi seperti itu?
Inilah urgensi tema webinar “Bisakah Nyasar dalam Berspiritual”. Satu hal yang bisa menjadi pegangan kita bersama. Saat kita betul-betul hening dan mengalami relaksasi yang mendalam, kita menghayati sepenuhnya setiap tarikan dan embusan napas. Kita betul-betul merasakan kasih murni dan terhubung dengan sumber kasih murni di ujung tarikan napas kita. Secara natural kita bisa merasakan kebahagiaan dan kedamaian yang mendalam. Ada getaran kasih, bahagia, damai yang tidak bisa dipalsukan oleh siapa pun. Jika Anda bisa betul-betul masuk ke dalam kondisi bahagia yang surgawi, itu bisa menjadi acuan bahwa Anda telah ada di kondisi keheningan yang benar. Itu menjadi acuan bahwa Anda tidak dalam kondisi nyasar. Tentu saja akan lebih aman kalau Anda juga mendapat umpan balik, validasi, penilaian dari mereka yang memiliki pengalaman panjang di dalam keheningan ini dan terbukti konsisten ada di dalam kebenaran sejati.
Jika Anda betul-betul mau belajar kepada saya, yang harus dilakukan adalah Anda bersedia menerima umpan balik dari saya yang mengungkapkan apakah Anda sungguh-sungguh ada di dalam kebenaran atau apakah Anda nyasar di jalan spiritual?
Tentu saya tidak bisa membenarkan orang yang sedang berhalusinasi. Saya tidak bisa membenarkan siapa pun yang sebetulnya terhubung dengan Guru Sejati yang palsu. Ini bukan perkara yang mudah bagi siapa pun, baik bagi saya maupun bagi Anda. Tidak gampang bagi orang untuk menerima kenyataan bahwa dirinya selama ini keliru. Bagi saya, tidak mudah menemukan kebenaran yang sesungguhnya. Tidak mudah untuk menyingkap tirai-tirai yang membuat saya pada akhirnya mengerti apa yang terjadi pada Anda. Tidak mudah juga memberikan umpan balik kepada orang yang belum tentu bisa menerima umpan balik itu. Tetapi, ini adalah kunci jika kita betul-betul mau melangkah maju di jalan spiritual yang sesungguhnya. Yang pertama dipastikan adalah kita terbebas dari segala halusinasi. Kita betul-betul ada dalam keheningan, kita sungguh-sungguh terhubung dengan Diri Sejati di dalam diri.
Secara faktual, saya bisa menyaksikan/mendeteksi siapa pun yang merasa telah menjadi spiritualis padahal di dalam dirinya ada banyak penyusup, jiwa-raga keruh, pikiran penuh ilusi, sering berhalusinasi, kebenaran menjadi bias karena selalu dibelokkan oleh persepsinya yang sudah tidak selaras. Jika Anda seperti itu, Anda tidak akan menemukan jalan keselamatan. Tentu saja saya tidak akan ikut campur kepada siapa pun yang sedang menempuh jalannya sendiri. Ini adalah pilihan masing-masing, bagian dari freewill yang harus dihormati, dengan resiko yang ditanggung sendiri.
Tetapi, bagi mereka yang belajar sungguh-sungguh, ada dalam bimbingan saya, saya akan sangat tegas dan lugas apa yang sesungguhnya terjadi dalam dirinya. Jika Anda tidak di dalam kemurnian, di dalam diri ada realitas yang membuat Anda mengalami bias persepsi, pikiran terdistorsi, bukan menemukan kebenaran sejati, maka ini harus dikatakan dengan sungguh-sungguh. Jika Anda mau selamat, silakan diterima dengan kelapangan hati. Tanpa Anda siap menerima dengan lapang dada segala umpan balik, tanpa kesiapan berrendah hati, dibimbing oleh mereka yang sudah menemukan kebenaran sejati, maka Anda tidak akan pernah sampai pada tujuan pembelajaran spiritual yang sesungguhnya.
Silakan renungkan kata-kata saya.
Kita sudah tidak ada lagi waktu yang panjang untuk terus menerus ada dalam kondisi nyasar. Saat ini dibutuhkan orang yang betul-betul ada dalam kebenaran sejati yang hidup dengan tuntunan yang nyata dari Diri Sejati, betul-betul hidup dalam kasih yang murni, betul-betul bisa merasakan kebahagiaan sejati.
Dunia ini membutuhkan para penyelamat karena ada dalam situasi kritis. Kita ada di titik persimpangan. Tanpa keberadaan orang-orang yang bisa berjuang dengan kebenaran sejati, yang betul-betul hidup di dalam tuntunan agung dari Diri Sejatinya, peradaban ini punya resiko untuk terdegradasi dengan sangat parah. Sebaliknya, jika ada orang-orang yang betul-betul hidup dalam kebenaran sejati, kita masih punya peluang untuk bisa menyelamatkan peradaban umat manusia pada saat ini.
Di masa lalu kita punya pengalaman panjang tentang dalih agama bahwa kita hidup di dalam budaya dan peradaban yang ilusif, sesuatu yang tidak benar dianggap kebenaran dengan basis asal percaya. Tentu saja kehidupan ini tidak akan mengantarkan kepada kebahagiaan surgawi.
Kemudian, datang era sains. Ternyata, sains juga tidak memberikan kenyataan sebagaimana yang dijanjikan. Sains seringkali dengan mudah dimanipulasi, diposisikan layaknya agama, harus dipercaya begitu saja, tanpa ada kesempatan untuk membuktikan kebenaran secara otentik dengan kemampuannya sendiri. Pada saat yang sama, keserakahan itu ada menjadi landasan dari sains dan teknologi. Inilah yang membuat sains dan teknologi semacam racun peradaban, membawa destruksi/kerusakan pada peradaban manusia di bumi ini.
Atas dasar itulah kita perlu mencari jalan alternatif. Spiritualitas mengajak kepada kebenaran sejati. Spiritualitas ditawarkan sebagai jalan alternatif itu. Melalui spiritualitas kita diajak pada kebenaran sejati, kebahagiaan surgawi, jalan hidup yang menyelamatkan. Tetapi, kita ada di problem yang sama jika kita tidak sungguh-sungguh mengerti arti dari spiritualitas yang sesungguhnya. Jika kita tidak hidup dengan kesadaran spiritual yang sesungguhnya, kita akan terjebak dalam ketersesatan, tetap tidak akan menemukan kehidupan surgawi dan menjadi manusia yang merusak.
Maka, menjadi konsen saya yang sangat prioritas agar Anda betul-betul bisa hidup di jalan spiritual yang sesungguhnya. Anda menemukan cara untuk tidak nyasar di jalan ini. Anda menemukan cara untuk secara nyata memurnikan jiwa raga hingga menemukan kebahagiaan dan kedamaian yang muncul sepenuhnya dari relung hati tanpa penghalang apa pun, membawa keselarasan di dalam kehidupan Anda.
Wedaran oleh Setyo Hajar Dewantoro
Webinar Bisakah Nyasar dalam Berspiritual?
18 Juli 2021
Reaksi Anda: