Terhubung
Apa maksud kata “terhubung” sebelum bermeditasi bersama?
Kita memang mengadakan ajakan untuk meditasi bareng-bareng pukul 20.00 WIB. Maksud “terhubung” adalah niat/sabda bahwa kita akan saling terhubung, terutama bagi yang belum mampu untuk hening dengan tepat. Sebenarnya, tujuan utama hening itu untuk terhubung pada Gusti, seperti yang disebut-sebut Mas Setyo sebagai Diri Sejati/Guru Sejati/Roh kudus, apa pun sebutannya. Nah, bagi yang masih belajar, disediakanlah seorang guru, Mas Setyo, sebagai penghubungnya. Makanya, selalu terhubung, terhubung dengan Mas Guru dan para pembimbing. Jadi, diharapkan energinya akan nyambung, akan membantu untuk melancarkan kondisi terhubung dengan Si Diri Sejati yang ada di dalam diri kita, Sebenarnya tujuan terhubung ke situ, itu seperti sebuah doa.
Sensasi Meditasi
Ketika bermeditasi, saya merasakan sensasi yang berbeda-beda, kadang-kadang keluar air mata, telinga keluar sesuatu yang bikin geli, sampai gerah. Apakah itu normal?
Bermeditasi yang paling tepat adalah apa pun sensasi yang muncul, jangan fokus kepada sensasinya. Ini memang konsep lama, bermeditasi seolah-olah harus banget ada sensasi sesuatu, entah di fisik atau mana pun. Jadi, orang mencari sensasi itu, padahal bukan itu sebenarnya. Memang wajar ada sensasi macam-macam, ada yang lihat warnalah, ada yang menangis terharu. Tapi, tetap fokusnya hanya kepada jangkarnya saja. Jangkarnya itu di aliran nafas yang kita latih sama-sama dengan susah payah dan berdarah-darah satu komunitas. Yang lagi kita galakkan adalah si cara teknik hening yang benar. Jadi, jangan hanya diam ngelamun, bengong, terpesona oleh suaranya Mas Guru di audio, terpesona oleh energi kasihnya yang besar banget sampai terhanyut. Bukan itu sebenarnya. Jadi, kita harus benar-benar menyadari keberadaan Si Napas itu, disadari, dinikmati. Wajar kalau ada yang tiba-tiba haru terus nangis tersentuh oleh kasih murninya. Ada yang gatal, geli, bahkan sakit dengan bermacam-macam sensasinya.
Audio Meditasi
Audio untuk meditasi itu banyak, tapi saya hanya memilih beberapa audio yang sering saya lakukan untuk penyelarasan. Bagaimana tentang pemilihan audio?
Panduan audio meditasi itu memang banyak disediakan. Kalau dulu memilihnya berdasarkan nyaman yang mana atau senyamannya saja. Penasaran dengan panduan meditasi keren, seperti merkaba atau kundalini, silakan kalau mau dicoba. Kalau nyaman, silakan. Kalau nggak nyaman, nggak usah, ganti saja yang lain. Tapi, semenjak ada program pamomong awal 2021, kita menyeragamkan audio karena ternyata percuma melakukan meditasi dengan panduan audio yang terlalu heboh judulnya, tanpa mengerti maknanya. Caranya saja belum bisa, hening dengan tepat saja belum pada bisa. Kenapa harus memikirkan merkaba atau kundalini? Nanti dulu, tekniknya dulu saja. Jadi, kita seragamkan audio untuk meditasi bersama.
Biasanya audio “Penyelarasan Diri dan Jagat Raya” dulu, lalu “Kasih Murni”. Kenapa dua audio itu?
- Penyelarasan Diri dan Jagat Raya: untuk bisa melakukan meditasi/hening, pastikan tubuh kita jernih dulu. Jernih itu maksudnya bersih dari gangguan kuasa gelap. Biasanya ada yang suka cek kondisi tubuh energi, jernih atau tidak.. Kalau tidak jernih, kualitas heningnya tidak akan meningkat. Jadi, audio Penyelarasan Diri dan Jagat Raya buat aku selama ini itu cukup efektif. Energinya guru juga pas untuk menyelaraskan. Jadi, nggak perlu terlalu spesifik macam-macam dulu untuk audio meditasi
- Kasih Murni: untuk membantu bagaimana caranya kita terhubung dengan Diri Sejati kita yang sebenarnya tujuannya itu. Jadi, audio Penyelarasan Diri dan Jagat Raya dulu, lalu audio Kasih Murni.
Secara umum kita sharing di seluruh WhatsApp Group (WAG) PM. Silakan konsultasi secara personal atau melalui program pamomong akan jauh lebih detail lagi penjelasannya. Kalau ada pertanyaan dan bingung, lebih baik lewat jaringan pribadi (japri). Yang sudah tergabung dalam program pamomong lebih baik bertanya di grup. Bertanya di grup itu bagus karena banyak semua orang yang membutuhkan informasi itu, cuma ada yang gengsi kalau ketahuan tidak tahu, ada yang nggak enak, ada yang nggak mau ketahuan kalau dia nggak tahu. Pokoknya banyak sekali hambatan-hambatan dalam diri yang menyebabkan pada akhirnya sarana WAG itu tidak berfungsi sebagai pembelajaran. Kalau begitu, silakan japri. Bisa ke saya (Ay), atau mau langsung ke Mas Setyo juga silakan. Kalau dulu, aku nanyanya cuma bisa sama Mas Setyo. Jadi, jawabannya terbatas banget. Saya nanya apa, jawabannya kurang hening, lebih hening atau pakai icon. Kami tidak pernah seperti itu. Kami menjelaskan dengan detail, kami mendengarkan semua curhatan dengan sepenuh hati, menyelami permasalahan teman-teman dengan sebisa mungkin, walaupun pada akhirnya apa yang kami temukan selalu kami validasikan ke Mas Setyo. Kami, para pembimbing, selalu berdiskusi dengan Mas Setyo apa pun permasalahan yang ditemukan oleh teman-teman yang mau sharing. Kalau nggak mau sharing, susah, karena terus terang kami bukan cenayang, kami nggak bisa intip-intip apa yang dilakukan kalian karena itu bukan pekerjaan kami. Kami hanya bisa melihat berupa skor.
Ada yang sharing, “Oh, saya sudah melakukan ini, saya merasa sudah melakukan dengan benar semua yang dianjurkan”. Tapi, begitu dicek kenapa kualitas heningnya cuma 1%. Ketika dicek lagi, tubuh energinya nggak jernih. Untuk menjustifikasi kenapa Si Angka itu muncul. Kami butuh cerita, cerita yang terbuka dan jujur, apa yang dilakukan selama “merasa sudah meditasi” dengan detail, tentang apa yang terjadi, apa yang muncul, apa yang terlihat, Dari situ bisa terlihat kesalahannya, “Oh ternyata kesalahannya di sini.”
Jadi, solusi itu bisa diberikan jika bersedia untuk bercerita dengan jujur dan apa adanya. Terus terang, kami nggak peduli mau meditasinya seperti apa, kami nggak peduli. Tapi, ketika ada pembelajar bertanya, kami bisa memberikan feedback berupa angka-angka parameter itu. Dan, untuk bisa menjelaskan sudah bertahun-tahun belajar spiritual tapi kualitas heningnya rendah itu perlu dua belah pihak. Misalnya, ternyata selama ini spaneng, maka akan terurai dari sharing-sharing seperti itu.
Kebetulan, aku produk 2019, jadi audio-audioku itu terbatas dengan audio panduan yang lama. Untuk panduan yang baru, aku hanya memakai “Penyelarasan Diri dan Jagat Raya” dan “Kasih Murni”. Itu yang selalu aku pakai dan aku merasa sangat manfaat. Dan, audio “Pemurnian Kuasa Gelap”. Audio yang lain aku nggak pernah dengerin, nggak pernah penasaran. Jadi, aku selalu memakai apa yang aku butuhkan saat ini dan nggak macam-macam.
Sharing Session oleh Ay Pieta
Kajian Bandung, 24 Oktober 2021
Reaksi Anda: