Menyalakan api Pancasila di setiap sanubari adalah langkah pertama yang kita lakukan dalam proses merealisasi cita-cita yang agung. Kita sedang bergerak untuk mendirikan sebuah partai politik, yakni Partai Gemah Ripah. Partai ini akan menjadi kendaraan kita untuk mewujudkan cita-cita agung bersama, yakni Indonesia yang gemah ripah.
Saat saya mendapat titah dari Gusti untuk mendirikan partai, keheningan semakin saya selami. Ternyata, titah ini semakin kuat. Tuhan tidak sedang bercanda, Tuhan serius. Saya mendapat perintah ini, saya pun setia menjalankannya. Teman-teman yang terbiasa menangkap pesan Semesta pun memverifikasi bahwa ini adalah pesan yang benar. Saya semakin mantap dan percaya diri terhadap banyaknya dukungan.
Mengapa kita yang awalnya di jalan spiritual digerakkan oleh Sang Sumber Hidup untuk masuk ke dunia politik?
Sebagian orang berpikir bahwa ini hanya halusinasi sehingga tercetus, “Ini kelompok spiritual yang tersesat karena mengikuti hasrat politik!”
Cita-cita kita bersama, yaitu Indonesia yang gemah ripah dan bangkit kembalinya kejayaan dan keagungan Nusantara, tidak bisa lepas dari spiritualitas. Jika kita menengok masa lalu–kerajaan Majapahit, Sriwijaya, dan lainnya–ada satu hal yang tidak bisa terlepas, yakni spiritualitas yang menjadi basis pengelolaan negara dan bangsa. Yang menjadi pemimpin negara atau raja pun adalah sosok yang tercerahkan.
Bagaimana bangsa ini bertransformasi menjadi NKRI?
Founding fathers atau pendiri bangsa dan presiden pertama kita adalah orang yang tercerahkan. Bung Karno memimpin negara ini dengan kesadaran spiritual.
Bagaimana kita menjadikan bangsa ini lebih baik?
Kita kembali kepada spiritualitas. Ketika ada orang-orang yang berangkat dari spiritualitas masuk ke dunia politik, maka itu adalah sesuatu yang lumrah dan keniscayaan sebagai panggilan Semesta.
Dasar negara kita adalah Pancasila. Pancasila adalah rumusan spiritualitas yang diangkat dari tradisi agung bangsa ini. Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah formulasi nilai leluhur bangsa ini sejak masa silam. Ini tentang spiritualitas. Orang tidak akan mengerti dan menyala di dalam dirinya api Pancasila tanpa menyelami spiritualitas atau masuk ke dalam keheningan.
Pancasila sebagai jalan kehidupan bangsa untuk memastikan kita mencapai cita-cita bersama, yakni Indonesia menjadi bangsa yang gemah ripah.
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, itu tidak mungkin terjadi tanpa adanya keterhubungan dengan Yang Maha Agung dalam diri kita. Anda hanya mungkin memiliki semangat kemanusiaan yang universal jika di dalam diri telah tumbuh kesadaran murni dan kasih murni. Kesadaran murni dan kasih murni adalah buah keheningan ketika terhubung dengan Diri Sejati atau Roh Suci yang bersemayam di dalam diri kita, keberadaan Ilahi yang menjadi esensi diri kita.
Selama ini kita tekun sekali berada di dalam keheningan dan terhubung dengan Guru Sejati. Kita semua sudah memetik buahnya. Secara otomatis, kita memiliki kasih murni. Dengan kasih murni perubahan di sekitar kita dan bangsa ini bisa terjadi.
Maka tidaklah berlebihan jika kita terjun ke dunia politik. Kita yang harus memberikan keteladanan tentang nilai-nilai Pancasila yang Agung ini karena kitalah yang sudah terlatih di dalam keheningan ini.
Nusantara yang jaya dan agung di masa silam bukanlah milik salah satu suku. Nusantara yang agung adalah sebuah keluhuran yang dibangun oleh berbagai suku dan ras yang berkolaborasi atas dasar kasih murni. Ini yang akan kita bangkitkan kembali, kesadaran kesatuan. Indonesia kembali menjadi negara ber-Bhinneka Tunggal Ika, bersatu dalam kesadaran yang agung. Kita bisa mengajak bangsa lain untuk melakukan hal yang sama. Sejatinya kita sedang diproses oleh Semesta untuk hidup di bumi surgawi. Bumi surgawi bukan hanya milik Indonesia, melainkan milik semua umat manusia di bumi.
Heninglah untuk mengerti bahwa keberadaan Anda di sini, di dalam gerakan ini, ada dalam kerangka besar untuk mewujudkan bumi surgawi. Kita mulai dari Indonesia. Berikutnya kita menebarkan kesadaran agung ini ke seluruh penjuru dunia. Pancasila adalah sebuah nilai luhur yang dihayati oleh semua orang di dunia. Meskipun bahasanya berbeda, namun esensinya sama.
Hikmat kebijaksanaan adalah tuntunan agung yang muncul dari Rasa Sejati, kebenaran yang tumbuh dalam sanubari kita, tuntunan agung yang bisa ditangkap oleh siapa pun yang tekun dalam keheningan, kebenaran sejati. Misalnya, rapat DPR atau MPR didahului dengan hening, menikmati napas, terhubung dengan Guru Sejati. Ketika mengambil keputusan dituntun oleh Sang Maha Agung. Itu adalah peristiwa surgawi di dalam kehidupan politik. Apakah itu mungkin? Jelas mungkin! Itu cita-cita kita bersama!
Saat ini mendengar kata politik saja, pikiran seseorang pasti terkait pada fakta tipu-muslihat dan jegal-menjegal. Itu harus diakui. Namun, itu sebenarnya tanggung jawab kita untuk mengubahnya.
Kenapa kita tidak mencukupkan diri menjadi komunitas spiritual?
Karena mengubah bangsa ini tidak hanya cukup bermeditasi. Selain bermeditasi, kita perlu aksi nyata. Dan partai politik ini menjadi kendaraan aksi nyata kita.
Segala keputusan di dalam pembangunan diputuskan berdasarkan hikmat kebijaksanaan. Para perancang kebijakan, para perencana pembangun ekonomi dan pembangun sosial budaya, selalu didahului keheningan untuk mendengarkan pesan Semesta dan rakyat, lalu diselesaikan dalam kebijakan surgawi. Ini memang masih mimpi karena belum terjadi. Tetapi, dengan sebuah perjuangan yang sungguh-sungguh dan ketulusan yang paripurna, mimpi ini pasti terjadi nyata. Wujudkan ini semua menjadi kenyataan.
Hanya dengan kebijakan yang didasari oleh tuntunan agung di dalam diri dan praktik pembangunan yang dilandasi dengan kasih murni, kita pastikan ada kesejahteraan bersama, ada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Mengapa banyak spiritualis takut masuk ke dunia politik?
Karena dunia politik tidak bisa lepas dari korupsi sekarang. Uang yang tidak jelas banyak berseliweran. Jika tidak ada tindakan revolusioner untuk menyelesaikan masalah ini, sampai kapan pun “korupsi” akan jadi budaya politik kita.
Bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah korupsi dengan jalan spiritual?
Melalui partai ini akan tercipta dan terlahir para kader yang tidak tega untuk melakukan korupsi. Bukan karena takut KPK, melainkan karena mereka punya kasih murni. Lebih jauh lagi, mereka malas korupsi. Di dalam diri mereka sudah ada kebahagiaan sejati. Orang korupsi itu terjebak oleh kebahagiaan ilusif. Ilusinya adalah korupsi agar punya banyak uang sehingga bisa beli rumah dan mobil untuk membahagiakan diri dan anak cucu.
Jika Anda sudah menekuni keheningan, Anda pasti mengerti, kebahagiaan itu ada di pusat hati sumbernya. Jabatan tidak akan membuat Anda goyah dan tidak akan membuat Anda menggadaikan kebahagiaan yang sudah diraih. Siapa pun Anda yang sudah tercerahkan, Anda tidak akan pernah mau menjual surga yang nyata itu untuk apa pun. Anda tidak akan membuat kebahagiaan surgawi Anda hilang gara-gara kesalahan yang fatal dalam bentuk apa pun. Itulah cara spiritual memastikan kita agar tidak lagi didominasi oleh budaya politik yang konyol. Di sinilah peran para spiritualis menjadi sangat penting.
Inti gerakan kita adalah membuat api Pancasila menyala di dalam sanubari Anda dan di dalam sanubari semua warga NKRI. Pancasila tidak lagi hanya menjadi konsep yang ada di kepala, tetapi mendarah daging dan menyala menjadi dasar pikiran, kata-kata, dan tindakan setiap warga bangsa. Itulah cita-cita para Founding Fathers kita. Perjuangan kita ke arah sana. Pastikan di dalam sanubari Anda menyala api Pancasila supaya segala tindakan Anda mengejawantahkan kasih murni dan tuntunan agung dari Sang Sumber Kehidupan.
Jika seribu warga di sanubarinya menyala api Pancasila, maka banyak hal bisa berubah. Apalagi jika berkembang menjadi sepuluh ribu, seratus ribu, satu juta, sepuluh juta, bahkan seratus juta warga yang menyala api Pancasilanya, maka kehidupan kita tidak akan seperti ini. Kita akan menjadi negara yang merdeka dengan warga negara yang punya jiwa merdeka yang bisa merasakan kebahagiaan surgawi.
Proses rekruitmen kader di partai politik ini pun tidak asal-asalan. Saya tekankan, kita tidak mengejar kemenangan. Kita tidak menargetkan apa pun yang sifatnya jangka pendek. Kita sedang membangun tradisi baru di dalam kehidupan berpolitik. Yang menjadi perintis partai ini adalah orang-orang yang berjiwa murni dan punya ketulusan yang paripurna.
Apa yang kita kerjakan saat ini sebenarnya didukung oleh kekuatan Semesta. Jika Anda punya kepekaan karena terhubung dengan Diri Sejati, Anda pasti tahu banyak jiwa agung yang bersama kita. Para Founding Fathers, para leluhur dari tanah ini, para tetua dari Nusantara, para jiwa agung dari semua dimensi, datang untuk merayakan ke- sukacitaan bersama kita, menandai sebuah perubahan besar di tanah ini dan planet ini.
Sadarilah peran Anda! Anda menjadi garda depan dari gerak Semesta yang Agung. Jangan mengandalkan kekuatan Anda yang terbatas. Pasrahkan diri sepenuhnya kepada kekuatan Semesta yang tanpa batas. Kita hanya menjalankan titah dari Tuhan Yang Maha Esa. Kita bekerja berdasarkan tuntunan Tuhan. Dan kita bisa mengatasi semua masalah yang ada dengan kekuatan Tuhan pula. Kita pasrah, tidak mengejar apa pun, kita mantap dan sadari bahwa kita pasti berhasil.
Teruskan perjuangan kita! Kita songsong kemenangan untuk bangsa Indonesia!
Merdeka!
*Disarikan dari Orasi Hening Cipta Indonesia
Setyo Hajar Dewantoro
Yogyakarta, 17 Agustus 2020 (Har)***
Reaksi Anda: