Skip to main content
Pijar Kesadaran

Arti Keselamatan dalam Spiritual Murni

10 September 2023 Persaudaraan Matahari No Comments

Para pembelajar spiritual sering mengungkapkan dirinya ingin selamat dengan laku hening yang mereka jalani. Namun, sudahkan kita mengerti apa itu keselamatan?

Dalam konteks kehidupan kita dengan badan fisik di Bumi saat ini, keselamatan berarti bebas dari segala bentuk musibah. Jika kita mengalami sakit, sakit tersebut tidak terlalu parah dan kita bisa sembuh. Jika mengalami tragedi di jalan raya, efeknya pun tidak fatal. Kita betul-betul terjauhkan dari kecelakaan yang tragis. Keselamatan dalam konteks ini juga berarti bebas dari kelaparan dan kemiskinan yang absolut. Kita juga terselamatkan dari keangkaramurkaan yang diciptakan pihak lain, baik secara individual maupun institusional, seperti plandemi yang kita alami bersama pada 2020. Kita patut bersyukur karena masih hidup saat ini dan tidak kehilangan apa pun yang berharga bagi kita. 

Meski demikian, orang yang punya jabatan tinggi, berkecukupan secara ekonomi dan dianggap baik oleh banyak orang belum tentu dikatakan selamat.

Dalam pandangan spiritual murni, keselamatan dunia harus bersanding dengan kemurnian jiwa yang berkaitan dengan kebahagiaan sejati. 

Meski hidup surgawi di Bumi dapat terwujud dalam bentuk keberlimpahan, kesehatan, dan keberuntungan, tetapi kita tidak bisa menyimpulkan secara sederhana bahwa orang-orang yang kaya raya hidupnya pasti selamat. Faktanya banyak orang yang punya jabatan tinggi justru tidak bahagia karena ia haus akan kekuasaan yang lebih tinggi. Begitu pun dengan orang-orang kaya. Banyak di antara mereka yang menderita karena menginginkan harta yang lebih banyak atau takut kehilangan asetnya. 

Visi ideal kita menjadi jiwa yang murni sehingga bisa merasakan bahagia sejati. Hidup kita tercukupi dan mendapat keberlimpahan sesuai takaran dan peran kita masing-masing. Apa pun status sosial dan berapa pun aset yang kita punya, kita akan tetap bahagia karena jiwa kita murni. Anda yang berjatah menjadi bos atau pun karyawan sama-sama bisa merasakan bahagia. Jadi, Anda tidak dituntut untuk menjadi seperti ini atau seperti itu. Di jalan ini kita diajak untuk menyadari rancangan Agung kita masing-masing sehingga kita menemukan peran yang paling pas dan selaras.

Selanjutnya, dengan memastikan keselamatan hidup kita sendiri, visi besar kita adalah keselamatan yang melingkupi bangsa ini. Bangsa kita harus betul-betul menjadi bangsa yang merdeka. Kita terbebas dari segala bentuk penjajahan. Kita ingin Indonesia menjadi negeri surgawi, tetapi kita sadar bahwa cita-cita ini harus dimulai dengan pertama-tama membuat diri kita menjadi manusia yang mampu mencapai hidup surgawi. Lebih jauh lagi, kita sebagai satu peradaban manusia yang mencapai hidup surgawi

Syarat Mencapai Keselamatan

Pada ranah materiel, seperti dalam kehidupan di Bumi ini, keselamatan kita sama sekali tidak tergantung dari latar agama, etnis, afiliasi politik, juga label spiritual. Keselamatan diraih hanya saat kita memenuhi hukum-hukum Semesta yang adil dan presisi. Jika Anda naik perahu,  segala hal harus dipastikan dengan hati-hati: pengemudi memang terlatih, mesin tidak rusak, solar dan oli cukup, cuaca juga bersahabat. Jika cuaca mendadak ekstrem, ada badai dan gelombang besar, tentu ada faktor lain yang menentukan keselamatan. Ketenangan, kepasrahan, dan karma baik adalah beberapa faktor kunci.

Rumus keselamatan yang adil, non diskriminatif, presisi, juga berlaku dalam segala urusan kehidupan lain di Bumi.   Tak peduli label, Anda hanya berhasil dan selamat jika memenuhi persyaratan yang sesuai dengan hukum Kosmik. Dalam soal karier dan keberlimpahan, kuncinya adalah kerja keras, kehati-hatian dalam mengambil keputusan, konsistensi, ketabahan dalam menghadapi tantangan, dan seterusnya. Jika Anda malas, punya mindset dan sistem kepercayaan yang mengkerdilkan diri, berarti sebagian dari faktor kegagalan telah dipenuhi.

Dalam hal keselamatan jiwa, prinsip yang sama juga berlaku. Yang menyelamatkan jiwa Anda bukanlah kepercayaan Anda, agama, adat dan tradisi, mantra, busana, afiliasi politik dan spiritual Anda.  Saya juga sering tegaskan, menjadi anggota Persaudaraan Matahari pun tidak menjamin keselamatan.

Keselamatan jiwa adalah hasil pemenuhan hukum Kosmik.  Dasar keselamatan adalah purifikasi atau penjernihan diri dari lima faktor, yaitu luka jiwa, watak angkara, ilusi, jejak dosa, dan jeratan dark force.   Laku yang menyelamatkan hanyalah HENING yang sesungguhnya, yang membuat kekuatan kasih murni bekerja menyelaraskan jiwa raga.

Kita tak perlu mempunyai kebanggaan dan fanatisme semu pada agama, etnisitas, label spiritual, dan sebagainya, karena jalan keselamatan hanyalah hening, konsisten bersuka cita pada saat ini dan setia pada Gusti sepanjang waktu.

 

Seperti Apa Jalan Spiritual yang Membawa Pada Keselamatan?

Secara lugas, arti kata “selamat” dalam pembahasan ini adalah keadaan saat jiwa terbebas dari akar duka, jiwa menemukan kebahagiaan sejati. Keselamatan jiwa menjadi tujuan laku spiritual, baik saat jiwa masih berbadan fisik maupun saat jiwa hanya berbadan halus.  Umumnya kematian dimengerti sebagai momen penentuan dan pembuktian kebenaran dari satu jalan. Meskipun hanya yang mati yang benar-benar tahu apa yang dihadapi, kebanyakan orang lain tetap tidak tahu apa-apa dan hanya segelintir orang yang mengerti apa yang terjadi.

Di dunia ini ada banyak agama dan jalan spiritual, tetapi, jalan mana yang bisa memastikan dan menjamin keselamatan?

Saya memberikan jawaban tegas: tak ada ORGANISASI dan LABEL yang memastikan atau menjamin keselamatan manusia. Keselamatan diraih mengikuti hukum Semesta. Tak peduli organisasi yang Anda ikuti, tak peduli label apa yang Anda pegang, Anda akan selamat jika memenuhi hukum dan prinsip keselamatan.  Demikian pula sebaliknya, Anda celaka jika mengabaikan hukum dan prinsip itu.   

 

Apakah bergabung dengan Persaudaraan Matahari menjamin keselamatan? Jelas tidak.  Anda hanya akan selamat jika sungguh-sungguh mempraktikkan jalan keheningan yang diajarkan.

 

Secara sederhana, ada 7 hukum/prinsip keselamatan jiwa yang dirumuskan oleh Guru Setyo Hajar Dewantoro:

  1. Terus tingkatkan kualitas hening agar semakin “terhubung” kepada Diri Sejati di relung hati.  Pastikan semua tirai sirna, juga tidak ada iblis yang menyamar jadi penuntun di hati Anda 
  2. Tekunlah dan pantang menyerah dalam menjalani proses purifikasi diri yang pasti tidak mengenakkan. Jangan sok spiritual jika 5 faktor pengeruh jiwa masih melingkupi diri Anda.
  3. Patuhilah segala titah yang sudah Anda dapatkan dari Diri Sejati.
  4. Rendah hati saat menerima bimbingan dan umpan balik yang benar meskipun itu terasa pahit. Ikutilah orang yang jujur dan tulus membimbing; jangan konyol mengikuti orang-orang yang memuji kesalahan untuk menjerumuskan.
  5. Jalani keseharian dengan rasa syukur, penuh sukacita, tanpa segala emosi yang destruktif, tanpa watak angkara.
  6. Berkaryalah sesuai talenta sebagai cara berterima kasih kepada Sang Sumber Kehidupan.
  7. Jangan pernah berhenti di satu tingkat kemurnian, karena kemurnian itu tanpa batas, dan kita hanya bisa bergerak maju untuk menjadi semakin murni. Berhenti berarti terjatuh dan tidak selamat.

Bagi Anda yang betul-betul ingin selamat jiwa raga, pahami terlebih dahulu pembelajaran ini dalam hening. Praktikkan hal-hal yang telah disampaikan oleh Guru SHD dengan sebaik-baiknya setiap hari. Selain itu jangan lupa untuk meminta umpan balik untuk mengetahui apakah laku yang kita jalani sudah benar dan berdampak nyata pada hidup kita.

Sumber:

Facebook Setyo Hajar Dewantoro, 27 Mei 2022

Facebook Setyo Hajar Dewantoro, 1 Desember 2022

Kajian Spesial Bogor, 23 Agustus 2023

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda