Praktik nyata hening adalah Anda hanya sungguh-sungguh memperhatikan, merasakan, dan menikmati sepenuhnya setiap tarikan dan embusan napas yang natural (yang tidak diatur-atur). Anda tidak perlu mengintervensi napas Anda karena napas sudah bergerak dengan sendirinya. Napas yang natural itu cukup Anda perhatikan dengan pikiran Anda. Kalau Anda memperhatikan napas, Anda akan bisa merasakan betul napas. Saat Anda bisa merasakannya, Anda bisa menikmatinya. Dan, Anda yang bisa menikmati napas berarti Anda menyadarinya dengan penuh. Sadari bahwa dalam napas ada kasih murni, Gusti Yang Maha Agung, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang melimpahkan energi hidupnya dalam napas. Anda dihidupkan sebagai manusia dan mendapatkan anugerah sepanjang waktu lewat napas itu.
Hening secara praktiknya adalah menyadari kasih murni Tuhan di dalam setiap tarikan dan embusan napas, yang mendorong kita untuk selalu bersyukur/berterima kasih sepanjang tarikan dan embusan napas. Hening berarti membawa pikiran kita ada dalam momen kekinian, menyadari anugerah yang nyata, pikiran kita tidak melayang ke masa lalu atau ke masa depan. Fokus di depan itu bukan berarti fokus yang dipaksakan, karena fokus akan muncul secara natural setelah kita berproses menikmati napas kita.
Hening adalah cara kita menyadari bahwa di ujung tarikan napas yang natural, di relung hati kita, ada sumber dari kasih yang paling murni, dan di situlah takhta bersemayamnya satu realitas Diri Sejati. Inilah Tuhan yang menjadi esensi dari setiap diri.
Sering dinyatakan secara sederhana, di manakah kita mencari Tuhan? Jawabannya di hatimu. Inilah maksudnya. Temukan Tuhan yang nyata di dalam setiap tarikan dan embusan napas Anda.
Kalau Anda menarik napas secara natural dan mengembuskannya kembali secara natural, di ujung tarikan napas itu pastilah Anda bisa menemukan getaran kebahagiaan, kedamaian, dan rasa haru yang mendalam. Itulah indikasi bahwa ada keberadaan yang Ilahi di dalam diri Anda. Dan, inilah cara agar pikiran Anda yang basisnya di otak itu bisa terhubung dengan satu instrumen kesadaran dan kecerdasan Ilahi di dalam diri atau Rasa Sejati. Jembatannya adalah napas kita, tepatnya rasa terhadap napas kita. Kalau kita bisa merasakan napas kita, kita akan bisa merasakan yang lebih halus dibandingkan napas ini. Instrumen yang bisa merasakan yang lebih halus itu adalah Rasa Sejati. Dia memberikan informasi kepada otak sehingga kita dengan kesadaran ragawi bisa mengerti hal yang terjadi sekaligus membuat kita bisa mengerti keberadaan Diri Sejati.
Dalam keheningan, Diri Sejati itu nyata dirasakan, bukan sekadar konsep. Jadi, sangat konyol kalau orang mengatakan Diri Sejati itu cuma konsep, itu artinya dia tidak pernah mengalami keheningan, karena segala yang saya sampaikan ini adalah pengalaman otentik.
Hening artinya menyadari dengan penuh badan, jiwa, pikiran, Rasa Sejati, Diri Sejati, Tuhan yang meliputi segala yang ada. Hening itu bukan berarti sunyi sepi, harus menutup telinga. Hening itu menyadari semuanya sehingga hening bisa dipraktikan di mana saja, bahkan di pasar yang ramai. Ketika saya di sebuah hotel, sedang menikmati suasana di restoran, dan di atap dari hotel itu terdengar suara musik yang hingar bingar, saya bisa hening, karena saya bisa menikmati momen itu sebagai momen keindahan dan keagungan. Saya tetap terhubung dengan Diri Sejati yang bertakhta di relung hati. Saya menikmati kebahagiaan yang nyata yang muncul dari relung hati saya. Inilah yang saya ajarkan.
Hening Formal dan Informal
Hening dipraktikkan lewat hening/meditasi formal. Meditasi sama dengan tindakan menyadari secara penuh. Meditasi formal artinya Anda tidak melakukan hal-hal lain, kecuali meditasi itu sendiri, baik dengan cara duduk maupun berbaring. Kita hanya sepenuhnya menyadari napas, menyadari keterhubungan dengan Diri Sejati, tidak mengerjakan hal-hal yang lain. Kita bisa duduk diam atau berbaring. Ini adalah latihan yang memang harus dijalani agar kita terlatih untuk hening, bisa rileks mendalam, gelombang otak kita semakin lembut, untuk betul-betul masuk menghayati realitas di dalam diri kita sendiri.
Praktik berikutnya hening/meditasi informal. Ketika Anda sedang berjalan, bekerja di kantor, ada di pasar, atau di mana pun Anda berada, bahkan sedang mandi di kamar mandi, Anda menikmati semua momen itu, Anda menikmati napas Anda, Anda tetap terhubung kepada Diri Sejati. Itulah yang harus Anda lakukan, tetap berkesadaran penuh di mana pun dan kapan pun.
Kalau Anda lakukan hening formal dan informal dengan sungguh-sungguh, dengan kualitas yang bagus, sungguh-sungguh hening mendalam, itulah yang membuat Anda bisa mengakses kekuatan pemurnian yang bersumber di relung hati kita, Diri Sejati. Kekuatan itulah yang akan membuat Anda mengalami purifikasi jiwa.
Dulu ketika saya proses belajar, saya sangat tekun melatih diri dengan meditasi formal dan meditasi informal. Karena, saya sadar bahwa saya butuh menjernihkan diri saya. Saya melakukan semua hal yang membuat itu terjadi. Dalam sehari saya lakukan berkali-kali hening formal. Dan, tentu saja kapan pun, di mana pun, saya berusaha untuk hening sebisa-bisanya, sekali pun pada masa kualitas hening saya tidak sehebat sekarang.
Faktanya teman-teman yang sudah belajar meditasi ke saya belum bisa hening beneran. Banyak sih yang sudah merem, bahkan ada yang bisa sampai setengah jam, tetapi sebetulnya tidak hening. Ini karena pikirannya tegang, maksa ingin konsentrasi pada sesuatu (spaneng) atau pikirannya melayang ke sana kemari (liar). Kalau kita ukur kualitas heningnya, itu sangatlah rendah. Untuk menggampangkan proses belajar kita di Persaudaraan Matahari, maka dibuat ukuran keheningan 1%, 2%, 5%, 10% dan seterusnya. Kalau Anda spaneng berarti Anda belum hening, ditunjukkan dengan angka kisarannya 1%, bahkan ada yang sampai 0,5%. Manusia umumnya, kebanyakan 0,1%, karena sibuk dengan pikiran yang liar itu. Kalau sudah seperti itu, lalu bagaimana Anda bisa mengakses Yang Sejati di dalam diri? Nggak bisa. Kualitas hening cuma 1%, maka Anda tidak bisa mengalami purifikasi secara total.
Supaya Anda bisa mempurifikasi diri, maka kualitas heningnya dinaikkan dulu. Belajar menikmati napas sampai Anda rileks. Rileks pun baru gerbang. Rileks ditunjukkan oleh kualitas hening 5%, artinya mulai dari enak, tapi belum optimal. Kalau mau lebih dalam lagi, terus nikmati. Dan, standar minimal hening adalah 10%, artinya gelombang otak masuk ke titik Alfa. Rileks yang mendalam membuat Anda bisa merasakan betul-betul energi hidup yang mengalir di dalam diri, merasakan keterhubungan dengan Diri Sejati. Hal ini membuka pintu yang selebar-lebarnya kekuatan Ilahi dalam diri muncul ke permukaan untuk menjernihkan jiwa raga Anda. Kalau Anda bisa mencapai titik ini saja, maka proses pemurnian diri akan berjalan lebih optimal. Dan, kualitas hening menjadi semakin meningkat 15%, 20%, 30%, dan seterusnya. Itulah titik proses purifikasi akan berjalan secara optimal.
Kalau hal ini saja tidak lulus-lulus mata kuliahnya, Anda tidak akan maju. Anda mau banyak teori, kepala Anda hanya penuh dengan data, tapi jiwa Anda tidak termurnikan dan Anda tidak bertransformasi. Maka, mata kuliah yang paling mendasar, tentang keheningan, yang harus Anda tuntaskan dulu.
Mengertilah tentang hening, lalu praktikkan dengan benar. Oleh karena itu, di Persaudaraan Matahari ini disediakan para pamomong dan leaders agar Anda intensif dibimbing dan bisa hening beneran. Teman-teman yang sudah bisa hening beneran, purifikasinya akan berjalan. Yang awalnya punya luka batin yang tebal, jadi bisa beres dan yang pernah marah pada orang tuanya bisa memaafkan dengan kekuatan Ilahi yang ada dalam diri.
Yang punya sifat serakah dan egoistik, bisa turun sehingga menjadi sangat nrimo ing pandum dan sumeleh, sangat berserah diri dan penuh kasih. Caranya dengan terhubung kepada Sang Sumber Hidup sehingga kualitas dari Diri Sejati itu yang memenuhi pikiran, melandasi setiap kata dan tindakan kita.
Bagaimana cara kita agar bisa membebaskan diri dari jeratan kuasa kegelapan?
Bukan dengan sok-sokan hening, “Kita pokoknya mengalahkan kuasa kegelapan,” bukan begitu.
Kita dalam kepasrahan total menyadari, “Gusti dengan KuasaMu, semua diselaraskan. Biarlah dengan keberadaan yang membuat jiwa tidak bertumbuh dikembalikan ke asalnya. Dan, diselaraskan–dibawa kepada dimensi kesadaran lebih tinggi dengan kasih.”
Kepasrahan total yang akan membuat jiwa raga kita ini dimurnikan.
Bagaimana kita bisa bebas dari dosa?
Dengan kasih Gusti yang mengejawantah sebagai api suci Ilahi yang muncul lewat keheningan. Kalau mata kuliah ini tidak Anda selesaikan, maka Anda tidak akan naik level.
Setyo Hajar Dewantoro
Serial Webinar Spesial
Ajaran Persaudaraan Matahari untuk Kesempurnaan Jiwa Seri 1
14 Agustus 2022
Reaksi Anda: