Skip to main content
Pijar Kesadaran

BISAKAH BELAJAR MEDITASI MEMBUAT SESEORANG JADI LEBIH JAHAT DAN MERUSAK?

2 August 2023 Persaudaraan Matahari No Comments

Ini kenyataan yang harus diungkap apa adanya, tentang faktor resiko dari sebuah jalan. Analoginya: saat Anda memutuskan mendaki gunung, Anda langsung punya resiko berbeda ketimbang Anda memilih tetap di rumah. Resiko itu sepadan dengan hasil yang mungkin diraih.

Saya jawab pertanyaan di atas: BISA, ITU DIMUNGKINKAN?
Ini alasan dan penjelasannya:

1. Peningkatan Intensitas Kesambet hingga Kesurupan
Di rentang waktu 2000-2008, saya berproses dari orang yang sangat relijius-fanatis kepada yang lebih esensialis-moderat. Tingkat kejernihan saya secara energi saat itu di kisaran 40% – 80%. LoC di kisaran 100-200 dalam skala SHD. Di tahun 2008-2015, setelah saya belajar spiritual dan rajin meditasi, tingkat kejernihan saya di kisaran 1%-5%, dengan LoC 1-50. Sungguh data yang menarik. Sementara di rentang 2008-2015 saya jelas merasa (baca; mengira) lebih tercerahkan ketimbang di rentang 2000-2008.

Bagaimana bisa terjadi?
Sederhana: laku spiritual dan praktik meditasi yang keliru baik tujuan maupun caranya, hanya membuat jiwa raga makin keruh, makin banyak tersusupi dark force/makhluk alam bawah dalam segala jenisnya. Itu mengubah watak kita, bahkan bisa membuat korslet sistem syaraf.

Jadi dimungkinkan kita tambah idiot, tambah ngawur, tambah licik, tambah pemarah, tambah ruwet hidupnya, yang tidak disadari oleh diri sendiri tapi nyata dirasakan orang sekeliling. Baru setelah saya meniti jalan yang lebih otentik buat saya, hanya mengikuti gerak natural, secara bertahap saya mulai benar-benar tercerahkan (bukan sekadar merasa tercerahkan).

Apa buktinya?
Yang rasa sejatinya hidup, selami jiwa saya di 2010 dan 2022, bedakan energinya.
Yang ahli baca wajah, bandingkan foto 2010 dan foto 2022.
Yang bisa lukis tatanan energi, lukis saya di 2010 dan 2022, ada bedanya tidak?

Saya tahu persis bagaimana diri saya saat belum moksa, masih terjerat roda samsara, dan saat diri saya sudah moksa saat ini. Di sisi lain, jelas tampak dampaknya pada tingkat kebahagiaan dari anggota keluarga. Sangat nyata bedanya 2003, 2010 dan 2022. Belajar dari pengalaman saya pribadi, saya jadi mengerti bagaimana orang belajar meditasi/spiritual kok malah jadi lebih ambyar. Bisa karena salah ilmu atau salah yang mengajar. Bisa juga ilmunya benar, yang mengajar benar, tapi terlalu bodoh hingga salah paham dan kebanyakan cocoklogi. Bagaimana nggak ambyar ketika malah jadi tambah kesambet/kesurupan dan korslet syaraf otaknya.

2. Munculnya Ke Permukaan Segala yang Tersembunyi di Subconscious Mind dan Unconscious Mind
Ada kalanya, belajar spiritual/meditasi membuat karakter destruktif yang semula tersembunyi di lapisan bawah sadar dan tak sadar, muncul ke permukaan. Sebetulnya itu wajar, agar kemudiam bisa dibereskan. Tapi tentu ada orang-orang yang tak sabar, tak mau merasakan pahit getir dalam pemberesan sisi gelap, akhirnya malah terjerat oleh karakter destruktif itu.
Inilah akibat dalam banyak siklus kehidupan, orang senang menyembunyikan sisi gelap, menganggapnya tak ada, bukan membereskannya. Mirip orang menyapu, kotoran malah disembunyikan di bawah karpet. Meledaknya nanti kalau ada yang buka karpet itu.

3. Perubahan DNA
DNA itu berubah sesuai laku. Kecerobohan dalam belajar spiritual dan praktik meditasi, membuat orang-orang justru mengalami degradasi DNA. Faktor yang menyusup dan menjerat menjadi yang utama dalam degradasi DNA ini.

Lalu….apakah dengan begitu jangan belajar spiritual dan meditasi?

Ya itu juga ada resikonya, Anda pasti tetap dalam roda samsara, begitu aja terus: lahir, tumbuh dewasa, sibuk dengan drama hidup, menua dan mati, lalu lahir kembali untuk mengulang drama hidup yang itu-itu juga. Maka dari itu, temukan jalan spiritual yang benar, laksanakan praktik meditasi yang tepat, selalu tulus dan rendah hati, itulah jalan moksa.

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda