Para pembaca, jangan gampang terprovokasi oleh judul di atas. Pernyataan di atas memang benar, tapi belum ada lembaga kredibel yang mensertifikasi. Jadi Anda boleh percaya boleh tidak. Tapi Anda yang mengerti cara saya mengajar, sistem pembelajaran yang saya bangun, peta perjalanan spiritual yang saya sistematisasikan, dan bagaimana manusia yang dihasilkannya, bagaimana mungkin Anda tidak membenarkan perkataan di atas? Tinggal menunggu waktu Persaudaraan Matahari sebagai sekolah spiritual yang saya dirikan, punya reputasi global dan diakui sebagai yang terbaik di bidangnya.
Di Persaudaraan Matahari, semua manusia dengan beragam latar belakang, punya kesempatan untuk benar-benar bertransformasi dan mencapai puncak evolusi jiwa: Menjadi Manusia Ilahi/Jiwa Murni. Asal Anda punya kesungguhan pasti bisa, karena metoda dan tahapannya jelas, mekanisme evaluasinya pun presisi dan terperinci. Di Persaudaraan Matahari versi 2023, tak mungkin ada lulusan bodong: dinilai tercerahkan padahal bego, dinilai berjiwa murni padahal penuh sisi gelap. Semua yang dinyatakan mencapai tataran tertentu, ya demikianlah adanya – sembari diberi catatan tentang stabilitas dan kemungkinan dinamika dari pencapaian itu. Selama Persaudaraan Matahari ada dan konsisten menerapkan sistem pembelajaran minimal setara kualitasnya dengan di penghujung 2023, maka dari generasi ke generasi akan terlahir manusia yang benar-benar berjiwa murni dan mengalami pencerahan spiritual.
Saya perlu bercerita, sangat tidak mudah untuk mencapai titik ini. Jika merunut permulaan saya mulai tertarik pada spiritualitas, butuh 16 tahun bagi saya, hanya untuk mencapai LoC 500. Selama masa perjuangan, banyak sekali laku yang heroik sekaligus ritual konyol yang saya lakukan.
Yang heroik semisal:
- Naik ke Puncak Songolikur di Kudus lalu turun lagi, dengan perjalanan 12 jam, hanya pakai kemeja.
- Tengah malam masuk Kandangan dan Loksado di Pegunungan Meratus Kalimantan Selatan.
- Tengah malam yang dingin dan berkabut, bisa naik ke Puncak Bukit Turgo Jogja.
Sementara yang konyol-konyol:
- Ritual dengan uborampe minyak apel jin, di kaki Gunung Lawu.
- Ruwatan dengan kungkum di sungai, di kawasan mata air Rajagaluh, Majalengka, dipungkasi dengan melarung celana dalam.
- Bayar 2,8 juta ke dukun di Cirebon, untuk meruwat diri dengan fasilitas nasi tumpeng dan mandi di sumurnya.
Itu menggenapi hidup penuh derita selama puluhan tahun.
Setelah masa-masa kegelapan yang tak membuat saya menyerah, tibalah momentum saya mendapat hasil pemurnian diri lewat laku hening tanpa guru, yang saya mulai sejak 2016. Sebelumnya, saya selalu punya guru.
Sejak 2019, saya intensif melakukan spiritual odyssey ke berbagai tempat dengan kesadaran yang tepat: saya belajar dan memurnikan jiwa di berbagai tempat, mengikuti tuntunan Hingsun. Saya menjelajahi berbagai tempat di Asia Tenggara, Hong Kong, lalu puluhan negara Eropa. Maka, saya tak hanya jadi mengerti tentang ajaran Suwung, Sastrajendra dan Tantra, tapi juga ajaran Ra, Tao, Zen, Buddha, Druid, Zarathustra dan lainnya.
Kini, di penghujung 2023, segala rancangan agung mengenai pencapaian pencerahan paripurna, telah relatif tercapai. Fase berikutnya adalah materialisasi, memastikan Bumi Surgawi jadi nyata. Saya sadar penuh, ini bisa terjadi lewat perjuangan yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan. Dasar optimisme saya memang metarasional: saya tahu saya lahir di Bumi untuk mengalami Kejayaan Ilahi; telah tersadari sepenuhnya realitas jiwa-jiwa ilahi yang membentuk keberadaan manusia bernama SHD.
Masih mau asal-asalan dan tidak sungguh-sungguh belajar bersama saya atau mau memperbaiki diri demi keselamatan jiwa Anda sendiri?
Setyo Hajar Dewantoro
14 Desember 2023
Reaksi Anda: