
“Perilaku manusia adalah hasil 12% pikiran sadar dan 88% pikiran bawah sadar.” ~ Sigmund Freud
Ilmu tentang ‘kesadaran’ sebenarnya bukan barang baru, bahkan Pak Freud sebagai neurologis dan psikoanalisis abad 19 pun melakukan penelitian tentang ‘kesadaran’. Terlepas dari bentuknya yang tidak empiris, sudah cukup banyak metode belajar dan pengembangan manusia yang dikaitkan dengan kesadaran. Ya, bagaimana tidak – sadar atau tidak – seluruh tatanan hidup manusia digerakkan oleh kesadaran.
Variabel yang membedakan hanyalah seberapa jernih kondisi lapisan kesadaran yang dimiliki masing-masing manusia, yang membuat hidup berjalan harmoni atau penuh derita. Seberapa banyak sampah dan kotoran toxic pada lapisan kesadaran, sehingga membuat hidup terjebak dalam siklus derita dan kisah kurang beruntung yang tidak berujung. Pola nalar, perilaku, sikap, kepribadian, luka jiwa, innerchild, trauma, memori, cara belajar, emosi, cara berpikir, mental block, logika, ilusi, keyakinan, analisis, pengamatan, hasrat ego, dan sebagainya, berasal dari human mind atau kesadaran manusia. Mind dengan pengertian ‘pikiran’ dipengaruhi oleh mind dengan pengertian ‘kesadaran’ atau consciousness. ‘Lapisan Kesadaran’ pun berlapis-lapis, yaitu conscious mind, subconscious mind, unconscious mind, dan superconscious mind.
‘Meditasi/Hening Pemurnian Jiwa‘, merupakan alat untuk mendetoksifikasi ‘Sisi Gelap (shadows)’ dari semua lapisan kesadaran.
Dibersihkan agar kesadaran menjadi jernih/murni, sehingga meningkatkan kualitas semua produk yang ada dalam ruang kesadaran dan memberikan dampak kesehatan mental jiwa dan raga secara holistik. Kesadaran yang sehat dan tidak penuh sesak dengan ‘Luka Jiwa dan Trauma’, ‘Innerchild’, ‘Watak Angkara’, ‘Ilusi’, jejak dosa dan paparan energi buruk, akan menciptakan mental atau pikiran yang sehat. Pikiran atau mental yang sehat akan berdampak domino terhadap emosi yang sehat, mindset yang sehat, dan terus berdampak kepada raga yang sehat. Raga yang sehat tentu membuat hidup menjadi sehat, bermakna dan penuh karya dalam harmoni dan sukacita, sehingga di bagian paling ujung, Sang Jiwa pun berevolusi.
Data atau informasi yang diketahui dan disimpan dalam memori, perlu dipelajari dengan ‘Lebih Mendalam (deep learning)’ agar mengerti apa makna dan konsep dari data atau informasi tersebut. Melalui praktik Meditasi/ Hening Pemurnian Jiwa, lebih dalam melangkah dalam praktik mindfulness. Proses terbukanya ruang kesadaran agar data dan informasi terserap masuk ke dalam ruang kesadaran yang jernih dari sisi gelap.
Data atau informasi dapat diresapi dengan jernih tanpa bias dan distorsi sisi gelap, dan dapat ditransfer kembali dalam tatanan pola pikir dan perilaku.
Melalui detoks sisi gelap, maka perjalanan dari ‘Sekadar Tahu, lalu Mengerti, dan kemudian Sadar’ bisa berjalan tanpa mandek di tengah jalan karena kepentok oleh sisi gelap. Belajar untuk menghayati sebuah pengetahuan dengan ruang kesadaran, tentu membutuhkan ruang kesadaran yang jernih dari sisi gelap. Apabila ruang kesadaran masih penuh sesak dengan sisi gelap, maka penyerapan informasi dan data yang selaras menjadi brebet, akibat tidak ada ruang bagi pengetahuan yang baru.
Contoh, hafal teori cantik bahwa hidup adalah anugerah.
Tapi belum paham dan belum sadar, bagian mana dari hidupmu yang bernama anugerah, karena ruang kesadaran masih penuh ilusi dan hasrat egoistik, bahwa anugerah bentuknya harus sesuai standar dan kriteria personal.
Contoh lainnya, hafal teori cantik tentang pasrah dan ketulusan.
Tapi belum paham dan sadar, bagian mana dari hidupmu yang belum pasrah dan tulus. Niat belajar yang tidak tulus pun tidak mampu mendeteksi, maunya mencocoklogi dengan keyakinan yang belum teruji, ambisi, obsesi, merasa lebih mengerti ajaran daripada pengajarnya, dan seterusnya.
Tidak hanya relasi toxic atau makanan yang mengandung toxic saja yang perlu didetoks, tetapi toxic yang paling destruktif berupa sisi gelap memang mutlak perlu didetoks dari lapisan kesadaran.
Karena sebaik dan sebijak apa pun koleksi teori dalam kognisi, sesehat apa pun kandungan gizi pada makananmu, perilaku dan kesehatan mentalmu tetap dipengaruhi oleh kejernihan kesadaranmu. Dan menurut pengalaman pribadi, toxic sisi gelap (shadows) hanya bisa dibersihkan dengan meditasi/hening pemurnian jiwa.
Cobain deh, hidup ringan bebas merdeka terdetoks dari jejak toxic sisi gelap (shadows). Pasti ketagihan.
“A journey of a soul evolution, begins with a single step of pure consciousness” ~ Pure Spirituality
Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
17 Juni 2025
Reaksi Anda: