Cinta romantik (Eross), bisa dibilang merupakan emosi terkuat pada manusia. Perkara cinta ini bisa membuat manusia senang bukan kepalang dan serasa hidup di sorga, sekaligus bisa membuat orang teramat menderita seolah terjengkang ke neraka.
Apakah Cinta? Cinta atau asmara sebenarnya hanyalah fenomena hormonal yang sering dibesar-besarkan. Karena persepsi, asumsi, bahkan khayalan tertentu pada seseorang, muncullah hormon oksitosin – maka terjadilah peristiwa jatuh cinta alias falling in love. Inilah fakta biologis tentang cinta: saat Anda mengira seseorang itu adalah sosok yang Anda cari dan tunggu, yang sesuai dengan selera Anda secara rupa maupun perilaku, hormon oksitosin pasti muncul dan Anda jadi jatuh cinta.
Karena fenomena hormonal inilah maka cinta selalu sementara. Ia akan membumbung tinggi, ia menjadi emosi yang bergolak dan membawa semangat hidup – sampai menyulap siapa pun jadi pujangga dadakan, tapi kemudian ia mereda, lalu lenyap. Ini mirip dengan segala fenomena biologis lainnya.
Tragedi cinta kemudian terjadi lewat beberapa peristiwa. Pertama, emosi cinta muncul dilandasi asumsi atau khayalan yang tak sesuai kenyataan. Inilah yang namanya mencintai bayangan Anda sendiri yang kemudian Anda proyeksikan kepada orang lain. Lalu ketika Anda mulai melihat kenyataan sebenarnya, otomatis cinta yang semula menggebu jadi meluruh. Makanya banyak pasangan yang saat memproklamasikan ikatan cinta sangat menggebu, tak lama kemudian datanglah masa perpisahan yang pahit.
Kedua, cinta yang sebenarnya merupakan fenomena biologis, ditunggangi ego atau didorong dengan segala hasrat egoistik. Yang mencintai akan menganggap yang dicintai sebagai property miliknya, seperti barang yang harus digenggam erat, gak boleh dimiliki orang lain – dilirik pun jangan. Jadi ego mengubah pasangan Anda setara dengan sepatu atau tas yang memberikan kepuasan dari rasa memiliki. Selanjutnya, umum terjadi seseorang kemudian meminta orang yang dicintainya selalu memberi perhatian, memenuhi apa yang dia mau – feeding the ego alias memberi makan egonya agar gendut. Yang repot, ketika dua ego dengan hasrat yang berbeda lalu beradu. Ego siapa yang harus dimenangkan? Inilah pangkal pertengkaran dari para pecinta yang sebenarnya gak mutu babar blas.
Fenomena lain terkait dengan penunggangan ego pada cinta yang melahirkan cinta egoistik adalah munculnya api cemburu. Anda jadi nyeri dadanya, panas terbakar, saat Anda tahu pasangan atau orang yang Anda cinta terlihat malah berinteraksi mesra dengan orang lain. Cemburu berakar pada kerapuhan jiwa, inilah penyakit emosi pembawa derita yang sering diilusikan sebagai bukti cinta. Padahal cemburu buah dari ilusi cinta, hasil dari ego yang membutuhkan rasa kepuasan dari memiliki seutuhnya. Padahal jelas manusia yang jadi pasangan Anda kan bukan sepatu, bukan juga tas, yang bisa dicuri dan direbut orang. Manusia adalah makhluk yang sangat dinamis emosinya karena pikirannya selalu diterpa informasi dan pengalaman baru. Yang pasti hanya orang bodoh yang mau menderita gara-gara cemburu.
Lalu adakah cinta yang Agung? Ya ada, tapi itu hanya pada orang yang sudah tumbuh compassion atau pure love: kasih murni, sebagai buah keterhubungan dengan yang Ilahi di dalam diri. Ini adalah bentuk cinta yang tidak muncul dari khayalan atau asumsi liar – ia muncul dari pengenalan utuh dari obyek yang dicintai dengan segala “sisi lebih dan kurangnya”. Cinta romantik yang murni, inilah bentuk cinta yang Agung – yang muncul natural tanpa ditunggangi ego. Ia bersahaja, tidak mendayu – tapi langgeng karena tak dikotori cemburu dan segala hasrat egoistik. Cinta seperti ini membebaskan bukan memenjarakan, menjadi dasar dari kolaborasi agung yang melahirkan mahakarya. Cinta romantik yang agung tidak pernah melahirkan drama pergulatan ego yang menguras air mata dan menguras isi dompet.
Maka, silakan jatuh cinta, asal itu muncul bukan dari khayalan, dan tidak lalu ditunggangi ego Anda. Anda harus membawa akal sehat Anda untuk mengiringi gejolak asmara – ini memang sulit tapi inilah jalan satu-satunya agar Anda tak jadi nestapa karena cinta. Jangan pernah juga lalu Anda jadi budak cinta: jangan sampai asmara menumbuhkan kemelekatan yang membuat Anda jadi kerdil jiwanya. Sungguh bodoh orang yang memuja cinta dan takut memilih jalan kebenaran sejati karena takut kehilangan orang yang Anda cintai yang sudah ada di sisi Anda. Sama bodohnya dengan orang yang jatuh cinta lalu menjadi iri dengki dan berupaya menjatuhkan siapa pun yang dianggap jadi kompetitor dalam mendapatkan sosok yang dicintai.
Jika mau bahagia, pahami apa itu cinta. Sudahi segala drama cinta. Kenalilah kasih murni yang membawa pada ketulusan, penerimaan, kemerdekaan. Cinta romantik itu umumnya muncul dari hobi menghayal, sementara kasih murni datang dari kebiasaan hening.
Silakan memilih, menjadi manusia yang nestapa karena cinta, atau jadi manusia yang hidup surgawi dengan kasih murni seperti saya.
Setyo Hajar Dewantoro
Maestro Asmaradhana, 5 Agustus 2024
Reaksi Anda: