Skip to main content
Pijar Kesadaran

SOMBONG

13 May 2024 Setyo Hajar Dewantoro No Comments

Sebenarnya dengan laku hening yang benar dan konsisten, watak sombong pasti luruh secara natural. Tapi problemnya, orang yang sombong bahkan sulit sekali untuk menjalankan laku hening karena kadung sibuk dengan prasangka dan khayalannya. Jadi perlu terobosan agar ada jalan keluar dan orang-orang sombong bisa keluar dari lingkaran setan yang dia ciptakan sendiri.

Secara faktual, hanya sedikit orang sombong yang benar-benar memiliki alasan untuk sombong karena memiliki sesuatu untuk disombongkan. Semisal, orang yang menyombongkan diri karena punya uang. Berapa orang sih yang benar-benar super kaya? Tapi lucunya, banyak orang yang sebenarnya gak kaya-kaya amat, penghasilan sebatas cukup bayar cicilan dan agak maksa untuk bisa memenuhi gaya hidup metropolitan, bisa begitu sombong. Ada juga yang menyombongkan kepintarannya, padahal jenius juga nggak, dapat Hadiah Nobel nggak pernah, nulis buku keren sebiji aja juga gak sanggup. Saya penasaran, bagaimana logikanya seorang seniman dan sutradara amatir bisa sombong, padahal jelas belum ada di level profesional, dan jelas belum pernah memenangkan Piala Citra, apalagi Piala Oscar.

Jadi, banyak orang menyombongkan diri karena berkhayal dirinya super keren, padahal kenyataannya gak begitu. Khayalan memang membuat manusia jadi lupa diri. Hayo ngaku siapa yang sombong padahal gak punya prestasi apa pun yang layak dibanggakan.

Jikapun Anda punya sesuatu yang keren, sebenarnya juga gak layak sombong karena segala hal yang dianggap keren itu terkena hukum relativitas. Katakanlah Anda seorang Guru Besar dengan banyak makalah ilmiah yang keren. Tapi di hadapan para anjing dan kucing, Anda sama nilainya dengan manusia yang gak sekolah. Jika Anda ganteng atau cantik karena berwajah Indo… Coba deh main ke Turki, yang seganteng Anda atau lebih ganteng itu bertebaran, sebagian jadi Satpam di Hotel, yang lain jadi penjual kebab. Di Italia, banyak petugas kebersihan di hotel atau pelayan restoran yang cantik – kalau di Indonesia, ya layaklah jadi foto model dan artis. Jika Anda beneran kaya dan jenius, mengertilah juga bahwa Anda tak sendiri, dan selalu berlaku pepatah di atas langit ada langit: selalu ada yang lebih kaya dan jenius meski kita belum mengetahuinya. Lagi pula, jika kita beneran kaya dan jenius tapi tak bisa menolong banyak orang dan memastikan Bumi ini terpulihkan dari segala kerusakannya, lalu apa gunanya?

Jika kita waras, memang kita tak perlu menyombongkan apa pun, meski kita sadar apa yang menjadi kepakaran dan kelebihan kita. Saya mencapai level kesadaran sekarang karena bisa konsisten rendah hati, meski orang sering bilang saya sombong karena terbuka mengungkapkan kepakaran saya dalam spiritualitas. Tentu yang bilang saya sombong ini adalah orang-orang yang terbiasa sok rendah hati – mereka kadung terbiasa dengan pencitraan dan kepura-puraan.

Maka, supaya Anda selamat jiwa raga dan bisa mengalami hidup surgawi, segera berbenah. Pertama, bereskan pola nalar Anda. Pahami bedanya bersikap apa adanya dan menyombongkan diri. Kedua, berhenti berkhayal dan menjadi sombong gara-gara khayalan itu. Jadilah realistis, bahwa tak ada yang layak disombongkan pada diri Anda. Jikapun ada yang keren pada diri Anda, sadarilah itu sungguh-sungguh anugerah Gusti dan bisa hilang sekejap jika sembrono. Apalagi kematian bisa datang kapan saja, bisa sangat mendadak. Kalau sudah mati, jelas kita harus ngunduh wohing pakarti tanpa ada ruang untuk berpura-pura. Ketiga, terus praktik hening karena inilah jalan untuk meluruhkan kesombongan. Orang yang selalu meresapi kasih murni di setiap nafas, selalu bersyukur pada Gusti atas anugerahNya otomatis akan bersikap rendah hati.

Saya mengajak Anda bergegas melebur kesombongan, apalagi kalau Anda benar-benar masih jauh dari kecemerlangan dan belum punya mahakarya.

 

Setyo Hajar Dewantoro
13 Mei 2024

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda