
Judul ini mewakili cara pandang saya terhadap perjuangan suci dengan visi yang agung. Lebih spesifik, demikianlah jawaban saya atas pertanyaan, “Bisakah Indonesia bangkit dan berubah menjadi negeri surgawi yang damai, adil, makmur, sejahtera?” “Bisakah Planet Bumi ini menjadi planet yang penuh kedamaian, keadilan, kesejahteraan dan kebahagiaan?”
Melihat keadaan masa kini, memang wajar timbul pesimisme – terutama bagi yang tidak utuh menyaksikan keseluruhan fakta. Kita bicara terbuka dan apa adanya saja. Indonesia saat ini, tetap kebanyakan slogan. Kenyataannya negara ini punya tingkat korupsi yang tinggi, kemiskinan yang masif dan kesenjangan yang lebar, cengkraman yang erat dari oligarkis, lingkungan yang rusak akibat keserakahan, rendahnya kedaulatan budaya, dan lain sebagainya. Sementara secara global kita berhadapan dengan ancaman perang, rekayasa iklim yang membuat kehidupan jadi rentan, cengkraman big pharma yang selalu menakut-nakuti dengan pandemi palsu, dan tetap adanya kelompok kolonialis yang selalu mengambil wajah dan bentuk baru. Sementara faktor yang membawa optimisme terlalu absurd untuk dikenali. Catat saja beberapa hal ini: Bagaimana mungkin Donald Trump benar-benar punya idealisme untuk menciptakan dunia yang lebih damai dan berkeadilan? Benarkah Vladimir Putin merupakan patriot yang berjuang demi kesetimbangan baru dengan mengusung ide pembangunan peradaban baru yang berlandaskan nilai-nilai luhur? Benarkah Ibrahim Traore yang baru berusia 38 tahun di 2025 bisa membangkitkan api kebangkitan di Afrika? Tak sedikit yang menilai negatif ketiga tokoh tersebut.
Saya tentu saja melihat realitas dan dinamika di Planet Bumi dengan cakrawala yang berbeda, sesuai dengan tingkat pencerahan spiritual yang saya raih. Saya mengakui segala permasalahan yang nyata ada pada tataran nasional dan global. Tapi, saat yang sama saya benar-benar menyaksikan keajaiban karena konstelasi geopolitik benar-benar berubah. Kelompok yang dikenal sebagai elite global, one eye, cabal, oligarkis global, neoliberal, neo kolonialis – apa pun namanya – tak lagi dominan sebagaimana tahun 2020 ke belakang. Kekuatan kebajikan semakin dominan. Jadi yang ada di diri saya adalah OPTIMISME YANG TAK BERKESUDAHAN.
Kemudian, sembari melihat dan memantau kekuatan Kosmik yang bekerja menata dunia, saya juga sangat serius membangun apa yang saya sebut sebagai “The Holy Kingdom” ataupun “Grand Divine Imperium” yang tersusun dari Sagrada Familia, The Holy Business Kingdom dan pergerakan kebangsaan. Kini, rintisan yang ada di ketiga poros itu melalui kelembagaan Persaudaraan Matahari (PM), Dewantoro Global Investama/Prana Indah Kapital dan Pusaka Indonesia (PI), baru mencapai kisaran 4% dari visi optimalnya. Analogi sederhananya, kita mau bangun gedung tinggi 100 lantai saat ini baru jadi pondasinya. Butuh kerja keras dalam jangka waktu yang panjang agar mega projek ini bisa tuntas.
Nah.. saya betul-betul punya keyakinan yang terbentuk dari kesadaran murni, bahwa kerja membangun the holy kingdom dan perjuangan memastikan dunia baru yang lebih damai, berkeadilan, sejahtera dan penuh kebahagiaan, adalah sesuatu yang punya probabilitas besar untuk berhasil meski sangat tidak mudah. Ini seperti perjalanan saya menjangkau puncak 5 gunung suci di China yang pada saat saya buat tulisan ini baru terealisasi 60%: sangat tidak mudah tapi nyatanya benar-benar bisa saya selesaikan.
Agar misi besar kita bisa terlaksana memang ada persyaratan mendasar: barisan perjuangan/kelembagaan kita di semua lininya harus pristine/murni. Inilah yang sekarang telah dicapai: kita telah memenuhi standar kepristinan yang ditetapkan semesta seiring dengan tersapunya beberapa orang yang semula ada di dalam barisan perjuangan tapi malah terbelit hasrat egoistik. Inilah yang memang harus terjadi agar kita siap menyongsong fase baru: bagi the holy kingdom, bagi Planet Bumi.
Nah, Anda yang masih ada bersama saya di dalam perjuangan suci ini, teruskan hening beraksi dan mencipta mahakarya – dengan kemampuan terbaik yang Anda miliki. Saya tidak meminta apa pun dari Anda sesuatu yang mengada-ada. Hanya ini yang saya minta: lakukan saja peran Anda dengan semakin tulus dan sungguh-sungguh, di PM, PI, maupun di unit bisnis yang kita miliki. Lakukan yang terbaik agar hidup Anda benar-benar bermakna dan Anda meraih bahagia yang sejati.
Setyo Hajar Dewantoro
Pendiri dan Pengasuh Persaudaraan Matahari
3 Juli 2025
Reaksi Anda: