Skip to main content
Refleksi

BAHASA LANGITAN VS BAHASA RAKYAT JELATA (2)

3 September 2024 Ay Pieta No Comments

Hierarki Pembelajaran

Minimnya interaksi berupa sinkronisasi persepsi menyebabkan Bahasa Langitan dipersepsikan dan terbiaskan menjadi banyak sekali pengertian yang tidak pernah tervalidasi oleh Guru SHD. Namun, dianggap sebagai kebenaran bagi diri masing-masing dan bergulirlah proses belajar yang ngelantur sendiri keluar dari koridor ajaran SMSHD.

Ketidaksesuaian persepsi serta maraknya pemahaman ajaran yang keliru pada akhirnya membuat proses belajar-mengajar menjadi lambat, karena sebagian besar sudah kadung hanyut dan melekat dalam persepsi yang keliru sehingga sulit diluruskan kembali. Perlu waktu tambahan untuk menyelesaikan fase eyel-eyelan yang dramatis dan tidak jarang membuat ke-ngambekan yang hakiki sehingga mental dari komunitas demi mempertahankan pemahaman yang keliru.

Ada juga yang sudah bertahun-tahun tetap bertahan dengan pemahamannya yang ngelantur sendiri dan bersikeras merasa lebih benar ketimbang yang membimbing. Karakter ndableg dan ngeyel sebagai manifestasi dari sisi gelap kesombongan terbukti tidak pernah terpurifikasi, padahal sudah bertahun-tahun mengaku melakukan meditasi sesuai dengan apa yang diajarkan.

Program kepamomongan menjadi wadah yang inovatif karena berhasil memberikan ruang interaksi yang lebih personal, sehingga melalui wadah ini kami bisa menemukan sekian banyak persepsi yang bias dan sekian banyak pula yang berhasil kami bantu untuk diluruskan kembali. 

Hierarki Pembelajaran berupa Pamomong dan Leader secara natural tercipta.

Hierarki Pembelajaran ini terbentuk dari level kesadaran stabil, yang gunanya adalah menjadi ‘jembatan penghubung’ komunikasi bagi Bahasa Langitan Guru SHD agar dapat diteruskan dalam bahasa akar rumput yang lebih sederhana sehingga dapat dimengerti oleh kami, kaum processor non-pentium rakyat jelata.

Dalam Hierarki Pembelajaran tersaji pengalaman otentik kisah keberhasilan dan kegagalan yang bisa dijadikan bahan belajar dan teladan bagi kita semua dalam mempraktikkan apa yang diajarakan oleh Guru SHD. Kita tidak bisa memungkiri bahwa kemampuan kita untuk memahami ajaran ini tidak akan sama dengan kemampuan Guru SHD.

Kita sang rakyat jelata ini membutuhkan contoh pengalaman otentik yang mewakili berbagai kasus dan isu nyata dalam kehidupan di keseharian yang tidak dialami oleh Guru SHD sendiri. Kesulitan bermeditasi dan memahami teknik meditasi tentu tidak dialami oleh Guru SHD, kan? Tapi, dialami oleh nyaris seluruh anggota komunitas.

Maka janganlah sombong merasa kemampuan pemahamanmu setara dengan Guru SHD. Software-nya beda, cuy.

Begitu pula dengan berhasilnya saya sebagai Pamomong dalam menurunkan intensitas kelangitan pengertian ajaran SMSHD pun ternyata masih banyak yang sulit memahami. Seiring makin lebar gap tingkat kesadaran, maka membuat penjelasan yang saya berikan semakin sulit dicerna. Maka hadirlah para Leader yang membantu saya menurunkan lebih banyak lagi intensitas kelangitan ajaran SMSHD agar lebih mudah dipahami. Banyak isu dan pengalaman belajar yang tidak saya alami, namun dialami oleh para Leader sehingga pengalaman para Leader bisa menjadi bahan belajar yang mudah dipelajari dan diteladani.

Sebagian besar penduduk Persaudaraan Matahari (PM) tentu masih percaya bahwa dengan kemampuan menghafal dan dengan mampu menceritakan kembali dengan kata-kata semirip  mungkin dengan yang Guru SHD sampaikan maka dianggap saja sudah cukup sebagai sebuah pengertian dan pemahaman. 

Ternyata, bukan begitu cara ajaran SMSHD ini dipelajari, ajaran ini memang berbeda dengan ajaran-ajaran lain di luar PM. Pintar menghafal sebagai kepemilikan kapasitas memori pada organ otak adalah satu hal. Namun, untuk memahami secara utuh ajaran SMSHD ini harus disertai dengan fungsi kesadaran yang baik yang hanya akan tercipta dari latihan meditasi dengan metode SMSHD. 

Untuk belajar ajaran SMSHD ini mutlak membutuhkan tingkat kesadaran yang baik. Tingkat kesadaran yang baik hanya akan didapatkan apabila mampu meditasi dengan teknik yang tepat dan terjaga kestabilannya. 

Maka kerendahan hati untuk belajar dari siapa pun petugas bimbingan belajar yang ditunjuk oleh Guru SHD merupakan pintu gerbang menuju proses belajar yang lebih baik.

Maka, bisa disimpulkan bahwa Hierarki Pembelajaran ini merupakan satu paket dari ajaran SMSHD itu sendiri yang mutlak untuk diamalkan APABILA mau berhasil belajar SMSHD dan mau berhasil memurnikan jiwa raga.

Tapi kembali lagi, pilihan bebas (free will) selalu tersedia bagi siapa pun.

 

Ay Pieta 
Direktur dan Pamomong Persaudaraan Matahari
1 September 2024

Share:
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda