“We were never being boring, we had too much time to find for ourselves.”
Secuplik lirik lagu jamdul milik Pet Shop Boys, grup band pop elektronik yang hits di tahun 90-an ini tiba-tiba membuat saya ingin menghayati liriknya. Bertahun-tahun lamanya menikmati lagu ini baru kali ini sangat meresapi lirik lagunya. Walaupun lagu ini berbasis pengalaman otentik milik vokalis dengan mode hidup yang berbeda, tetapi pesan atas kilas balik atas perjalanan menjadi dewasa terasa sebagai gambaran atas kehidupan yang saya jalani setelah mengenal Ajaran Spiritual Murni Setyo Hajar Dewantoro (SMSHD) dan mampu bermeditasi/hening dengan kualitas yang baik.
Dalam setiap baris lirik lagu ini tersirat sebuah kontemplasi atas perjalanan hidup yang penuh warna dan lika-liku dinamika sehingga pada akhirnya menemukan apa yang telah dicarinya selama hidup. Dan, saya pun seperti diajak berkontemplasi melalui setiap baris lirik lagu ini, dan menemukan banyak sekali makna yang mirip dengan film kehidupan setelah mengenal Ajaran SMSHD.
Hidup memang menjadi tidak pernah membosankan semenjak belajar meditasi SMSHD, baik bosan merana maupun bosan dalam kesenangan dan ketenangan. Hidup serasa seperti baru dimulai, baru melek, baru bangun, baru membuka mata dengan lebih lebar dan terus menerus melebar. Cakrawala pandang secara bertahap terbuka menjadi lebih luas dan lebih luas lagi, sehingga tidak hanya melihat yang tampak indah oleh mata saja, tetapi juga melihat keindahan pada setiap hal yang tidak tampak indah oleh mata.
Setiap saat, setiap hari, selalu ada saja hal baru, pemandangan baru, cakrawala baru, pengetahuan baru, penemuan baru, kesaksian baru yang tidak ada habisnya. Berbeda sekali dengan hidup tanpa kesadaran, dimana kesadaran masih bobok manis dalam siklus materialistik yang sebenarnya penuh penderitaan sehingga terombang-ambing dalam rollercoaster spektrum emosi, antara menjadi puas, menjadi kecewa, atau rasa bosan karena selalu ingin sesuatu yang lain dan yang lebih dari yang dimiliki. Terkadang saya bertanya kepada diri sendiri, “Ke mana aja lu selama ini, Ndro?”
Setelah menyelami Ajaran SMSHD ini, waktu serasa tidak ada batasnya, serasa terus meregang dan melebar memberikan ruang bagi diri untuk selalu bertumbuh. Memberi ruang untuk terus bergerak maju menemukan kepingan diri sendiri di setiap langkah pertumbuhan kesadaran yang selama ini terlupakan, atau bahkan dianggap tidak pernah ada. Hidup dipenuhi oleh proses bertumbuh yang tiada henti, seperti terkuliti dari jaringan yang sudah usang nyaris rusak, kemudian terinstal dengan kepingan diri yang lebih baru, lebih canggih, dan lebih fantastis.
Bagi yang sudah mengalami pertumbuhan kesadaran pasti mengalami sebuah fase seperti menemukan sosok diri yang berbeda di setiap tingkat kesadaran. Semakin menaiki tangga kesadaran, maka kita akan menemukan banyak bagian dari diri yang dahulu kala seperti belum pernah ditemukan. Setiap langkah selalu ada saja penemuan akan diri sendiri sehingga terus menerus melengkapi profil diri, serasa tidak ada habisnya. Perjalanan menemukan diri yang lebih baru, dengan spek yang terus meningkat menjadi berkualitas GT, Gran Turismo akibat mengalami transformasi.
Sepanjang perjalanan belajar Ajaran SMSHD tepatnya semenjak menjadi ahli bermeditasi metode SMSHD, saya belum pernah bertemu dengan rasa bosan. Bukan karena situasi yang berubah menjadi selalu ideal, tetapi karena diri ini yang berubah dalam menyikapi apa pun situasi yang hadir bagi diri. Perjalanan belajar bersyukur sehingga menemukan talenta yang tersembunyi, menemukan pengetahuan, menemukan kebenaran sejati, menemukan puzzle kehidupan, menemukan Rancangan Agung dan sebagainya sehingga benar-benar seperti yang dinyanyikan oleh vokalis Pet Sop Boys ‘we had too much time to find for ourselves’.
Lirik lagu ini menjadi sangat relevan ketika saya telah benar-benar sudah lupa rasanya menjadi bosan, hasil dari ketekunan dalam belajar menikmati nafas natural dan berlatih bersyukur dengan tulus.
Dalam proses belajar dan berlatih pasti dimulai dari yang tadinya sering bosan dan minim bersyukur. Pelan-pelan secara bertahap jumlah bersyukur bertambah dan otomatis jumlah kebosanan berkurang. Dengan semua dinamika selama berlatih, godaan cangkem syaiton yang terkutuk dan berbagai ujian praktik yang selalu perlu remedial berulang kali, maka kemampuan bersyukur secara bertahap bisa terus bertambah menjadi semakin banyak di setiap harinya.
Saat ini, apabila sampai muncul rasa bosan, maka situasi ini menjadi kode keras bahwa saya tidak meditasi/hening sehingga tidak menikmati nafas, lupa bersyukur, dan tidak menikmati momen saat ini. Maka, saya harus sesegera mungkin meditasi/hening dan menjaga kestabilan agar tidak kendor lagi. Begitu terus cara berlatih melalui ketekunan dan konsistensi meditasi/hening sehingga mencapai sebuah kondisi stabil berada dalam situasi selalu bersyukur sehingga lupa dengan kebosanan.
Dirimu bagaimana? Masih suka merasa bosan? Kalau iya, segeralah meditasi formal, karena itu merupakan tanda bahwa dirimu lupa bersyukur.
Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
21 Desember 2024
Reaksi Anda: