Skip to main content
Refleksi

BELAJARLAH KETIKA MENJADI PENONTON

29 December 2024 Ay Pieta No Comments

“Belajarlah ketika menjadi penonton, jangan menunggu menjadi aktor dulu – baru mau belajar.” 

Ini tip cara belajar yang selalu saya bagikan ke semua anak didik pemurnian jiwa di Persaudaraan Matahari (PM). Saya memang selalu membagikan tip sederhana cara belajar yang saya lakukan dan memberikan hasil yang nyata bagi keberhasilan belajar ajaran Spiritual Murni Setyo Hajar Dewantoro (SMSHD).

Ini sebenarnya nasihat yang sifatnya sangat ksatria dan hasil pola pikir manusia dewasa yang punya kemauan untuk berusaha sebaik-baiknya agar tidak kejeblos pada lubang seperti yang dialami teman lain. Langkah antisipatif pengamanan ini sebenarnya sebuah imbauan agar selalu eling, selalu waspada, dan selalu mau berendah hati untuk berefleksi diri atas kisah kegagalan yang dialami oleh orang lain. 

Tujuannya agar lebih cepat mengidentifikasi kecenderungan sisi gelap yang sama pada diri sendiri, dengan harapan agar punya kesempatan menyikapi lebih dini dengan meditasi/hening, sehingga tidak perlu menunggu kejeblos dalam lubang kegagalan dulu.

Nasihat ini merupakan tip untuk bermain aman dalam konteks keselamatan jiwa, yakni meminimalkan drama babak belur kepedihan berjilid-jilid proses pemurnian dengan tidak menyia-nyiakan anugerah. Tip main aman versi server kanan yang selaras dengan Ajaran SMSHD. 

Imbauan ini bukan mengajarkan cara main aman berbasis sisi gelap yang manipulatif, bukan tentang cuci tangan untuk bermanuver berlindung dibalik topeng pencitraan dan memanfaatkan kesalahan orang lain. Tetapi, ini tentang memilih sikap yang tepat atas peristiwa kejatuhan orang lain, yaitu dengan belajar sebanyak-banyaknya dari peristiwa itu agar tidak terjadi pada diri sendiri. 

Contohnya, ketika melihat orang lain mencuri buah rambutan tetangga dan digebukin warga sekampung, maka ketika menjadi penonton, kita akan belajar untuk tidak akan mencuri rambutan tetangga agar terhindar dari drama digebukin warga sekampung.

Atau ketika melihat teman seperjalanan kesadarannya jatuh akibat malas meditasi dan panen sisi gelap, maka sebagai ‘penonton’ yang menyaksikan situasi ini, kita akan belajar agar tidak melakukan hal yang sama; tidak malas meditasi agar mampu meningkatkan kewaspadaan dan mudah mendeteksi perilaku berbasis sisi gelap yang mirip beda tipis, sehingga dapat disikapi dengan meditasi/hening metode SMSHD sesegera mungkin.

Cukup membagongkan (mengejutkan) ketika saya menemukan nasihat dan imbauan sederhana ini, ternyata diselewengkan melalui perilaku berbasis sisi gelap. Karena ketakutan akan citra buruk, maka memilih untuk jadi penonton dalam rangka ‘main aman’ versi server kiri. Bukannya berendah hati untuk berefleksi dan segera membenahi, malah memanfaatkan situasi untuk bermanuver dan semakin menyembunyikan diri dibalik topeng tebal. Padahal Guru SHD sudah pernah menjelaskan bahwa main aman adalah tidak mungkin

Saya baru menyadari bahwa nasihat tulus yang diberikan oleh kami, para membimbing di PM, seringkali diselewengkan (kembali) oleh pola pikir egoistik berbasis sisi gelap yang sangat kuat dan tebal. Nasihat Guru SHD melalui Ajaran SMSHD pun banyak diselewengkan sebagai pembenaran atas sikap yang tidak tepat, sikap yang egoistik, dan sikap tidak bijaksana di keseharian. 

Misalnya, ketika dinasihati untuk menjadi tangguh, yang dilakukan malah tangguh berkeras kepala, tangguh ngeyel, tangguh dalam kemalasan, dan tangguh dalam kesombongan ilusif. Ada juga yang diberi nasihat untuk tidak ambisi, malah dijadikan alasan membenarkan kemalasan dalam bekerja, dan masih banyak lagi. Tidak heran apabila malah banyak yang terjebak dalam lingkaran setannya sendiri dan kehilangan manfaat dari anugerah yang senantiasa dicurahkan oleh Guru SHD.

Wadah praktik Ajaran SMSHD berupa organisasi dan lembaga berbadan hukum pun menjadi ajang dinamika yang tiada habisnya. Praktik ajaran yang nyata dengan melatih ketangguhan, malah disikapi dengan main aman versi server kiri yang berbasis sisi gelap pengecut dan mudah melempem seperti kerupuk masuk angin serta  sisi gelap baperan dan pencitraan. Praktik slogan ajaran tentang ketangguhan dan keberdayaan menjadi pepesan kosong karena yang dilatih agar menjadi manusia berdaya, malah mempertahankan ke-ndableg-an atas keinginan solusi instan bagi problematika kehidupannya. 

Kesimpulannya adalah bahwa semua nasihat yang baik dan selaras dengan server kanan selalu bisa di-twist dan diputarbalik ke arah sebaliknya, tergantung dari cakrawala pandang dan kondisi kesadaran yang dimiliki saat itu. 

Bagi saya pribadi, belajar ketika menjadi penonton dalam konteks yang tepat selaras dengan server kanan adalah sebuah cara yang membuat perjalanan belajar saya menjadi lebih hemat drama, hemat waktu, hemat energi, hemat sisi gelap baru, termasuk hemat akan karma buruk. 

Berendah hati menjadi modal utama untuk mampu belajar ketika menjadi penonton, karena membutuhkan rasa tanggung jawab dan kemauan untuk terus menerus berefleksi diri dengan ketulusan atas kekusutan yang terjadi melalui pengalaman teman lain. Butuh kerendahan hati juga untuk memvalidasi hasil refleksi kepada pihak yang tepat dan menerima umpan balik yang seringkali tidak sesuai dengan harapan dan ekspektasi.

Memang tidak ada yang mudah di jalan pemurnian jiwa, semua nasihat dan tip belajar bersifat MUTLAK TIDAK TERLEPAS dari variabel penting yang perlu diciptakan dan dijalankan dengan penuh sukacita dan penghayatan.

Persaudaraan Matahari dengan segenap hierarki pembelajarannya memang hanya bisa membantu menyediakan materi dan wahana belajarnya saja. Kami bertugas membantu agar proses ‘belajarnya’ mengalami percepatan melalui “Program Akselerasi Kosmik” berupa Ajaran SMSHD. Selebihnya menjadi tanggung jawab setiap jiwa untuk memilih dan menjalankan konsekuensi atas pilihannya sendiri.

 

Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
29 Desember 2024

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda