Luka batin atau luka jiwa memang menyebabkan degradasi fungsi organ. Seluruh gejala penyakit pada organ fisikal, merupakan dampak dari kondisi sisi gelap yang mengotori mental, emosi dan jiwa raga. Baik penyakit berat maupun kerusakan organ yang belum terdeteksi oleh medis, merupakan dampak jangka panjang akibat tumpukan sisi gelap (shadows) yang terus memejal dan termateriel bersamaan dengan tabungan karma yang jatuh tempo (jatem).
Yang saya tuliskan hanya gejala klinis ringan, yang dianggap tidak penting dan receh. Tetapi, merupakan produk hasil pemberontakan masif oleh sistem pertahanan psikologi dalam diri.
Apabila ‘Lapisan Kesadaran’ belum mengenal meditasi/hening ‘Pemurnian Jiwa’, maka sistem pertahanan diri akan membentuk pola auto-defensif yang melindungi diri dengan cara sesuai preferensi pribadi.
Mekanisme pertahanan bekerja otomatis untuk menciptakan rasa nyaman, kepuasan dan penghiburan yang dibutuhkan oleh masing-masing pemilik luka jiwa.
Saya menemukan beberapa gejala klinis yang ringan sebagai bukti degradasi fungsi organ akibat luka jiwa, misalnya:
- Budeg, atau penurunan fungsi pendengaran
- Katarak, atau penurunan fungsi penglihatan
- Kebotakan, atau penurunan kesehatan kulit kepala
Budeg, Degradasi Fungsi Pendengaran
Biasanya disebabkan karena terbiasa membudegkan dir (membuat diri tidak mendengar)i dari stimulus indera pendengaran yang tidak disukai. Misalnya, ortu galak, pasangan cerewet, guru sering marah-marah, di-bully oleh teman bermain, ditertawakan, dan lain-lain. Rasa tidak nyaman yang hadir pada tubuh, akan mencolek sistem saraf untuk mengaktifkan mekanisme defensif. Membentuk aksi pertahanan yang paling cepat memberikan rasa nyaman sehingga vagus nerve bisa bekerja memproduksi hormon penyeimbang. Perilaku turunannya bisa berupa pura-pura tidak mendengar, abai, acuh, cuek, ngeyel, tidak fokus, mudah melamun dan berkhayal, sering mengalihkan kepada hal lain, dan seterusnya.
Katarak, Degradasi Fungsi Penglihatan
Disebabkan karena terbiasa mengalihkan pikiran kepada hal lain, akibat dari stimulus indera mata yang tidak disukai. Prasangka buruk, analisa tidak utuh, observasi yang egoistik dan berkhayal menjadi menu otomatisasi mekanisme defensif sehingga sering salah membaca, salah mengerti, abai, acuh, cuek, ngeyel, tidak fokus, mudah melamun dan berkhayal, sering mengalihkan kepada hal lain, dan seterusnya.
Katarak juga ditemukan pada pengidap kebucinan, sehingga sering keliru dalam menilai sebuah objek. Kebucinan merupakan perilaku turunan ‘Luka Batin Rendah Diri’, sehingga selalu membutuhkan tatih tayang dan perhatian dengan standar khusus milik sendiri. Membentuk ilusi pertahanan dan khayalan yang diproyeksikan kepada objek bucin. Ibaratnya melihat monyet dibedakin pun bisa menjadi klepek-klepek penuh cinta. Love is blind adalah bukti nyata dari degradasi fungsi penglihatan akibat cinta yang dilandasi oleh sisi gelap.
Kebotakan, Degradasi Kesehatan Kulit Kepala
Biasanya disebabkan rusaknya jaringan di permukaan kulit akibat kerusakan saraf di kepala dan malnutrisi pada rambut. Penurunan fungsi organ menyebabkan metabolisme yang rendah sehingga nutrisi tidak mencapai ke kulit kepala. Kekusutan pola pikir akan berimbas kepada kerusakan synaps pada jaringan saraf pada organ otak, dan mempengaruhi metabolisme serta kesehatan kulit kepala.
Peran ‘Spiritual Murni SHD’ sudah jelas untuk membersihkan diri dari sampah dan kotoran mental, emosi, jiwa dan raga yang membandel.
‘Menyembuhkan’ dari habit yang tidak sehat akibat tumpukan luka jiwa. Memperbaiki otomatisasi sistem pertahanan diri dengan menjaga kesadaran yang meditatif. Dan, syukur-syukur bisa mengembalikan fungsi organ menjadi sehat kembali. Maka, jaga kesehatan diri, jaga kesehatan mental atau pikiranmu, jaga kesehatan emosimu, kesehatan jiwa dan ragamu dengan tekun ‘Bermeditasi/Hening Pemurnian Jiwa’.
Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
27 Mei 2025
Reaksi Anda:
