Skip to main content
Refleksi

KOMUNIKASI

16 November 2024 Ay Pieta No Comments

Dalam kelas kepemimpinan sesi 5 Avalon Leadership Online Course, Guru SHD menjelaskan tentang bagaimana komunikasi yang buruk menciptakan kekacauan. Komunikasi yang buruk bukan hanya bagi yang sulit bicara, tapi termasuk juga bagi yang terlalu pandai bicara. 

Baik yang sulit bicara maupun yang terlalu pandai bicara, dan kemudian menimbulkan kekacauan, keduanya sudah pasti dilatari apa yang disebut dalam Ajaran SMSHD dengan sisi gelap (shadows). Keduanya sudah pasti memiliki tumpukan luka batin, watak angkara dan ilusi, sehingga terjadilah situasi salah satu di antara keduanya yang kemudian menimbulkan kekacauan, baik bagi dirinya sendiri maupun yang berimbas ke orang lain, ke pekerjaan, dan kehidupan.

Dalam pelatihan kepemimpinan di The Avalon Consulting, isu komunikasi dijabarkan dalam sudut pandang psikologi yang lebih membumi. Karena walaupun basisnya spiritual murni, namun masih banyak yang belum paham apa itu spiritual murni dan pemurnian jiwa. Sebagian besar peserta masih menganggap spiritual murni tidak ada hubungan dengan isu-isu psikologis dan kepemimpinan. 

Bagi kebanyakan peserta pelatihan, Ajaran SMSHD hanya alat untuk segera bisa kaya, segera punya pasangan ideal, segera sembuh dari sakit, segera laku dagangannya, segera mendapatkan kedamaian, dan segera melenyapkan dinamika kehidupan.

Padahal jelas yang namanya Spiritual Murni SHD bersifat holistik mencakup seluruh aspek kehidupan.

JURNALING ADALAH SENI KOMUNIKASI KEPADA DIRI SENDIRI

Selain berefleksi, dalam belajar Ajaran SMSHD hasil refleksi wajib dituangkan dalam tulisan bahkan sering diminta untuk dibagikan di WhatsApp Group (WAG) dalam rangka pembelajaran kolektif. Ada yang merasa kegiatan ini seperti ajang membuka aib, ada yang merasa sebagai ajang cari muka, ada yang betul-betul memanfaatkan momen ini untuk sungguh-sungguh melatih kejujuran, melampaui pakewuh, melampaui beragam asumsi, dan sebagainya.

Refleksi maupun menjurnal memang perlu kejujuran dan (lagi-lagi) ketulusan. Seluruh muscle memory diajak berkolaborasi untuk mencurahkan perhatian kepada kegiatan ini melampaui hasrat ingin terlihat rajin dan patuh, melampaui hasrat ingin memanipulasi, melampaui rasa meremehkan dan tidak berendah hati, melampaui kemlinthi merasa tidak membutuhkan latihan seperti ini, dan seterusnya. Intinya melampaui manifestasi dari segudang objek kekeruhan jiwa raga yang disebut dengan sisi gelap (shadows).

Latihan kejujuran dengan menuliskan kembali secara konsisten akan membuat semua muscle memory aktif, mengkolaborasi seluruh fungsi otak untuk merekam informasi dari aktivitas tersebut. Sehingga secara perlahan akan membentuk habit (kebiasaan) baru dan meningkatkan awareness (kesadaran kognitif). Alarm moral yang lebih selaras dilatih agar menyala terlebih dahulu, agar tidak budeg dan tercipta logika yang sehat sesuai kompas Hukum Kosmik. Latihan ini mutlak harus dibarengi dengan berlatih meditasi/hening SMSHD agar habit (kebiasaan) baru meresap dalam ke lapisan kesadaran. Diperlukan kemauan memimpin diri dengan tegas untuk memutuskan bermeditasi/hening metode SMSHD sesegera mungkin ketika sadar telah berbuat tidak selaras.

Dalam pembelajaran Ajaran SMSHD, jurnaling bisa dibilang seperti berkomunikasi dengan diri sendiri. Berkomunikasi dengan jujur losdol apa adanya tanpa filter dan tanpa keinginan mencitrakan sesuatu kepada orang lain. 

Latihan ketulusan pun terjadi dalam menjurnal, begitu pula dengan latihan berendah hati. Memang menjurnal bertujuan untuk perbaikan teknik meditasi/hening dan meningkatkan performa belajar. Kalau menjurnal saja masih seperti romusha yang diikat pakai rantai dan diawasi pakai alat pentung, harus ditagih dulu, menjurnal dengan keterpaksaan, misuh-misuh ngedumel ples sibuk prasangka terhadap metode belajar di Persaudaraan Matahari, maka jelaslah menjurnal belum dilakukan dengan ketulusan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa ketulusan merupakan kunci emas bagi keberhasilan proses pemurnian jiwa SMSHD, sehingga mutlak untuk dilatih pada setiap gerak hidupmu, yaitu ketika berpikir, berucap, maupun bertindak.

Dalam Ajaran SMSHD, kegiatan menulis yang dibarengi dengan meditasi/hening metode SMSHD tentu akan menciptakan apa yang disebut menikmati saat ini di sini atau menikmati momen kekinian (present moment). 

Kalau tidak dibarengi meditasi/hening metode SMSHD, menjurnal bisa menjadi aktivitas yang menyebalkan dan menjadi sumber ketegangan pikiran atau spaneng. Hal ini karena ketika menjurnal malah sibuk mengarang indah, sibuk menganalisis, dan mencipta narasi indah sudah sesuai citra yang ingin ditampilkan, sibuk kalkulasi untung rugi, sibuk kalkulasi waktu, dan seterusnya.

Yang seharusnya menjadi wahana yang memberikan rasa rileks dan berdampak kepada kejernihan dalam berpikir, malah berubah total menjadi sumber kerumitan absolut karena belibet kusut sendiri dengan berbagai kepalsuan dan ketidakjujuran yang diciptakan sendiri. Tanpa kejujuran, maka yang seharusnya dapat mengenali bentuk emosi diri melalui mencatat pengalaman, malah berubah menjadi drama kepalsuan baru dengan seribu prasangka dan beranak pinak menjadi segudang sisi gelap lainnya. Sisi gelap bukannya jadi sirna, malah panen raya berlipat ganda.

Tidak hanya sampai di sini, berlatih untuk mencatat harus dilanjutkan dengan kemauan untuk membaca kembali apa yang telah ditulis dan berefleksi kembali berulang kali dari tulisan diri tersebut. Apabila hal ini konsisten dilakukan, maka akan lebih mudah menemukan pola negatif dalam diri sehingga dapat melangkan pada perbaikan dengan menata kembali cara berpikir, menata kembali sudut pandang dan logika sehat serta mengubah sikap yang lebih sehat dan lebih selaras dengan arah kompas server kanan.

Bagi yang mencari solusi instan untuk agenda egoistik, memang menjurnal menjadi tidak semudah itu, Fergusso. Syarat berupa kejujuran dan konsistensi harus dipenuhi apabila mau segera berdampak pada proses belajar Ajaran SMSHD.

Dalam pembelajaran Ajaran SMSHD, “Honesty is the best policy,” dan kemauan untuk berdisiplin menciptakan ketekunan dan konsistensi akan membuat proses belajar terus bergerak maju. Bukan maju-mundur dan/atau bukan mundur terus, sehingga saben hari kerjanya hanya, “Mulai dari 0 ya, Kakak.”

 

Ay Pieta 
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari 
15 November 2024

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda