Ada yang tahu apa manfaat memiliki tingkat kesadaran tinggi?
Apakah hanya untuk mendapatkan bentuk kenyamanan dan kedamaian versi idealisme egoistik manusia?
Bagi saya sih sangat tidak logis kalau perburuan ‘pencerahan’ dilakukan hanya untuk mencapai idealisme zona nyaman milik diri sendiri saja.
‘Parameter Evaluasi Spiritual Murni SHD’ yang dipakai sebagai acuan pencapaian bernama ‘Level of Consciousness (LoC)’ bukan seperti nilai akademik atau indeks prestasi kumulatif yang mencatat nilai di satu waktu saja dan berlaku seumur hidup. Angka yang diberikan bukan untuk dilaminating dan dipajang serta diakui sebagai pencapaian seumur hidup.
Angka evaluasi LoC menggambarkan situasi ruang kesadaran (state of consciousness) secara fisik yang bisa berubah setiap detik, sehingga mutlak perlu dijaga kestabilannya setiap saat selama kontrak hidup di Bumi masih berjalan.
Ketika terjadi peningkatan dalam ‘Tahapan Tingkat Kesadaran atau LoC’, lalu apa yang terjadi? Apakah impian akan zona nyaman damai versi idealisme pribadi akan didapatkan?
Bagi saya yang paling logis adalah apabila terjadi peningkatan kesadaran, tidak mungkin membuat manusia menjadi malas dan hobi mager leyeh-leyeh berlindung di dalam zona nyaman. Justru dengan peningkatan kesadaran, medan energi diri menjadi serba selaras dengan gerak Semesta, sehingga malah membuat diri kita semakin sibuk ‘Menari Mengikuti Irama Gerak Semesta’ yang tidak pernah berhenti.
Apakah Semesta pernah diam, stagnan, mager, dan berhenti bergerak? Bayangkan kalau bumi berhenti berputar pada porosnya.
Proses purifikasi yang membuat ‘Mental Jiwa Raga Bersih’ dari ‘Sisi Gelap (shadows)’, dan menciptakan medan energi diri yang selaras, secara nyata berdampak kepada kesehatan fisik. Metabolisme tubuh yang bekerja dengan optimal sudah pasti menyebabkan energi hidup meningkat dan aliran prana (chi) mengalir lancar sehingga mustahil manusia akab betah hanya berdiam diri, mager sambil memejam mata duduk sila di pojokan sunyi dari pagi sampai malam.
‘Spiritual Murni SHD’ adalah spiritualisme yang transformatif, progresif, dan revolusioner.
Ilmu jiwa yang selalu ‘memaksa’ kita untuk bertransformasi, mengubah yang kusut dan kelam menjadi jernih dan terang, selalu menggeret kita agar bergerak maju berkembang dan bertumbuh mencapai versi terbaik diri – bukan menjadi semakin mager dan leyeh-leyeh atau malah diam di tempat atau mundur. Dan, membuat kita merevolusi cara berpikir (mindset), habit, dan karakter yang usang agar tetap tangguh menghadapi tantangan dalam kehidupan. Ibaratnya prosesor harus selalu di-upgrade supaya tetap kompatibel dengan perjalanan hidup di Planet Bumi.
Dari apa yang saya alami, peningkatan kesadaran malah menjauhkan dari angan-angan zona nyaman yang mager dan egoistik. Peningkatan kesadaran telah membuat saya semakin sehat baik mental jiwa dan raga, sehingga semakin penuh daya dan energi untuk berkarya berkali-kali lipat lebih banyak ketimbang dahulu kala ketika belum hidup berkesadaran.
Medan energi yang selaras justru membuat saya lebih banyak ‘menari’ agar dapat terus mengalir dengan irama Semesta. Rasanya tidak logis apabila ’menari’ dengan cara mager leyeh-leyeh sembunyi dalam zona nyaman, sementara kehidupan selalu ‘Bergerak dan Berubah’.
Manfaat dari peningkatan kesadaran saya dapatkan melebihi ekspektasi, bahkan berkali-kali lipat lebih banyak ketimbang yang pernah dibayangkan. Dengan keberlimpahruahan manfaat yang didapatkan, secara natural tersalurkan kembali dalam bentuk karya nyata dan kontribusi yang terus-menerus, berkesinambungan seperti tidak ada habisnya.
Jadi, mana zona nyaman nan damai itu? Kok kesadaran meningkat malah makin sibuk? Wong yang dicari adalah santai nyaman damai tenang, kok malah disuruh kerja terus?
Pengertian nyaman damainya silakan dikalibarsi dulu, agar sinkron dengan pengertian dalam Ajaran Spiritual Murni SHD. Mental jiwa raga yang sehat dan sinkron dengan irama Semesta sudah pasti sepadan dengan kemampuan bekerja keras dan bekerja cerdas, sehingga memberikan dampak yang holistik serta manfaat jangka panjang, baik bagi diri maupun lingkungan, bukan sebaliknya.
Jadi, bagi murid ‘Sekolah Kehidupan’ Persaudaraan Matahari yang merasa sudah mengalami peningkatan kesadaran, tetapi malah semakin mager, semakin manja, semakin kaku/tidak fleksibel, dan malah semakin fokus mencari zona ternyaman dan kedamaian versi ego-nya sendiri, sudah pasti ada yang tidak tepat dengan praktik ‘Laku Meditasi/ Hening’nya selama ini.
Gimana? Masih tertarik belajar Spiritual Murni SHD, memurnikan jiwa dan merasakan manfaatnya yang ajaib dan berlaku sepanjang hayat?
Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
18 Mei 2025
Reaksi Anda:
