Skip to main content
Refleksi

MIND BODY SOUL AND SPIRIT

6 March 2025 Ay Pieta No Comments

Menjelang separuh abad hidup di Bumi baru ngerti bahwa ada perbedaan antara arti spirit dan soul. Ya amplop, tepok jidat. 

Setelah lepas dari cengkeraman ilusi arti spirit sebagai dunia hantu, ternyata selama ini saya menuliskan kata spirit dengan pengertian sebagai jiwa – sama seperti pengertian soul. Gara-gara dikoreksi ketika sharing dalam sebuah webinar, saya baru ngeh bahwa selama ini belum tepat dalam memahami arti kata spirit.

Soul adalah jiwa, spirit adalah esensi dari jiwa. Dalam Spiritual Murni SHD, esensi jiwa atau spirit ini adalah yang disebut dengan Diri Sejati. 

Cukup takjub akan penemuan ini karena belasan tahun berada di dunia yoga yang mengusung tema mind body and soul atau mind body spirit, tanpa mengerti secara utuh makna masing-masing kata. Hanya mengenal lapisan permukaan, tipis-tipis sebatas pelajaran biologi dan anatomi umum yang tidak pernah membuka eksistensi manusia secara utuh. 

Belajar Spiritual Murni SHD adalah pembelajaran seumur hidup, lifetime learning. Kita bisa saja berkapasitas memori besar dan mampu menghafal serta mengucapkan kembali semua teori yang ada dalam pelajaran Spiritual Murni SHD, tetapi bukan jaminan ‘Mengerti secara Utuh dalam konteks mengerti dengan ‘Kesadaran

Kebetulan kapasitas memori saya sangat terbatas dan sulit menghafal terlalu banyak. Tetapi setelah mengenal karakter berpikir diri sendiri, rupanya organ otak milik saya ini hanya mau merekam yang esensial dan dibutuhkan untuk menjalankan peran dalam konteks Rancangan Agung saja. Yang belum dibutuhkan, katakanlah masuk ke area parking lot, entah di mana di bagian otak ini, menanti sampai saatnya tiba untuk dihayati dengan lebih mendalam. Jadi banyak sekali pengetahuan sebagai AHA!Moment, pengalaman ketuhanan dan kesaksian, baru ditemukan dan bisa saya ceritakan setelah saya berada di ruang kesadaran yang tepat. Kisah-kisah penemuan inilah yang saya tuangkan dalam refleksi.

Gara-gara belajar Spiritual Murni SHD, saya baru mengerti kata minddengan pengertiannya yang berkali-kali lebih luas, tidak sekadar anatomi otak dan fungsi yang dijabarkan dengan cukup njelimet oleh neurosains. Begitu pula dengan kata body, bukan sekadar anatomi tubuh dengan fungsi fisikalnya saja, tetapi ternyata banyak sekali ‘lapisan tubuh’ manusia yang tidak pernah terjelaskan oleh sains. Apalagi tentang soulatau jiwa, walah lebih parah lagi, siapalah yang bisa menjelaskan, bahkan masih banyak yang tidak mengakui keberadaan jiwa. Dan, yang paling abstrak, namun merupakan sumber dari segala sumber yaitu spirit atau esensi jiwa. 

Dalam Spiritual Murni SHD, spirit atau esensi jiwa disebut Diri Sejati, yang menjadi objek utama ajaran Spiritual Murni SHD, yaitu pengetahuan tentang spirit atau esensi jiwa. Jadi, Spiritual Murni SHD memang tidak ada hubungannya dengan sulap dan sihir, tidak ada hubungannya dengan ilmu kebal dan menggandakan uang, tetapi pengetahuan tentang esensi dari jiwa atau spirit. Maka dari itulah mengapa seperti banyak ‘Ajaran Esensial di masa yang sangat kuna yang berbicara tentang pemurnian jiwa, pengetahuan ini disebut sebagai spiritual murni.

Jadi kebayang ‘kan, betapa serunya melangkah dalam proses ‘Pemurnian Jiwa, rasanya sepertiTraveling without Moving yang tak pernah berakhir, jalan-jalan dalam ilmu pengetahuan menembus cakrawala pandang tanpa perlu bergerak. Setiap hari ada saja penemuan dan kesaksian baru, AHA!Moment baru yang mencerahkan pengetahuan, melebur kebodohan dan keterbatasan diri. Memperluas wawasan dan cakrawala pandang walaupun objeknya dianggap recehan dan tidak penting karena tidak bisa dimakan dan tidak bisa untuk membeli mobil mewah.

“Halah, gitu doang bangga, pakai ditulis artikel segala.” 

Yah, begitulah perbedaan sikap antara yang hobi bersyukur dan yang masih penuh kepahitan dalam memandang anugerah sederhana.  

Dengan rasa syukur, saya mengumumkan melalui artikel ini bagaimana proses memberantas kebodohan dalam diri ini terjadi melalui peningkatan kesadaran, melalui meditasi/hening yang memurnikan diri dari pola pikir yang sempit sehingga menjadi seluas samudera. Yang tidak bisa dicapai hanya dengan ijazah dan nilai Mekanika Teknik A+ semasa kuliah. 

Yang pasti, habit bersyukur (gratitude routines) bisa dilatih dengan mensyukuri hal sederhana yang sudah jelas menjadi jatahmu dulu. Jangan selalu sibuk mengejar hal yang besar yang bukan menjadi jatahmu, yang akan mendegradasi keseimbangan kesehatan mental, fisik, jiwa dan membuatmu semakin menjauh dari esensi Sang Jiwa.

Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
6 Maret 2025

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda