Raison d’etre adalah frase singkat dengan terjemahan Bahasa Inggris yaitu reason of being. Dalam Bahasa Indonesia, pengertiannya adalah sebuah alasan kuat atau penting yang memberikan makna bagi sebuah situasi. Frase ini biasanya dipakai untuk kalimat bertema seputar tujuan atau alasan dari sebuah keputusan melakukan sesuatu.
Saya mendadak teringat frase ini ketika me-review jawaban PR Refleksi Tujuan Hidup milik para peserta Klaster Aktivis ALOC 8, salah satu program kepemimpinan The Avalon Consulting. Saya ikut berefleksi mengapa dulu tidak pernah punya rasa penisirin akan makna hidup dan tidak pernah terbesit untuk mencari tujuan hidup maupun jati diri seperti teman-teman lain.
Saya tidak pernah merasa hampa dengan hidup seperti kebanyakan penggemar dunia spiritual, apa mungkin karena terlalu sibuk memenuhi siklus standar hidup yang tidak ada habisnya. Anggap saja saya memang termasuk manusia kategori recehan yang tidak pernah mempertanyakan mengapa saya lahir di Bumi. Selama ini saya hanya punya persepsi praktis bahwa hidup adalah memenuhi siklus lahir-sekolah-berkembang biak-mati.
Dan, tampaknya apabila ditanya apa tujuan hidup, pasti akan saya jawab untuk menikmati apa pun yang saya miliki saat ini – semacam jawaban putus asa saking tidak punya ide jawaban lain yang lebih keren. Raison d’etre yang super recehan seperti tidak punya cita-cita fantastis seperti teman lain, apalagi seperti Guru SHD yang sejak muda sudah punya vision memperbaiki peradaban. Wih, sungguh cetek kali lah diri ini.
Berefleksi kembali atas perjalanan hidup sampai kemudian belajar Ajaran Spiritual Murni Setyo Hajar Dewantoro (SMSHD). Kisah kegagalan dan kisah keberhasilan silih berganti hadir, dengan beragam dinamika kehidupan dari level cabe ukuran mikro sampai dengan cabe keriting pedas level 10, semua ada.
Materi pelajaran kehidupan yang lumayan seru telah membawa saya memiliki angan-angan praktis ala wanita mandiri ibukota, yaitu tidak mau sakit dan tidak mau merepotkan anak di hari tua. Saya pernah bercerita di buku MATAHARI KESADARAN bahwa tujuan belajar meditasi adalah untuk mempersiapkan diri agar tidak perlu menderita sakit fisik menjelang kematian.
Sebelum menjadi ahli meditasi metode SMSHD dan belum mampu secara konstan merasakan bahagia sejati, saya selalu sesegukan parah apabila membaca atau mendengar Guru SHD menyebutkan kalimat ‘menyambut kematian yang indah’. Rasanya seperti menemukan kepingan puzzle raison d’etre yang selama ini sembunyi entah di mana. Tenggelam dalam dinamika hidup recehan sehingga tidak mengerti bahwa ada raison d’etre yang lebih besar dan mendalam bagi diri.
Menemukan alasan utama yang selama ini tidak bisa saya ungkapkan dalam bahasa yang lugas dan tepat sasaran karena memang belum ingin mati. Hanya bermodal keyakinan dalam diri yang sangat kuat dilengkapi dengan informasi abal-abal dari dunia yoga, bahwa impian saya bukan khayalan film kartun dan dapat direalisasikan asalkan mengerti caranya.
Keyakinan kuat ini kemudian saya buktikan dan saksikan nyata ada setelah belajar Ajaran SMSHD. Maka, jelas banget kan kenapa saya kepincut maksimal dengan ajaran ini. Saya menemukan banyak hal yang saya yakini nyata, namun tidak pernah saya temukan sebelum mengenal Ajaran SMSHD ini. Dari mulai cara meditasi yang paling sederhana, namun berdampak fantastis sampai dengan pengetahuan langit mudah dijangkau; tidak neko-neko, konsisten, logis, dan tidak ilusif.
Setelah menemukan cara meditasi/hening paling sederhana yang mengakomodir angan-angan kesehatan dan kematian yang indah, tentu saya dengan super serius melakoni apa yang diajarkan dengan kesungguhan (yang belakangan ini baru diketahui) di atas rata-rata seluruh penghuni komunitas.
Setelah sekian tahun melakoni kesungguhan di atas rata-rata dan mencapai level kesadaran kategori tercerahkan dalam parameter STANDAR LANGIT Persaudaraan Matahari, lalu apakah saya mendapatkan apa yang saya inginkan dari ajaran ini? Ya tentu, keinginan untuk bisa menjadi ahli meditasi sudah dalam tahap pencapaian walaupun belum mentok maksimal, masih terus otw ditingkatkan kualitasnya dan dipertahankan kestabilannya, karena belum akan selesai kalau kontrak hidup di Bumi belum berakhir.
Apakah saya siap mati? Tentu saja siap walaupun sampai saat ini belum ada tanda-tanda ke arah sana. Sebaliknya malah tubuh makin fit, makin sehat dan fungsi organ yang seharusnya menurun karena mulai menua ini malah sebaliknya, menjadi meningkat. Bahkan, saya baru saja berjumpa dengan banyak talenta diri yang berguna untuk banyak hal dan bermanfaat bagi banyak orang, sehingga saya pun ketiban banyak peran dalam beragam pekerjaan.
Katakanlah hidup saya memang baru dimulai semenjak saya bisa bermeditasi/hening metode SMSHD dan mengerti bagaimana menjalankan hidup yang diliputi sukacita, LIVING LA DOLCE VITA. Secara natural tanpa dicari-cari, saya menemukan raison d’etre yang lebih grande lagi ketimbang sekadar mempersiapkan diri untuk menyambut kematian yang indah. Raison d’etre dalam makna paling mendalam, yaitu alasan eksistensi saya di Planet Bumi yang baru ditemukan ini, rasanya seperti tidak asing dan sudah saya kenali sebelumnya walaupun selama ini hilang dari ingatan dan tidak pernah saya cari-cari.
Raison d’etre yang saya temukan di fase kehidupan dengan level kesadaran saat ini ternyata tidak lain adalah Divine Plan atau Rancangan Agung bagi diri. Bentuknya yaitu berupa segerbong tanggung jawab dalam menjalankan berbagai peran yang dipercayakan kepada saya saat ini. Termasuk menjadi wahana untuk menyampaikan kembali apa yang saya pelajari dan alami, serta berbagi kesaksian kepada semua orang yang memiliki tujuan hidup serupa.
Raison d’etre saya adalah menyebarkan kasih murni dan meneladankan living la dolce vita dalam bentuk pendidikan, bukan dalam bentuk penghiburan bagi hati yang luka dan bukan dalam bentuk obral puk-puk pelipur lara bagi jiwa nestapa.
Tugas saya adalah memastikan para peminat Ajaran SMSHD benar-benar memahami Ajaran SMSHD agar dapat bergerak maju menuju jalan keselamatannya masing-masing, termasuk memberdayakan jiwa-jiwa merana agar dapat menemukan raison d’etre yang selaras dengan Rancangan Agungnya, yaitu menjadi jiwa penuh kebahagiaan sejati dan mengevolusi jiwa.
Jadi, raison d’etre hidupmu apa? Masih seputar mimpi indah ala filem disney dan mendapatkan omset dagang yang tinggi?
Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
29 Oktober 2024
Reaksi Anda: