
Secara umum yang dimaksud self mastery adalah keahlian mengontrol diri terutama emosi dan menggali potensi diri agar menjadi sesuatu yang bernilai. Menguasai diri sendiri; mental, raga, dan jiwa (mind, body, spirit), adalah tentang memahami diri sendiri, menerima diri sendiri apa adanya sehingga mampu mengoptimalkan potensi diri.
Mengontrol diri pada tataran kognitif dilakukan dengan membiasakan diri berafirmasi positif, menciptakan antitesis berupa kalimat positif dalam pikiran dengan membangkitkan fungsi imajinasi dan memori yang positif, visualisasi positif, ‘Membangun Habit’ yang dipercaya lebih sehat dan konstruktif, atau menggunakan kalimat bijak dan tip-tip psikologi positif lainnya dalam solusi kesehatan mental dan pengembangan diri.
Secara kognitif, upaya-upaya tersebut tentu menimbulkan dampak dan memberikan motivasi untuk perbaikan diri walaupun tidak pernah permanen, dan seringkali menimbulkan ‘konflik’ baru, seperti degradasi kecerdasan, kesehatan mental, dan fisik yang baru terasa di masa yang akan datang.
Contohnya, dalam membangkitkan semangat dan optimisme, biasanya yang dipakai adalah pola berpikir (mindset) ambisi. Mencipta pikiran positif dan mengingat kalimat bijak yang akan membangkitkan ambisi sebagai bahan bakar bagi motivasi. Atau ketika seseorang cepat marah, maka untuk meredam kebiasaan senggol bacok akan membangun antitesis berupa kalimat positif dan bijak dalam pikiran yang dianggap lebih sehat dan konstruktif.
Beragam gejala emosi destruktif akibat menguatkan sikap ambisi atau hobi senggol bacok akan mereda atau bahkan tampak hilang di permukaan. Secara kasat mata seolah-olah lenyap, sementara waktu terlupakan oleh hal lain.
Namun, sebenarnya banyak jejak destruktif yang terpendam (repress dan suppress) ke lapisan kesadaran, mempengaruhi cara berpikir dan bertindak, menunggu momen yang mencolek kembali (triggering event) tumpukan jejak emosi tersebut hadir kembali dalam bentuk yang lebih besar.
Apabila mau mencermati dengan lebih jujur dan penuh kesadaran, pendaman jejak emosi destruktif yang kadung terekam dalam lapisan kesadaran, dalam jangka waktu yang panjang akan berlanjut menurunkan stamina, menurunkan imunitas, dan merusak organ tubuh menjadi sebuah penyakit.
Sebelum belajar Spiritual Murni SHD, saya beranggapan sebuah self mastery memang hanya mentok berlangsung sementara saja, dan harus kembali dibangkitkan dengan mengulang pola manajemen diri yang sama setiap dibutuhkan. Saya tidak mengerti bahwa pola pikir dan sikap yang tidak sehat dan konstruktif selalu menyisakan jejak emosi destruktif serta beragam ketidakselarasan lainnya di lapisan kesadaran. Jejak tidak selaras inilah yang akan mempengaruhi pola pikir, perilaku, kesehatan mental, dan fisik, sehingga menimbulkan ledakan bom waktu di kemudian hari.
Dulu saya adalah pelaku self mastery ala kadarnya, memilih menguasai diri agar selalu berada di jalur zona nyaman. Saya merasa cukup pandai mengontrol emosi dan berusaha mengenali potensi diri, namun secara tidak sadar mem-block mental dan men-self sabotage potensi diri dengan tujuan meminimalkan risiko dengan menghindar dari potensi konflik.
Saya pernah menjadi cukup ahli dalam anger management, yaitu sangat ahli melarikan diri sebagai langkah self care. Saya cukup mengerti bahwa terjadi degradasi kecerdasan dan kesehatan fisik yang cukup mengkhawatirkan walaupun tidak terdeteksi oleh medis. Modal manajemen diri hanyalah kalimat bijak dan wadah pelarian berupa olahraga yang akan menyapu beragam spektrum emosi destruktif dengan produksi hormon bahagia.
Saya pun sering mengalami ledakan bom waktu akibat sangat pandai memendam (me-repress dan men-suppress) beragam luka jiwa dan angkara murka. Yang terparah terjadi di tahun 2017, hasil pendaman luka dan angkara selama belasan tahun dan meledak dalam bentuk yang cukup ekstrem. Cara meredakannya pun dengan kembali mengulang pola represi dan supresi yang kurang lebih sama.
Setelah belajar Spiritual Murni SHD, dan berproses dalam pemurnian diri dari sisi gelap (shadows), saya baru mengerti bahwa isu kesehatan mental jiwa raga (mind body spirit) tidak hanya sebatas pada spektrum emosi dan sikap yang perlu dikendalikan saja.
Beryoga selama belasan tahun mengusung tema kesehatan mind body spirit tanpa mengerti esensi kata yang sebenarnya. Pengetahuan terbatasi hanya pada mind, berupa kognisi dan body secara fisik tanpa mengenal bahwa mind dan body pun memiliki banyak lapisannya masing-masing yang mempengaruhi kehidupan manusia secara utuh (holistic). Setelah belajar Spiritual Murni SHD dan menjalankan proses pemurnian jiwa, ternyata sebuah self mastery dapat diulas dengan wawasan yang lebih luas, dengan objek yang lebih kompleks dari sekadar spektrum emosi yang destruktif.
Meditasi/hening pemurnian jiwa Spiritual Murni SHD, adalah praktik mindfulness dengan pencapaian tertinggi berupa kesadaran murni (pure consciousness), dan merupakan kunci dari self mastery, yaitu kemampuan menguasai diri berupa mengelola diri sendiri, mengelola pikiran sendiri, mengelola habit diri, mengelola emosi, mengelola sikap dan perilaku diri.
Mengelola yang dimaksud bukan sekadar mengalihkan pikiran dengan teori bijak dan positif, tetapi sekaligus menyirnakan habit egoistiknya, membersihkan jejak destruktifnya dan menjaga agar tidak menimbulkan emosi, ilusi, maupun angkara baru.
Dengan bermeditasi/hening pemurnian jiwa Spiritual Murni SHD, self mastery tercipta secara utuh tanpa menimbulkan dosa baru yang akan menjadi dasar panen jatuh tempo (jatem). Namun sebaliknya, menjaga medan energi diri dengan berlatih melebur pola egoistik sehingga mampu merajut lingkaran malaikat. Dampak dan manfaat yang didapatkan menjadi permanen – tidak hanya sementara waktu saja, dan tidak menimbulkan potensi ledakan bom waktu serta tidak mendegradasi kecerdasan, kesehatan mental dan fisik.
Kembali lagi, isu psikologi dengan beragam solusi parsial ternyata dapat diulas dari kacamata spiritual murni yang lebih holistik, lebih utuh, dan menyeluruh, mencakup seluruh aspek kemanusiaan. Mind body spirit komplit sampai ke lapisan terdalam yang belum dapat terdeteksi oleh sains, tidak hanya di permukaan saja namun jelas menimbulkan degradasi kecerdasan dan kesehatan mental dan fisik.
Meditasi/hening pemurnian jiwa Spiritual Murni SHD memang memberikan manfaat jangka panjang. Satu solusi berupa jalan pintas bagi ramainya isu psikologis menuju manfaat jangka panjang yang permanen. Memang tidak bisa instan dan membutuhkan perjuangan yang tidak kaleng-kaleng, namun manfaat bagi kesehatan mind body spirit pun tidak kaleng-kaleng.
Saat ini saya memang sudah membuktikan beragam manfaatnya bagi kesehatan mind body spirit. Transformasi berupa peningkatan kesehatan mental jiwa raga dan peningkatan kecerdasan sedang berjalan dan didayagunakan agar memberikan manfaat, baik bagi diri sendiri maupun lingkungan. Berproses dalam pemurnian jiwa melalui meditasi/hening pemurnian jiwa Spiritual Murni SHD ternyata merupakan proses menuju self mastery yang sesungguhnya, holistik, dan berdampak permanen.
Ada yang punya kesaksian lain? Ceritakan, ya
Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
20 Februari 2025
Reaksi Anda: