
Mendengarkan kembali wedaran Guru SHD tentang ‘Pengertian Spiritualitas‘, saya jadi ingat beberapa hal konyol seputar perjalanan saya sendiri dalam memahami pengertian apa itu spiritualitas.
Saya juga baru tahu bahwa yang disebut ilmu spiritualitas mempunyai kategori yang sangat beragam. Asalkan berhubungan dengan dunia yang tidak kasat mata, maka boleh melabelkan diri dengan kata spiritualitas. Dari banyaknya ragam rupa label spiritualitas ini pernah juga dijelaskan di webinar ‘Pokok-pokok Ajaran Spiritual Murni SHD – Part 1’.
Sebelum belajar Spiritual Murni SHD, ketika mendengar informasi seputar spiritualitas, isi kepala secara spontan menghubungkan dengan dunia hantu dan kegelapan. Otak secara impulsif menolak mentah-mentah informasi seputar spiritualitas, mental dan tidak mau menempel sedikit pun dalam ruang kognitif.
Sebelum belajar Spiritual Murni SHD, saya belum mengerti bahwa spiritual dan supranatural adalah hal yang berbeda. Cukup panjang perjalanan saya mentransformasi pengertian kata ‘spirit’ yang tadinya bermakna hantu, lalu ‘spirit’ sebagai jiwa, lalu baru-baru ini mengerti lagi bahwa arti kata ‘spirit’ berbeda dengan soul (jiwa). Seperti mengentaskan dalam perjalanan mengkalibrasi pengertian yang disertai wawasan bahwa arti ‘spirit’ yang dipelajari dalam Spiritual Murni SHD adalah esensi dari Sang Jiwa.
Padahal Guru SHD bolak-balik menjelaskan bahwa di Persaudaraan Matahari (PM), Spiritual Murni SHD mengajarkan tentang esensi. Tetapi, baru mengerti sekarang setelah enam tahun menghayati Spiritual Murni SHD, bahwa esensi yang dimaksud adalah pengertian ‘spirit’ sebagai esensi Sang Jiwa, spirit sebagai Diri Sejati, spirit sebagai manifestasi keberadaan Tuhan dalam diri manusia.
Banyak yang berasumsi apa yang ‘Dipelajari dalam Spiritual Murni SHD‘ sama seperti spiritualitas pada umumnya yang mengutamakan pengalaman metafisika, supranatural, dan kemampuan di luar batas normal manusia atau kesaktian, seperti bisa menerawang masa depan, mencari dompet hilang, intip kisah masa lalu, berkomunikasi dengan dunia lain, bisa membuat orang lain tunduk, bisa membuat dagangan laku, dan lain-lain.
Maka, tidak heran dengan banyaknya yang alergi dan skeptis apabila membaca tulisan tentang spiritual murni. Belum apa-apa sudah skeptis karena isi kepala kadung terkonsep dengan pengertian umum. Padahal isinya adalah tentang bagaimana manusia bisa ‘Memurnikan Jiwa’, ‘Membersihkan Mental Jiwa Raga’, atau ‘Menyembuhkan Mental Jiwa Raga’, yang disebut dengan ‘Pemurnian Jiwa’.
Saya baru mengerti ada semacam keyakinan kolektif yang membatasi (limiting belief system) pengertian spiritualitas, sehingga hanya dinikmati sebatas kepentingan egoistiknya masing-masing. Sebuah keyakinan yang mendegradasi kualitas benih Ilahi yang ada dalam setiap jiwa, sehingga ketika ada ilmu yang mengajarkan bagaimana menjadi manusia yang sehat mental jiwa raga, bebas dari kotoran mental jiwa raga bernama ‘Sisi Gelap (Shadows)’ atau disebut juga jiwa yang murni, dianggap sebagai mengada-ngada dan terlalu absurd untuk dicapai oleh manusia.
Degradasi ajaran spiritual yang murni dan menjauh dari esensinya memang membuat umat manusia lupa tentang esensi Sang Jiwa, dan terbukti telah membawa peradaban menjadi Kaliyuga.
Maka melalui Spiritual Murni SHD di PM, Guru SHD selalu mengulas kembali berbagai ajaran di masa lalu atau ajaran kuna yang sama-sama mengajarkan tentang kemurnian jiwa, tentang esensi Sang Jiwa, tentang spiritual murni. Koleksi wedarannya bisa didengarkan melalui akun YouTube PM atau halaman ‘Ajaran Pencerahan‘ di Website PM.
Ajaran yang membuka pemahaman akan Hukum Semesta yang berlaku di Jagat Raya beserta isinya. Ajaran yang dibutuhkan untuk menjaga kebersihan/kemurnian diri dari kotoran mental jiwa raga bernama sisi gelap (shadows), ajaran yang mengajarkan bagaimana cara ‘‘Mentransformasi Diri‘ dan menemukan makna ‘Kebahagiaan yang Sejati‘ serta cara menggapai ‘Rancangan Agung‘.
Melalui Spiritual Murni SHD, tentu saya semakin mantap melanjutkan perjalanan menjaga kebersihan diri, menikmati keberlimpahan dan kebahagiaan sejati dengan menjalankan peran sesuai Rancangan Agung.
Bagaimana dengan dirimu? Masih mencari cara agar bisa hidup santai dan cepat kaya, dagangan laku, dan bisa nerawang?
Spiritualitasmu yang mana?
Coba simak lagi wedaran berikut untuk menentukan pilihanmu
Ajaran Persaudaraan Matahari Jalan Keselamatan atau Kesesatan 1
Ajaran Persaudaraan Matahari Jalan Keselamatan atau Kesesatan 2
Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
16 Maret 2025
Reaksi Anda: