
Ketika belajar ‘Spiritual Murni SHD’, niat belajar adalah prioritas numero uno yang perlu dibersihkan duluan dari hasrat egoistik. Dalam neurosains, tujuan yang jernih tanpa embel-embel hasrat egoistik, akan menciptakan sense of direction pada navigasi spasial organ otak.
Bagi saya, perjalanan menemukan niat atau tujuan belajar yang paling ‘Jernih (clarity of purpose)’ dan sinkron dengan tujuan ‘Ajaran Spiritual Murni SHD’ adalah satu fase perjalanan panjang ‘Raison d’Etre‘ yang perlu dihayati dengan kesungguhan.
Semua penduduk komunitas berangkat dari daftar panjang harapan egoistik masing-masing ketika memutuskan belajar di ‘Sekolah Kehidupan’ ‘Persaudaraan Matahari‘. Memasuki tahun ke tujuh bersama Spiritual Murni SHD, saya menengok kembali pengalaman otentik dalam mengkalibrasi dan mentransformasi tujuan belajar. Timeline transformasi yang transendental bagi tujuan belajar Ay Pieta bisa dipetakan sbb:
Tujuan awal mula ingin belajar meditasi,
Supaya tidak perlu ke rumah sakit dan tidak menua dengan sakit, punya harapan besar untuk menuju kematian tanpa sakit berat.
Dikalibrasi menjadi,
Setelah mempelajari teori dasarnya dan mengerti prosesnya, yaitu kalau mau sehat dan tidak sakit, maka tumpukan sisi gelap harus dibersihkan dulu. Maka saya memilih sikap untuk berendah hati mengikuti prosesnya sesuai yang diajarkan.
Oh, baik. kalau mau sehat maka pemurnian jiwa dulu dong ya. Siap, grak.
Semua syarat dan ketentuan, termasuk kewajiban dan risiko saya jalankan dengan kesungguhan. Saat itu tidak pernah terbesit ada harapan egoistik agar tercapai dengan cepat, instan dan mudah. Tidak terbesit untuk ambisi dan obsesi karena memang belum ada tanda-tanda mau mati. Seluruh hasrat egoistik dan sisi gelap yang mempengaruhi pikiran, mental, emosi dan kesadaran, dijernihkan dengan tekun ‘Bermeditasi/hening Pemurnian Jiwa‘.
Bertransformasi menjadi,
Ketika sudah menjadi semakin sehat, lalu apa?
Kalau tujuan sudah tercapai, berarti sudah cukup dong belajarnya, ya?
Tapi, masalahnya saya tidak tahu kapan akan mati, sementara kesehatan harus dijaga terus sampai mati.
Oh baik, berarti saya harus terus menjaga kestabilan kejernihan jiwa agar dan kesehatan kesadaran, mental, jiwa, dan raga terus terjaga. Tidak ada libur, tidak ada cuti karena saya tidak mau mulai dari 0 lagi ya, Kakak. Maka, saya terus meningkatkan kualitas dan kuantitas meditasi/hening pemurnian jiwa. Terus memberikan usaha terbaik dengan konsisten, sesuai koridor dan arah kompas Spiritual Murni SHD.
Transformasi yang transendental menjadi,
Ternyata, ketika sudah menjadi lebih sehat malah membuat menjadi lebih berdaya. Saya malah bisa mengerjakan banyak hal yang bermanfaat bagi diri dan orang lain. Bukannya hidup dengan mode pensiunan, tetapi justru semakin banyak berkarya dan mendharmakan karya bagi orang lain. Melalui daya dan karya, saya malah bertumbuh menjadi versi diri yang selaras dengan Rancangan Agung (Divine Plan).
Apa tujuan bertumbuh sesuai Rancangan Agung?
Supaya bisa menjadi manusia yang hidup selaras dengan gerak Semesta, hidup dalam kebahagiaan dan mendapatkan keselamatan. Maka, saya pun terus meningkatkan kualitas kesadaran agar semakin banyak manfaat yang bisa diberikan melalui karya nyata.
Terjadi lagi transformasi yang transendental menjadi,
Kalau sudah menjadi versi terbaik sesuai Rancangan Agung lalu apa?
Dengan terus berkarya dan berdharma sesuai Rancangan Agung, ternyata saya malah turut membantu membangun kesadaran kolektif.
Tapi apa tujuan membantu untuk membangun kesadaran?
Selain menjalankan hidup seirama dengan gerak Semesta, ternyata sangat membahagiakan ketika semakin banyak manusia terbangun kesadarannya. Sangat membahagiaan ketika semakin banyak manusia menemukan kebahagiaan sejati, dan hidup dalam kedamaian diri yang konstan. Sangat membahagiakan ketika semakin banyak manusia yang hidup selaras dengan gerak Semesta, sehingga menularkan medan energi yang baik di tengah carut-marut dinamika kehidupan yang tidak pernah berhenti.
Semakin banyak manusia berkesadaran, maka makin banyak manusia hidup dalam bahagia sejati. Sudah pasti hidup di Planet Bumi terasa seperti surga walaupun belum mati.
Dannnn, masih terjadi transformasi yang transendental lagi menjadi,
Kalau semua sudah tercapai; sehat sampai kematian, hidup dalam kebahagiaan dan bumi sudah menjadi surgawi, sudah selesai kah?
Oh, ternyata masih ada lagi tujuan berikutnya yang lebih grande. Yaitu yang hanya terjadi ketika kontrak hidup di Bumi selesai. Kesadaran yang telah menjadi lebih murni akan membuat jiwa bergerak maju dalam evolusinya. Jiwa yang berevolusi, membawa rajutan karmanya dan akan membentuk realitas kehidupan berikutnya, apabila sudah saatnya melanjutkan ke jenjang ‘sekolah’ lebih tinggi.
Terus terang saya tidak pernah berkhayal lompat kepada tujuan paling belakang. Karena tidak pernah tahu ada tujuan setinggi, sepanjang dan se-grande itu. Tujuan awal yang tadinya dikira sudah paling puol mentok ujung atas, dan masih separo ngawang tebak buah manggis, ternyata malah terkalibrasi dan bertransformasi dengan transendental sampai ke titik yang berkali-kali lebih tinggi, dan belum juga mentok di paling ujung.
Tujuan yang jernih akan menjadi landasan bagi terbentuknya ‘Motivasi Yang Kuat (willpower)’untuk selalu memilih sikap yang tepat, sesuai dengan arah kompas yang paling selaras.
Sejauh mata saya memandang, mustahil ada yang mengerti apa itu pemurnian jiwa sebelum mempelajari dengan kerendahan hati dasar-dasar Ajaran Spiritual Murni SHD. Maka, jujurlah pada dirimu sendiri, temukan niat belajarmu yang otentik sehingga dapat dijernihkan dan dikalibrasi dengan cara yang tepat.
Find your purpose, clarify, calibrate, transform, and transcend into the grandest. ~ Pure Spirituality
Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
29 Mei 2025
Reaksi Anda: