Skip to main content
Refleksi

The Only Constant in Life is Change

6 July 2025 Ay Pieta No Comments

The only constant in life is change.
Yang konstan dalam hidup adalah perubahan.

Lagi-lagi refleksi tentang perubahan karena kehidupan memang selalu bergerak. Perubahan merupakan bagian dari gerak kehidupan manusia, tinggal memilih mau bergerak mengalir bersama perubahan yang baik atau transformasi, atau memilih untuk menciptakan perubahan yang tidak tepat.

Sekolah Kehidupan Persaudaraan Matahari pun selalu bergerak, perubahan berupa peningkatan mutu menjadi lebih baik, lebih keren, dan menghasilkan manusia dengan karakter yang keren juga. Walaupun di sisi lain menjadi kehilangan banyak penggemar solusi instan.

Belajar di Mahadaya Institute (sebelum bernama Persaudaraan Matahari)

  1. Ajaran spiritual: masih bernuansa klenik dan supranatural
  2. Kajian dan workshop: dilakukan offline sebulan satu kali
  3. Retreat: dilakukan offline sebulan satu kali.
    Tour ke candi dan air terjun, tidak fokus pendalaman materi, banyak aktivitas terawang-menerawang, dan jasa supranatural
  4. Interaksi belajar di WhatsApp Group (WAG): tidak ada sama sekali.
    Hanya interaksi humor dan basa basi tanpa perduli dengan esensi ajaran. 
  5. Latihan meditasi: fokusnya terhubung dengan diri sejati agar dapat mendengarkan pesan Tuhan.
    Dilakukan dengan bebas, suka-suka sendiri. Evaluasi sekali-sekali saja hanya ketika habis ter-boosting sehingga selalu tampak bagus. Tidak pernah ada metode yang jelas – semua dikerjakan mandiri sesuai pemahaman masing-masing. Harus mau membangun disiplin sendiri, menjurnal sendiri tanpa diminta, latihan meditasi sendiri sebanyak-banyaknya tanpa ada yang minta dan mengarahkan. Toleransi hura-hura masih sangat besar, belum ada lembaga dan pekerjaan tidak ditangani dengan serius.
  6. Hasil: sejauh mata memandang sisa penghuni Orde Lama sampai sekarang malah banyak yang kesulitan praktik teknik Meditasi/Hening Pemurnian Jiwa’.
    Sampai saat ini masih banyak yang melekat dengan nuansa belajar seperti ini, dan menyebabkan ajaran keren dianggap sebagai sesat, klenik dan supranatural.

Belajar di Persaudaraan Matahari v1.0

  1. Ajaran spiritual: mulai bergeser dari nuansa klenik dan supranatural menjadi Spiritual Murni’.
  2. Kajian dan workshop: dilakukan offline setiap bulan satu kali.
  3. Retreat: dilakukan offline setahun satu kali. Tidak pakai piknik, mulai banyak pendalaman materi.
  4. Interaksi belajar di WhatsApp Group (WAG): mulai ada diskusi belajar dan ada Program Belajar Intensif’.
  5. Latihan meditasi: fokusnya pada teknik meditasi/hening pemurnian jiwa dan kompleksitas Sisi Gelap (shadows)’.
    Mulai ada sistem, dimonitor dan Dievaluasi Berkala’. Mulai ada menu membangun disiplin selama program berjalan, tetapi kalau program berakhir lalu bubar. Lembaga sudah ada, tapi belum sinkron dengan pondasi spiritual murni. Hasil evaluasi dengan porsi boosting masih sangat besar, tetapi belum ada yang paham mekanisme boosting dan dampaknya. Pekerjaan mulai banyak, sehingga mulai banyak drama pelepasan topeng. Toleransi hura-hura menipis karena mulai banyak pekerjaan serius. Dan banyak gejolak pemberontakan atas perubahan metode belajar.
  6. Hasil: lebih banyak yang mengerti belajar apa di Persaudaraan Matahari.
    Lebih banyak yang mengerti ajaran walaupun masih secimit. Lebih banyak yang bisa bermeditasi/hening pemurnian jiwa dan mengerti bagaimana proses membersihkan lapisan kesadaran dari Sisi Gelap (shadows)’ walaupun belum stabil. 

Belajar di Persaudaraan Matahari V2.0

  1. Ajaran spiritual: spiritual murni, tidak pakai embel-embel klenik.
  2. Kajian: online seminggu dua kali, kajian dan workshop offline tidak rutin
  3. Retreat: setahun dua kali, fokus pendalaman materi
  4. Interaksi belajar di WhatsApp Group (WAG): lebih ramai dengan diskusi belajar.
  5. Latihan meditasi: fokusnya pada pembentukan karakter paralel dengan membersihkan lapisan kesadaran dari sisi gelap (shadows).
    Dimonitor dan evaluasi lebih intens. Program belajar intensif diganti menjadi Pendampingan Tanpa Batas Waktu’. Semakin banyak bentuk Disiplinyang harus dibangun. Semakin banyak metode recehan yang perlu untuk diaplikasi. Semakin banyak wadah untuk membantu melatih disiplin dan ketulusan melalui lembaga berbasis voluntary. Pekerjaan makin serius dan bejibun, topeng makin banyak yang copot karena toleransi semakin tipis lagi. Dampaknya banyak yang kelelahan mengejar agenda egoistik yang tidak kunjung didapatkan, ngambek lalu meninggalkan komunitas. Ada juga yang sibuk menghasut dan menjelek-jelekkan ajaran, mendadak lupa dengan manfaat yang pernah didapat dan dikejar-kejar.
  6. Hasil: mulai banyak yang mengerti ajaran dengan lebih utuh.
    Lebih banyak yang bisa meditasi/hening pemurnian jiwa dengan peningkatan kestabilan. Lebih banyak yang mengerti proses pemurnian jiwa. Mulai terbangun karakter yang sehat dan konstruktif sehingga mulai banyak talenta yang terbuka dan terasah. Lebih banyak jumlah karya berbasis ketulusan, lebih besar dan luas cakupan dampak edukasi. Lebih banyak momen surgawi dalam bentuk kolaborasi yang harmoni dan tak terduga.

Saya sih lebih memilih produk dengan kualitas yang jelas semakin meningkat, walaupun tidak dianggap memenuhi tren arus utama. Pola pikir Growth Mindset sudah pasti yang lebih memilih bertumbuh dan berkembang, bebas merdeka dari Mental Block dan kebutuhan akan validasi sosial.

Kalau kamu gimana?

“Everyone thinks of changing the world, but no one thinks of changing his consciousness.” ~ Pure Spirituality

 

Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
6 Juli 2025 

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda