Martabat bangsa Indonesia ditentukan jalan yang dipilihmya. Sesuai kode genetik yang tertera di dalam DNAnya, sewajarnya bangsa ini memilih jalan hidup berbangsa dan bernegara yang mencerminkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangruwa.
Sejak masa yang kuna prinsip ini telah hidup dan dipraktikkan oleh leluhur kita. Prinsip ini terealisasi karena mereka yang ada dalam peran kepemimpinan tekun menjalankan hening cipta, masuk pada kesadaran ketuhanan yang maha esa, menghayati kasunyatan jumbuhing kawula lan Gusti, lalu hidup selaras dengan gerak semesta dalam tuntunan Hingsun/Guru Sejati/Dewa Ruci/Roh Kudus.
Para pemimpin di masa lalu yang tercatat dalam sejarah sebagai pemimpin agung dengan prestasi gemilang, konsisten menjalankan laku spiritual untuk menumbuhkan kualitas sebagai Satria Pinandhita Sinisihan Wahyu. Di dalam sanubarinya hidup prinsip – prinsip agung yang oleh Bung Karno dan para founding fathers NKRI dirumuskan sebagai dasar negara: Pancasila. Pancasila sejatinya adalah jalan spiritual bangsa Nusantara. Lima prinsip agung ini memang digali dari bumi Nusantara.
Saat ini, sepatutnya kita kembali kepada Pancasila sebagai jalan spiritual. Seluruh warga bangsa digerakkan dan dipandu untuk menghayati kembali prinsip ketuhanan dan kemanusiaan yang universal, yang berbuah persatuan Indonesia, kebijakan negara yang penuh hikmat, serta keadilan dan kesejahteraan rakyat.
Titik masuknya adalah dihidupkannya kembali tradisi hening cipta, yang membawa seriap pribadi terhubung kepada yang ilahi di dalam dirinya sehingga hidup diliputi kasih murni, kebahagiaan dan kedamaian sejati.
Pancasila yang dijiwai bukan hanya diteorikan, dinyatakan bukan sekadar dikatakan, memastikan terjaganya kewibawaan Pancasila. Sekaligus menjamin bangkit dan naiknya martabat bangsa ini.
Memang sewajarnya Pancasila tetap berwibawa. Laksana Garuda yang gagah perwira, yang sanggup terbang menembus langit yang tinggi. Pancasila yang apinya menyala di dalam sanubari memang memberi kita kekuatan dan sayap untuk terbang tinggi mencapai cita-cita luhur bangsa ini.
Jayalah Nusantara. Kita songsong ber sama era keemasan Indonesia.
Jakarta, 25/06/2019
Setyo Hajar Dewantoro
Reaksi Anda: