Di Perguruan Spiritual Murni (SM) Persaudaraan Matahari (PM), kelulusan Fakultas Pemurnian Jiwa tidak bisa terlepas dari Jurusan INTEGRITAS. Proses belajar yang teorinya sederhana, ternyata bisa menjadi perjalanan belajar yang super panjang tanpa batas waktu.
Teknik meditasi/hening Spiritual Murni Setyo Hajar Dewantoro (SMSHD) memang tidak semata-mata step meditasi; memperhatikan–merasakan–menikmati nafas natural saja, tetapi berikut dengan variabel teknis yang menjadi objek langka di dunia spiritualitas, yaitu ketulusan dan integritas. Variabel teknis lain yang merupakan mata kuliah dasar dalam Jurusan Integritas adalah disiplin, konsistensi, ketekunan, kesungguhan, kerendahan hati, kejujuran, ketangguhan, dan seterusnya.
Perbedaan (gap) bakat spiritual yang besar secara nyata berdampak kepada kesenjangan kualitas pada berbagai variabel teknis tersebut sehingga kami para pendidik di PM perlu menyederhanakan proses belajar ke dalam berbagai mata kuliah bertajuk isu moral mendasar yang sebenarnya sederhana dan umum, tapi sulit menembus fenomena psikologis yang kadung menjadi kenormalan di kalangan umat manusia Peradaban Kaliyuga ini.
Sebagai solusi, sembari memberikan mata kuliah teknik meditasi/hening SMSHD, kami membuka media belajar berupa praktikum dan asistensi dalam melatih diri agar semua variabel teknis dapat terpenuhi. Upaya ini dilakukan untuk mencapai keahlian dalam mendaya guna TONGKAT SIHIR, yaitu meditasi/hening SMSHD demi tercapainya apa yang menjadi tujuan utama ajaran pencerahan SMSHD hadir di muka Bumi, yaitu pemurnian/purifikasi jiwa raga.
Berbasis pengalaman diri yang otentik, ketika saya menemukan kompas yang tepat, maka inilah yang menjadikan perjalanan belajar menjadi penuh konsistensi dalam kesungguhan dan ketekunan. Integritas dan ketulusan yang terus dijaga dan ditingkatkan sesuai arah kompas akan membentuk, katakanlah, autopilot bagi berbagai variabel teknis meditasi yang akan menggerakkan kapal dengan kapasitas optimalnya sesuai arah kompas.
Nahkoda kapal bertanggung jawab memastikan kestabilan dan peningkatan mutu seluruh variabel teknis sehingga kondisi autopilot tetap prima. Menjaga kewaspadaan dalam menghadapi dinamika selama mengarungi perjalanan agar tidak menghambat laju kapal atau membuat kapal belok arah dan karam. Nahkoda dengan integritas yang baik dipastikan mampu mengarahkan kapal sesuai arah kompas yang tepat, dan menjaga kapal dengan segenap perjuangan dan pengorbanan agar tidak belok arah, tidak karam.
Masalahnya di PM tidak ada nahkoda yang memiliki modal sama persis dengan saya, terlebih lagi yang seperti Guru SHD, mana mungkin ada? Maka wajarlah apabila membutuhkan waktu lebih panjang untuk membangun sebuah INTEGRITAS dengan kualitas yang baik agar mampu mengaktivasi fungsi autopilot dan membuat kapal berlayar sesuai arah kompas yang tepat. Nahkoda memang bertanggung jawab menentukan ketepatan niat belajar agar kapal dapat bergerak menuju arah destinasi yang sudah ditunjukkan oleh Sang Kompas.
Sebaliknya, kapal tidak akan bergerak mengikuti arah kompas apabila nahkoda kapal tidak menentukan sikap yang tepat dan tidak berupaya membangun integritas. Sang Nahkoda jugalah yang bisa membuat kapal bergerak melenceng dari arah kompas, membawa kapal nyasar belak-belok mutar-muter ke sana kemari sehingga tidak sampai pada tujuan. Sudah jelas Sang Kompas mengarahkan ke utara, tapi nahkoda nakal ini maunya belok karena tergoda dengan hal lain di barat daya.
Menjaga konsistensi berada di jalur yang sudah diarahkan Kompas Server Kanan ternyata sulit, ya.
Padahal melihat banyaknya yang setia konsisten berada di jalur server kiri, menunjukkan bahwa arah kompas yang tidak selaras memang banyak memberikan fasilitas kemudahan.
Tidak habis-habisnya ekspresi ketakjuban kami, para pendidik di PM, dalam menghadapi beragam rupa isu psikologis yang membuat praktik ajaran menjadi rumit njlimet kusut dan penuh drama. Menjadi sangat logis mengapa susah sekali menemukan manusia yang tercerahkan sesuai STANDAR LANGIT Ajaran SMSHD di PM.
Sebagai wadah praktikum dan asistensi, PM membuka sebuah program belajar yang dibentuk ketika Program Kepamomongan batch 8 berakhir. Program ini dibuka sebagai langkah persiapan memasuki Program Kepamomongan batch 9 mendatang, yang kami sebut dengan Program Pendampingan untuk persiapan kepamomongan. Sarana praktikum dan asistensi bagi mata kuliah dasar kami berikan untuk sekadar melatih kejujuran, melatih konsistensi, dan melatih disiplin terlebih dahulu sembari terus melatih step meditasi/hening, sebelum melangkah ke program yang lebih intensif selama tiga bulan.
Dari model pendampingan ini, makin jelas lagi terlihat betapa sulitnya untuk menjadi konsisten dalam kesesuaian Ajaran SMSHD. Padahal jelas dalam teori dasar Ajaran SMSHD menyebutkan bahwa keahlian bermeditasi/hening metode SMSHD hanya akan dapat diperoleh apabila berlatih dengan tekun dan konsisten SESUAI AJARAN, bukan konsisten sesuai maunya sendiri.
Tapi, apabila para nahkoda nakal, memilih untuk terus menghindari proses yang tidak disukai, memilih untuk berbelok dari arah kompas menuju server kiri, maka sebagai hadiahnya akan mendapatkan ngunduh wohing pakarti berupa kapal oleng, belak-belok ke jalur yang tidak tepat dan bahkan karam, menunggu waktu jatuh temponya masing-masing. Tampaknya medan magnet server kiri memang lebih massif menggoda sehingga tanpa memiliki INTEGRITAS yang baik akan mudah sekali mengalami, “Kapal oleng, Kapten!”
Setelah mata kuliah dasar dilalui, perjalanan belajar mengajar memang masih amat sangat panjang. Tidak ada yang instan dalam pemurnian jiwa, tidak ada yang instan dalam berproses belajar Ajaran SMSHD. Saya pun sudah memasuki tahun keenam dengan berbagai pencapaian transformasi, masih tetap belajar tanpa henti karena pengetahuan Semesta yang tanpa batas dan tidak ada habisnya.
Masih adakah yang punya target waktu sebagai durasi belajar Ajaran SMSHD? Seperti pelajaran akademik yang cukup dilakukan dalam durasi tertentu; tiga bulan, satu tahun, dua tahun cumlaude atau tiga tahun, lalu akan berhenti setelah mendapatkan sertifikat yang diberi stempel sah lembaga pendidikan?
Sadarilah, pendidikan di PM adalah pendidikan jiwa raga. Yang belajar adalah jiwa ragamu, bukan hanya sebagian fungsi organ otak saja. Durasi sekolahnya seumur hidupmu selama masih jatah bernafas di Planet Bumi. Ketika jatah belajarmu di Planet Bumi habis, maka Sang Jiwa akan melanjutkan proses evolusinya, entah melalui sekolah di mana lagi.
Ciptakanlah konsistensimu, latih kejujuranmu, dan jalankan disiplin praktik Ajaran SMSHD dengan cara yang tepat. Buanglah konsistensi belajar dengan cara yang tidak sesuai Ajaran SMSHD. Stop konsistensimu dalam mengejar agenda egoistik, stop konsistensimu bercocoklogi dengan ajaran di luar PM, dan sudahilah konsistensimu memakai cara belajarmu sendiri. Bukan konsistensi seperti itu yang menjadi variabel teknik meditasi/hening SMSHD.
Dan, jangan coba-coba mengakali kami hanya karena kami tidak memasang CCTV di rumahmu. Yang merekam realitas jiwamu adalah CCTV Semesta, di mana semua algoritma energimu akan terekam dalam server Semesta, dan akan mencipta momen jatuh tempomu sendiri.
Hasil rekaman server Semesta inilah yang kami bantu intip untuk kami bagikan kepadamu pada saat dibutuhkan untuk membuka kesadaranmu dan pertumbuhan jiwamu, sebelum jatuh tempo ngunduh wohing pakarti-mu tiba.
Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
22 Oktober 2024
Reaksi Anda: