Skip to main content
Refleksi

VIRUS MERASA SUDAH

10 December 2024 Ay Pieta No Comments

Sebagian besar anggota komunitas Persaudaraan Matahari (PM) memang tidak terlalu terpengaruh hebohnya kopat-kopit, tapi di PM ditemukan banyak varian virus yang lebih ganas karena membuat evolusi jiwa menjadi mandeg kuntet. Pengidap rupa-rupa virus yang beredar di PM ini bisa tidak tersembuhkan dalam durasi waktu yang sangat panjang, bahkan bisa terbawa ke kehidupan selanjut-selanjutnya.

Salah satu virus yang cukup kronis adalah Virus Merasa Sudah (VMS) – baca: PMS jika yang baca orang Sunda. 

Pencetus virus VMS ini adalah sisi gelap – sumber kekacauan kesadaran dalam kehidupan umat manusia – yaitu manifestasi watak angkara bernama kesombongan ilusif. Jadi, ketika memiliki watak angkara berupa kesombongan ilusif, Virus Merasa Sudah ini bekerja seperti penyakit yang mempengaruhi pola pikir, ucapan, dan perbuatan. Perilaku turunannya bisa beragam rupa dengan variasi kadar dari yang super halus sampai sangat kasar kentara oleh panca indera. Misalnya, meremehkan apa yang telah diajarkan, malas meditasi, malas purifikasi, ngegampangin ‘ah nanti juga di-boosting, menyepelekan metode belajar, dan masih banyak lagi.

Beberapa gejala klinis terjangkiti Virus Merasa Sudah (VMS) ini diantaranya sebagai berikut:

No.

Gejala VMSKenyataan Diri
1.Satu dua kali bisa melupakan sebuah emosi, merasa sisi gelap sudah beresKenyataannya Sisi Gelap (Sigel) masih banyak, angka Level of Consciousness (LoC) masih rendah
2.Mendapat jatah boosting sedikit, merasa kualitas meditasi sudah baik sehingga merasa tidak perlu ditingkatkan lagiKenyataannya jarang meditasi dan kualitas masih rendah
3.Angka LoC naik sedikit, merasa sudah selamat karena tidak kena eliminasi WAGKenyataannya jarang meditasi sehingga LoC masih masuk kategori jiwa merana dan apabila kontrak hidup berakhir dipastikan berada di dimensi rendah
4.Satu dua kali merasa tidak mudah kesal dengan pasangan, keluarga, dan teman lalu merasa sudah beres semua sisi gelapnyaKenyataannya sigel yang sama masih sering muncul, LoC-pun belum beranjak naik
5.Merasa hidup sudah bertransformasi karena dagangan laku setelah gabung dengan PM, merasa sudah cukup hanya dengan gabung WAG dan rajin nonton webinar saja, tidak perlu meditasi seperti yang diajarkanKenyataannya malas meditasi dan LoC-pun rendah
6.Merasakan sukacita beberapa menit, merasa sudah selalu sukacita dan bersyukur sepanjangan hariKenyataannya masih banyak prasangka buruk, sering mengeluh, tidak tulus, hobi ngomel, hobi menyalahkan dan lupa bersyukur 
7.Satu dua kali tidak tertrigger oleh objek yang sama, merasa sisi gelap sudah lenyap tuntasKenyataannya masih tertrigger oleh objek lain, sigel masih banyak, LoC-pun rendah
8.Mengalami keberuntungan, misalnya dapat undian atau warung ramai, sehingga merasa sudah berjiwa murni yang menarik keberuntungan Kenyataannya masih banyak sigel dan belum berjiwa murni karena LoC masih nestapa
9.Hafal teori Ajaran Spiritual Murni Setyo Hajar Dewantoro (SMSHD), merasa sudah memahami ajaran secara utuh, Kenyataannya giliran praktik ternyata zonk, meditasi dengan kualitas yang baik pun belum bisa
10.Angka LoC lebih tinggi sedikit ketimbang tetangga, merasa sudah cukup latihan meditasinya, merasa tidak perlu lagi meningkatkan kuantitas dan kualitas meditasi/heningKenyataannya masih sama-sama gentayangan kalau lepas dari raga, perilaku di keseharian pun masih penuh watak angkara dan luka batin
11.Relasi dengan Guru SHD cukup dekat dan ikrib, merasa sudah aman, tidak perlu aplikasi ajaran pasti selamatKenyataannya hidup masih merana, susah bersyukur, dan LoC pun masih mini
12.Kualitas hening dengan boosting hanya cek 1-2 kali 5%, merasa sudah sepanjang waktu kualitasnya segitu, merasa sudah ahli meditasi SMSHD, merasa hidup sudah penuh kebajikanKenyataannya cek kualitas hanya satu kali sebulan, tidak pernah cek kualitas hening tanpa boosting, hidup masih penuh prasangka buruk  dan selalu ngeyel terhadap umpan balik
13.Merasa sudah jadi murid lama Guru SHD, merasa sudah senior dan sudah tepat cara belajarnya sehingga tidak perlu mengubah gaya belajar sesuai standar Ajaran SMSHD di masa kini karena hidup terasa baik-baik sajaKenyataannya kualitas hening masih di bawah 5%, meditasi malas-malasan dan tidak konsisten, LoC-pun mini
14.Merasa sudah bisa meditasi informal dan selalu menyadari nafas sepanjang hari sehingga tidak perlu meditasi formal dan malas meditasi formalKenyataannya kualitas formal dan informal sama rendahnya, jauh di bawah rileks, perilaku masih didominasi sisi gelap dan tentu level kesadaran masih rendah
15.Merasa sepanjang hari mendengarkan audio panduan, sehingga merasa sudah meditasi sepanjang hariKenyataannya kualitas hening masih mini, hidup masih penuh angkara, mudah kesal, mengeluh dan ngedumel sepanjang hari, LoC – woiya jelas –  minimal juga

Padahal kami, saya dan Guru SHD, sudah seringkali mengingatkan untuk JANGAN PERNAH MERASA SUDAH karena di atas langit masih ada langit. Belajar Ajaran SMSHD bukan seperti ajaran mana pun karena proses belajarnya tanpa batas.

Pembelajaran spiritual murni akan berjalan terus selama masih hidup, tidak akan pernah selesai seperti batasan pendidikan akademik dengan kelulusan sekian tahun atau seperti kursus keterampilan menjahit sekian bulan.

Kalau saya sih jelas tidak pernah memiliki gejala paparan PMS ini. Gejala kronis tidak pernah ada karena sejak awal belajar hingga saat ini saya masih terus belajar dan masih terus berupaya meningkatkan kualitas serta kuantitas meditasi/hening. 

Saya percaya batas atas kualitas meditasi/hening Ajaran SMSHD adalah 100%. Sementara saat ini kualitas meditasi/hening saya belum mentok 100%, berarti masih banyak ruang untuk terus meningkatkan kuantitas meditasi/hening serta meningkatkan semua variabel teknis meditasi/hening metode SMSHD agar kualitasnya pun meningkat.

Obat dari virus ini hanyalah kesungguhan dalam praktik Ajaran SMSHD, tidak ada yang lain. Kalau saya sih lebih senang mencegah ketimbang mengobati, makanya saya sangat tekun dan konsisten menjaga ‘kesehatan’ kesadaran dengan praktik Ajaran SMSHD.

Kalau dirimu bagaimana? Memiliki salah satu atau salah lima gejala PMS?

 

Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
9 Desember 2024

Testimoni
Vernanda

Gejala VMS yang pernah saya alami adalah bagian “satu dua kali merasa tidak mudah kesal, merasa sudah beres semua sisi gelapnya.” “Merasa sukacita beberapa menit, merasa sudah selalu sukacita dan bersyukur sepanjang hari.”

Padahal kenyataan dalam keseharian saya masih ada pikiran yang disengaja dipakai untuk mengeluh, menyalahkan hal-hal di luar diri sendiri. Yang dalam beberapa momen justru sangat suka saya lakukan karena memunculkan perasaan kepuasan tersendiri, memang sih tidak sampai memunculkan rasa kesal tapi justru kenyataan yang tidak saya sadari adalah sisi gelap sedang berlangsung dalam bentuk pikiran pikiran liar.

Gejala VMS lainnya yang pernah saya alami adalah merasa cukup ketika hafal teori atau merasa sudah memahami ajaran, efeknya saya jadi meremehkan dan tidak sungguh-sungguh menyimak ketika ada pembahasan atau kalimat yang sama muncul dalam wedaran. Lalu saya ingat ada satu momen webinar yang saya hadir langsung di lokasi webinar, ketika Mas Guru dalam wedaran mengingatkan untuk selalu menyadari anugerah yang tiada pernah terputus dan selalu bersyukur atas segala anugerah.

Nah, bertepatan dengan saya mendengar kalimat tersebut, pas saya lagi asyik-asyiknya merasakan napas, saya jadi bisa bersyukur banget pada napas. Di sini saya jadi sadar, kalimat yang sama sudah sering saya dengar sebelumnya berkali-kali, tapi saat itu menjadi sangat dekat jaraknya antara apa yang disampaikan Mas Guru dengan pengalaman saya tentang bersyukur, karena saya mendengarkannya saat sedang merasakan napas.

Sebuah pengalaman bahwa kalimat yang sama didengar saat hening atau tidak hening akan beda efeknya pada pemahaman dan kesadaran. Jadi, yang lebih penting itu praktik heningnya, bukan cuma hafal teori dan merasa pahamnya saja.

Tentang boostingan, saya paham kalau sudah mau ambil peran akan ada hadiah boosting. Berefleksi lagi, memang peran-peran yang saya ambil saat ini akan mustahil bisa dikerjakan kalau nggak ada hadiah boosting berserta efeknya — pola pikir dan perilaku, jangankan mengerjakan dengan tepat, mau aja mungkin enggak.

Lalu, sadar selama ini memperlakukan hadiah boosting ini masih kayak memakai fasilitas pinjaman tanpa sungguh-sungguh menghargainya, dipakai sewenang-wenang aja sesuai mau saya, padahal fasilitas pinjaman ini potensial bisa nempel sepenuhnya kepada saya apabila saya memang memperlakukannya dengan baik dan tepat guna sehingga hadiah boosting yang awalnya potensial bisa permanen termarterialkan jadi karakter. Lagian ‘kan boosting-an juga ada manfaat nyatanya. Yang paling terasa sih kemauan belajar, kemauan praktik leadership, kemauan mau pake kecerdasan otak.

Sisi gelap jelas masih muncul dalam kondisi LoC boosting-an, memang jadi lebih gampang sadar ketika ada yang nggak beres lalu lebih gampang memilih tindakan yang lebih tepat ketika sigel muncul, kemauan untuk segera medfor atau menulis jurnal adalah usaha yang bisa saya lakukan untuk menghargai anugerah boosting-an.

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda