
“Unintelligent people are more easily misled by other people, intelligent people are more easily misled by themselves.”
Nel uga.
Semakin tinggi kemampuan intelegensi yang ditandai oleh seberapa banyak data yang bisa dihafalkan, kok malah semakin banyak yang kusut sendiri dalam bias ilusinya sendiri. Habit menganalisis, dan mengkritisi tanpa landasan bisa terjadi nanodetik sehingga timbul hasil pemikiran yang tidak utuh. Berlanjut dengan prasangka, pikiran liar, pikiran negatif, memberi penilaian dengan dasar yang tidak utuh.
Sudut pandang yang sempit ditambah bumbu penyedap sisi gelap, trauma, luka batin, innerchild, angkara, tentu membangkitkan reaksi emosi yang berwarna-warni dengan beragam tampilan di permukaan.
Menurut para ahli neurosains, otak manusia diciptakan untuk selalu bekerja. Peran alami, seperti menerima, memproses, menyimpan, merespons sebuah stimulus yang masuk melalui panca indera manusia. Bahkan, ketika manusia tertidur pun otak tetap melakukan tugasnya meregenerasi bagian yang rusak atau terdegradasi.
Peran alaminya sudah cukup padat, dan ditambah lagi dengan tidak terkelolanya habit berpikir ciptaan sendiri, sehingga semakin menambah beban kesibukan kerja otak. Saking sibuknya bekerja tiada henti, sehingga banyak yang merasa kesulitan untuk ‘Rileks’. Kemudian mencari jalan pintas untuk membuat diri rileks dan tertidur, padahal banyak jalan pintas justru berisiko merusak syaraf dan mendegradasi kesehatan fungsi otak. Perburuan mencapai sensasi rasa rileks yang sensasional pada tubuh dilakukan dengan segala cara, tanpa memperhatikan dampak jangka panjang bagi kesehatan syaraf dan fungsi otak.
Gejala klinis, seperti somatis, chronic stress, overthinking, overstimulasi, burnout, analysis paralysis, anxiety, depresi, sampai dengan penyakit otak berat, seperti autoimmune, neurodegenerative, dementia, alzheimer, dan lainnya, merupakan bukti bahwa ‘Manajemen Pikiran (mind management)’ yang buruk berdampak degradasi kesehatan mental.
Dalam bermeditasi/hening pemurnian jiwa, kita diajarkan untuk mengelola gerak pikir agar selalu memperhatikan nafas natural.
Hobi menganalisis, menilai, dan mengkritisi diliburkan dulu agar bisa menikmati nafas natural. Begitupula dengan hobi berkhayal, mencipta imajinasi akan harapan, mencipta sugesti dalam pikiran, sebaiknya diliburkan dulu selama bermeditasi/hening.
Karena kesibukan itu bukan kesibukan alamiah dari fungsi otak, tetapi pola kesibukan yang baru dibentuk selama terlahir di Planet Bumi. Sejak lahir sudah diajarkan untuk menghafal, merekam dalam memori, mempelajari sesuatu dengan mengingat dan imajinasi. Otomatisasi yang kemudian membuat kerja otak lama kelamaan menjadi lelah, terutama di fase regenerasi sel tidak mampu bekerja secepat ketika metabolisme masih prima.
Penuaan, aging, melambatnya metabolisme, menurunnya pasokan oksigen dan nutrisi ke otak, melengkapi drama degradasi fungsi otak, sehingga terasa semakin lemah, oon, lola (loading lama), oneng, mudah lupa, tulalit, sulit bermultitasking, dan seterusnya.
Banyak solusi praktis untuk meningkatkan kecepatan dan volume regenerasi sel dan syaraf, atau untuk sekadar membangkitkan neuroplastis demi mengembalikan kinerja otak menjadi optimal. Begitupula dengan maraknya metode yang diciptakan untuk membuat gelombang otak menjadi santuy, kalem, dan rileks. Dampak jangka pendek bisa terasa namun tidak menjamin dampak jangka panjang.
Solusi sehat yang holistik untuk mengurangi beban yang destruktif pada otak dan tidak kesulitan mencapai relaksasi yang berdampak awet, sebenarnya bisa dicapai melalui ‘Spiritual Murni SHD’, yaitu:
- Tingkatkan ‘Self-awareness’
Kepekaan terhadap pola berpikir dan pola emosi diri, memudahkan regulasi setiap gejolak yang destruktif.
- Ciptakan ‘Habit Sehat dan Konstruktif’
Buang habit yang tidak sehat, ganti dengan habit baru yang konstruktif. Buang habit mengeluh, dan ganti dengan habit bersyukur. Ciptakan rutinitas bersyukur untuk membantu menata ulang pola berpikir.
- Praktik ‘Mindfulness’
‘Bermeditasi/Hening Pemurnian Jiwa’ secara rutin dan konsisten.
- Jernihkan ‘Lapisan Kesadaran’
Jernihkan pikiran dan emosi dari koleksi ‘Sisi Gelap (shadows)’.
- Tingkatkan Kecerdasan Emosi
Berlatih mengelola diri, mengelola respons, mengelola pikiran dan kesadaran.
“Gratitude all day keeps the doctor away. Meditate all day keeps the shadow away.” ~ Pure Spirituality
Ay Pieta
Pamomong dan Direktur Persaudaraan Matahari
2 Juni 2025
Reaksi Anda: