Kemajuan sebuah negara jelas tak bisa diukur hanya dari peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur berupa jalan tol, bendungan dan semacamnya. Itu penting tapi harus dibarengi dengan faktor lain yang juga fundamental, yaitu:
1. Kebudayaan yang Sesuai Jatidiri
Misi utama pendidikan nasional adalah menyiapkan warga bangsa yang berbudaya sesuai Jatidiri: yaitu mengenali keagungan sebagai manusia, mengenali esensi sebagai manusia, mengenali talentanya, lalu hidup tertuntun Diri Sejati dan berkarya sesuai talenta dalam rangka hamemayu hayuning bawana. Menjadi faktor destruksi jika pendidikan direduksi menjadi hanya proses pemindahan pengetahuan dan melatih anak menjawab soal-soal kognitif. Siapapun yang membuat pendidikan kita jadi hancur kehilangan tujuan agungnya, sesungguhnya telah berlaku khianat pada cita-cita kemerdekaan.
2. Kedaulatan Politik.
Bangunan kenegaraan semestinya mencerminkan semangat kerakyatan, bahwa ia ada untuk mensejahterakan rakyat seadil-adilnya. Maka setiap keputusan dan kebijakan negara seyogyanya diambil berdasarkan hikmat kebijaksanaan. Kita masuk kepada lingkaran setan karena produk pendidikan kita mayoritasnya malah tak kenal apa itu Diri Sejati yang merupakan sumber dari hikmat kebijaksanaan. Secara faktual, negara yang dipimpin oleh siapapun yang tak tertuntun Diri Sejatinya niscaya akan mudah dimanipulasi dan diintimidasi oleh kuasa kegelapan yang mempengaruhi dari balik layar melalui mekanisme iming-iming dan ancaman. Memang, tanpa keberadaan satria pinandita sinisihan wahyu, nyaris mustahil memastikan politik yang berdaulat.
3. Keberdikarian Ekonomi
Segala kemampuan anak bangsa dan seluruh sumber daya alam yang dimiliki negara ini sewajarnya dipergunakan untuk kegemahripahan semua pihak dengan prinsip keadilan. Lagi-lagi, ini terkait dengan faktor sebelumnya yaitu faktor kedaulatan politik. Tanpa keberdaulatan politik, yang akan terjadi adalah postur perekonomian nasional yang melanggengkan penjajahan ekonomi. Maka, solusi untuk hal mendasar ini adalah: solusi jangka pendek – ada gerakan politik yang mengantarkan mereka yang tercerahkan paripurna ke tampuk kepemimpinan negara; solusi jangka panjang: merombak total pendidikan nasional agar kembali menjadi motor transformasi kebudayaan dan menjadi wahana kawah candradimuka untuk memunculkan Ksatria Nusantara yang mengenali dan hidup sesuai jatidirinya.
Kini, restu dari para leluhur agung dan jiwa-jiwa tercerahkan telah turun. Maka bangsa ini pasti mendapatkan pertolongan yang agung dengan cara yang kadang tak terpikirkan.
SHD
Tulung Agung, 30 Juli 2020
Reaksi Anda: