Skip to main content
JiwaMeditasiSetyo Hajar DewantoroSpiritualSuwung

Buah Konsistensi di Dalam Keheningan

3 September 2020 Setyo Hajar Dewantoro No Comments

Anda bisa merasakan keberadaan yang sedang berbicara dengan diri adalah momentum pengalaman berjumpa denganNya, Tuhan yang mempribadikan diriNya sebagai Sang Hyang Tunggal yang paling Agung yang bertahta di jagad raya. Tuhan dalam kesadaran spiritual punya beberapa tataran. Untuk mengenali tataran yang paling tinggi, kita harus memulai dari yang paling sederhana. Tradisi spiritual universal berkata bahwa jika engkau mencari Tuhan, carilah di dalam dirimu sendiri. Dialah Tuhan yang paling mudah untuk diajak diskusi.

Tuhan yang tanpa batas mengejawantah menjadi jiwa yang bebas berkehendak. Tuhan yang bertransformasi menjadi kita untuk menentukan diri menjadi apa. Evolusi kita menuju kesempurnaan jiwa yang ditandai dengan kemurnian sehingga di dalamnya tumbuh kualitas Ilahi. Kualitas Ilahi tersebut ada kaitannya dengan aktivasi cakra Anda yakni, (1) kasih murni, (2) keselarasan, (3) kekuatan Mahadaya cipta, (4) keberlimpahan, (5) kekuatan sabda, (6) kecerdasan, dan (7) kebijaksanaan. Kualitas Ilahi tersebut membuat hidup Anda penuh keindahan dan keagungan. Untuk menjadi jiwa Ilahi tidak mungkin terjadi tanpa kekonsistenan di dalam kemurnian, yakni konsisten di dalam keheningan. Anda juga harus memastikan diri untuk bisa melampaui semua sisi gelap dalam diri.

Saat bermeditasi, kita bisa menjangkau dimensi yang tinggi. Tetapi, pengalaman tersebut tidak bisa langsung menumbuhkan perwatakan Ilahi dalam diri kita. Pengalaman mistik dan perwatakan Ilahi adalah dua hal yang berbeda. Kualitas keilahian tumbuh dalam konsistensi keheningan. Masuk ke dalam pengalaman kekosongan absolut artinya jiwa kita dibasuh dan dimurnikan. Untuk menjadi karakter keilahian, kita tidak cukup mengandalkan pengalaman mistik tersebut.

Mengapa ada orang yang bercerita tentang pengalaman mistiknya, tetapi tingkat kesadarannya rendah?

Orang yang mempunyai pengalaman mistik belum tentu level kesadarannya tinggi. Untuk mencapai level kesadaran tinggi, pastikan dalam keseharian Anda bisa meluruhkan ke-aku-an dan hidup serba selaras dengan Sang Maha Agung. Setiap kita berpikir, berkata, dan bertindak selalu ada dalam kasih murniNya.

Lewat keheningan diungkapkan bahwa jagad raya ini layaknya matriks. Ada dimensi horizontal dan dimensi vertikal. Dimensi horizontal adalah Universe yang tanpa batas. Setiap Universe terbentuk dari setiap dentuman Agung.

Pendekatan scientific, Multiverse adalah hipotesis. Namun, menurut pendekatan spiritual, Multiverse adalah realitas. Universe itu bukan hanya tentang dimensi yang kita tempati sekarang. Dalam tradisi spiritual ada istilah Sangrila, yakni dimensi luhur yang paling tinggi di Universe kita. Dalam bahasa pewayangan disebut Sriwedari, yakni surga tempat bertahtanya Sang Hyang Batara Wisnu. Ada pula Sikarayana yang mirip seperti Sriwedari. Sikarayana adalah dimensi luhur yang menempati Universe yang lebih tua. Yang tersingkap baru dua Universe. Masih ada Universe lain yang belum tersingkap.

Ada sekitar 135.000 Multiverse atau gugus Universe. Satu Multiverse berisi 8-11 Universe. Kebenaran ini diungkap dengan menggunakan pendekatan Rasa Sejati yang menjangkau dimensi ruang dan waktu yang tak bisa dijangkau dengan panca indera. Setiap Universe ada penghuninya dan Anda bisa saling berkenalan dengan mereka serta belajar kepada mereka. Jagad raya ini sangat luas dan tanpa batas.

Dimensi vertikal adalah dimensi yang menjelaskan tataran yang paling kasar sampai yang paling halus energinya. Ada 31 dimensi yang pernah digambarkan. Namun, ini hanya disederhanakan karena dimensi ini tanpa batas atau infinity. Kita ada di tataran dimensi lima atau dimensi material. Saat Anda ada di dimensi empat ke bawah itu neraka, sedangkan surga tingkat pertama ada di dimensi dua belas, yakni alam cahaya. Setiap jiwa menempati dimensi tertentu sesuai dengan tingkat kesadarannya.

Jika kita ingin mengubah dalam tataran real, kita harus konsisten dalam keheningan. Jika Anda ingin mengubah nasib, Anda harus konsisten di jalan ini. Analoginya Anda sedang bercocok tanam. Anda baru menyebar benih dan muncul kecambah. Namun, Anda tidak merawatnya dengan baik, lalu kapan panennya. Untuk berbuah diperlukan kekonsistenan dalam durasi tertentu. Jika Anda konsisten di dalam keheningan, saat Anda terpeleset, Anda bisa merasakan sinyal itu. Saat merasakan sinyal, Anda harus bergegas memurnikan jiwa-raga Anda.

Saat konsisten di dalam keheningan tentu tantangan tersendiri. Tantangan dari dalam adalah sisi gelap dalam diri yang muncul ke permukaan, minta diakui eksistensinya. Tantangan dari luar yaitu godaan dari dimensi rendah. Tapi, kita tidak akan bisa tergoda dan terjatuh jika kita konsisten di dalam keheningan. Jangan pernah membuka celah. Sekali Anda membuka celah, Anda pasti akan tergoda dan terjatuh. Jika jatuh, jangan salahkan mereka karena itu adalah pekerjaan mereka.

Tujuan laku spiritual ini membuat kesadaran Anda terus bertumbuh yang memberi dampak pada tataran real atau material. Hidup Anda seolah ada di surga. Anda tidak menjadi rekoso atau sengsara. Hidup Anda santai, tapi pasti. Hidup Anda penuh keberlimpahan. Bukan hanya banyak uang, melainkan kebutuhan Anda selalu terpenuhi. Anda selalu ada dalam kebahagiaan sejati.

Kita dipertemukan untuk saling menguatkan dan mendukung. Kita bekerja sama dalam persaudaraan spiritual. Setiap orang pasti punya kelebihannya masing-masing sehingga kita bisa saling melengkapi demi mewujudkan kehidupan bumi yang surgawi.

 

* Disarikan dari Workshop Kesadaran Puncak Kesatuan Kosmik
Setyo Hajar Dewantoro
Jakarta, 29 Agustus 2020

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda