Jika seseorang sudah mencapai Samadhi, apakah masih bisa turun atau terus naik pencapaiannya?
Samadhi adalah kondisi dari jiwa yang menyatu sepenuhnya dengan realitas yang menjadi sumber dari segala yang ada. Puncak Samadhi adalah ketika seseorang meluruhkan ke-aku-annya karena sadar bahwa dia adalah bagian yang tak terpisahkan dari kekosongan absolut. Untuk mengerti, kita berangkat dari pengertian bahwa Tuhan itu apa. Baik menggunakan pendekatan science maupun keheningan, kita pasti akan menemukan realitas yang sama. Sumber dari segala yang ada ini adalah kekosongan yang absolut.
Jika Anda mempelajari sebuah materi bisa terjadi, Anda pasti akan menemukan muara yang sama, yakni kekosongan. Sebuah materi berasal dari proses yang panjang. Yakni, kekosongan memunculkan energi. Energi memunculkan materi. Materi bertransformasi hingga menjadi atom. Atom-atom berbentuk molekul sehingga jadilah sebuah materi. Energi yang muncul dari kekosongan disebut dark energy (dalam science), bukan energi dimensi rendah. Ini adalah energi yang paling murni karena energi ini memang tidak bercahaya. Sebelum bertransformasi menjadi cahaya, energi ini sebenarnya kegelapan itu sendiri. Kegelapan mewakili kekosongan absolut.
Tuhan dalam realitasnya sebagai Sang Sumber kita sebut sebagai kekosongan absolut.
Ketika kita pahami Tuhan sebagai Yang Maha Kuasa, Yang Maha Perkasa, dan Yang Maha Cerdas. Di balik semua yang ada, termasuk tubuh kita, sebenarnya ada kecerdasan dan kekuasaan yang bekerja di sana.
Silakan renungkan diri Anda! Tadinya ‘kan tidak ada. Anda ada berkat jasa ibu dan bapak Anda, yakni sel telur yang bertemu dengan sel sperma, jadilah zigot. Lalu, zigot itu terus berkembang hingga menjadi embrio. Dari embrio terus berkembang menjadi janin sehingga setiap sel menjalankan fungsinya berdasarkan pola tertentu. Ini memang alami terjadi, that’s nature. Tapi, kita, para spiritualis, menyadari bahwa nature itu merupakan realitas atau manifestasi dari Sang Sumber, Tuhan itu sendiri. Dengan melihat diri kita sendiri, di situ kita melihat bahwa ada kecerdasan dan kekuasaan yang tanpa batas. Itu semua berkumpul dalam satu realitas di jagad raya yang kita sebut sebagai Sang Hyang Tunggal. Tapi, jangan pernah bayangkan jika Sang Hyang Tunggal itu sebagai sosok, ini adalah realitas.
Dari Sang Hyang Tunggal, lalu menjadi esensi dari segala yang ada, yakni Atman. Sebuah materi yang dibongkar dengan menggunakan pendekatan fisika kuantum, Anda akan menemukan bagian terkecilnya adalah atom. Lalu, Anda menemukan lagi dibalik atom ada inti atom dan ada elektron yang memutarinya. Anda akan menemukan quark. Selanjutnya, Anda akan menemukan string, benih keberadaan, energi atau gelombang, yang menjadi cikal bakal dari sebuah materi. String itu memiliki kecerdasannya tersendiri. Sama seperti setiap sel dalam tubuh Anda, ada kecerdasan itu. Di dalam jiwa kita pun ada kecerdasan tersebut. Esensi itulah yang disebut sebagai Atman. Di dalam diri ada yang Maha Cerdas.
Samadhi adalah kondisi sukma yang sudah punya ego itu meluruhkan ke-aku-annya sehingga menyatu dengan Sang Atman dan Sang Hyang Tunggal. Tentu saja ini nanti akan menciptakan sebuah gradasi. Ini berhubungan dengan tingkat-tingkat pencerahan karena pencerahan sendiri bertingkat-tingkat sebagaimana Samadhi yang bertingkat-tingkat pula.
Workshop Mahadaya Tantra Yoga
Wedaran oleh Setyo Hajar Dewantoro
Yogyakarta, 3 Januari 2021
Reaksi Anda: