Tekan tombol Play untuk mendengarkan audio wedaran ini. Audio Wedaran “PANCASILA”
Saudara dan saudari yang saya kasihi
Hari ini saya tergerak kembali untuk mewedar tentang Pancasila.
Ini adalah warisan agung yang kita terima sebagai bangsa Nusantara. Pancasila adalah falsafah kehidupan yang luhur yang digali dari bumi Nusantara.
Ini sesuatu yang telah ada sejak jaman yang sangat kuno. Ini adalah hasil dari
para leluhur kita yang menyelami keheningan, terhubung dengan Sang Hyang Tunggal Sang Sumber Kehidupan, dan terekspresikan dalam cara bersikap, bertindak membangun keselarasan dengan sesama manusia, dengan sesama makhluk di jagat raya ini dan juga dengan jagat raya itu sendiri dan sumber dari segala yang ada di jagat raya.
Saudara dan saudari yang kasihi
Jika pada hari ini kita bertanya mengapa bangsa kita masih diliputi dengan segala bentuk problema duka, mulai dari problematika di ranah ekonomi, di ranah kebudayaan, di ranah politik? Jawabannya yang paling mendasar adalah karena kita belum sepenuhnya menghidupkan Pancasila di dalam sanubari kita.
Kita belum menjadikan Pancasila sebagai pedoman kita, panduan kita dalam berkehidupan sebagai pribadi maupun sebagai bangsa.
Saudara dan saudari yang saya kasihi,
Untuk kembali menjadi bangsa yang agung maka kita memang perlu kembali berbudaya sesuai dengan jati diri. Maka inilah sebetulnya dasar dari pentingnya kita kembali kepada Pancasila.
Kembali kepada Pancasila berarti kita masuk kepada kesadaran Ketuhanan Yang Maha Esa. Inilah landasan utama. Kita perlu bersama-sama mentradisikan keheningan, kita perlu bersama-sama sering menjalankan hening cipta, membuat cipta atau pikiran kita terhubung dengan Sang Sumber Hidup.
Terhubung dengan kuasa tertinggi di dalam diri yang kita juluki sebagai Diri Sejati, sebagai Roh Yang Agung di dalam diri.
Melalui cara inilah sesungguhnya kita akan menyadari kemenyatuan kita dengan Sang Hyang Tunggal atau Sang Sumber Kehidupan.
Saat kita ada dalam kesadaran kemenyatuan, kita hidup selaras dengan gerak dari semesta, pikiran kita, perasaan kita, perkataan dan tindakan kita sepenuhnya
dibimbing oleh Sang Diri Sejati. Kita menjadi sumeleh berserah diri mengikuti aliran semesta, kita mengalir dalam samudera kehidupan mengikuti gerak arus kehidupan itu sendiri. Kita dengan freewill kita memilih untuk menjadi selaras digerakkan oleh Yang Maha Hidup.
Inilah realitas dari Ketuhanan Yang Maha Esa
Kita menjadi satu kesatuan dengan Sang Hyang Tunggal, Sang Hyang Wenang.
Ini semua bisa dimulai dengan menyadari keberadaan, keagungan, keindahan dalam setiap aliran napas kita. Sadari saat kita menyelami napas kita sendiri kita selalu bersama dengan Sang Sumber Kehidupan.
Siapa yang menjalankan ini niscaya dia akan terhubung dengan sumber kasih murni di dalam dirinya. Ada kewelasasihan atau kasih yang universal yang memancar di dalam dirinya dan terejawantahkan dalam keseharian dalam tindakan yang nyata.
Salah satu manifestasi utama dari keterhubungan ini adalah kita menjadi punya rasa kemanusiaan yang universal. Kita memperlakukan manusia lain dengan adil dan beradab. Adil
berarti kita menempatkan orang sesuai dengan porsinya dan ini hanya bisa diketahui ketika kita bergerak sesuai tuntunan Diri Sejati.
Diri Sejati membuat kita bisa mengerti bagaimana memperlakukan, memberi, melimpahkan sesuatu kepada setiap orang dengan takaran yang tepat. Inilah yang disebut adil.
Beradab berbicara tentang penghormatan, pemuliaan, pengagungan yang hanya bisa dilakukan saat kita mengerti bahwa pada setiap diri ada keindahan ada keagungan yang menunjukkan keberadaan Sang Maha Agung, Sang Maha Indah atau Tuhan Yang Maha Tunggal itu sendiri.
Saudara dan saudari yang saya kasihi,
Saat seseorang telah ada dalam keheningan menyadari kemenyatuan dengan Sang Sumber Hidup
maka dia akan punya rasa satu dengan saudara-saudarinya yang satu bangsa. Inilah makna atau arti dari Persatuan Indonesia. Apa pun etnis kita, apa pun kepercayaan atau agama kita kita sadar sepenuhnya bahwa kita sesungguhnya berasal dari yang satu
kita disatukan oleh udara yang kita hidup,
kita disatukan oleh bumi yang kita injak,
Maka kita adalah satu, satu Indonesia.
Indonesia buat kita semua, Indonesia Rumah Kita Bersama.
Saudara saudari yang saya kasihi,
Mereka yang telah terbimbing oleh Guru Sejati juga bisa mengambil keputusan dalam Hikmat. Hikmat adalah kebijaksanaan yang memancar dari pusat hati.
Urusan-urusan kenegaraan bisa berjalan dengan selaras, membawa kebergunaan atau kemanfaatan buat banyak orang, jika dia diputuskan dalam tuntunan wahyu ilahi yang memancar di dalam diri.
Dalam urusan kenegaraan sesungguhnya kita tidak bisa hanya menerapkan demokrasi yang tidak terbimbing oleh kesejatian. Demokrasi hanya akan berbuah manis jika para pelakunya dibimbing oleh sang Diri Sejati.
Saat setiap orang dipimpin oleh keilahian di dalam dirinya sehingga ketika ia berdemokrasi yang diutamakan adalah rakyat, adalah kebersamaan, bukan kepentingan egoistiknya.
Hanya dengan cara inilah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bisa terjadi.
Maka saudara dan saudari yang saya kasihi,
Kembalilah kepada Pancasila, kembalilah kepada KeTuhanan Yang Maha Esa
Kembalilah hidup dalam keheningan dituntun oleh yang Maha Agung di dalam diri.
Bergeraklah sesuai dengan kehendak dari Sang Hyang Wenang, yang bersemayam di dalam diri sebagai Diri Sejati.
Inilah jalan spiritual bagi bangsa Nusantara, Jaya Nusantara.
Kita masuki bersama era keemasan untuk Indonesia.
Rahayu Sagung Dumadi
Setyo Hajar Dewantoro
Reaksi Anda: