Skip to main content
GarudaIndonesiaPancasilaSetyo Hajar Dewantoro

Pancasila sebagai Formulasi Terwujudnya Bangsa yang Agung dan Jaya*

12 August 2020 Setyo Hajar Dewantoro No Comments

Ajaran spiritualitas Nusantara yang sangat kuna, diformulasikan sebagai jalan kehidupan menuju bangsa yang Agung dan jaya. Formulasi tersebut terejawantahkan dalam Pancasila. Pancasila mampu memandu Anda bertransformasi menjadi jiwa-jiwa Ilahi yang tercerahkan.

Pancasila disajikan sebagai sistem simbol yang membutuhkan penjelasan. Penjelasan secara bertahap diawali dengan simbol Bintang. Di sana dijelaskan hubungan simbol Bintang dengan proses perjalanan setiap jiwa menuju kesempurnaannya.

Bintang mewakili lima tahapan tentang proses Sang Jiwa menuju kesempurnaannya. Di antaranya,

  1. Tuhan Yang Maha Esa

Simbol Tuhan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa adalah simbol keberadaan Sang Tanpa Batas. Tuhan mengejawantahkan segala yang ada. Tuhan adalah puncak dari segala realitas, sumber dari segala yang ada.

  1. Diri Sejati/Spirit/Atman/Roh Kudus

Ketika Tuhan mengejawantahkan diri menjadi jagad raya dan segala isinya, Tuhan memulai prosesnya dengan menjadikan Dirinya sebagi Diri Sejati, Spirit, Roh Kudus, atau Sang Atman, yang menjadi esensi dari Sang Jiwa. Pada tataran ini, setiap Diri Sejati sebagai esensi Sang Jiwa pada setiap diri adalah sama, Tuhan itu sendiri.

  1. Jiwa/Soul/Sukma

Tuhan yang mengejawantahkan Dirinya menjadi jiwa, di sana mulai ada Free Will, kebebasan berkehendak. Pada tataran ini, ketika Diri Sejati sudah menjadi Sang Jiwa, setiap diri menjadi berbeda. Setiap jiwa memiliki mau sendiri, keinginan sendiri, pilihan sendiri, dan perjalanan sendiri. Sang Jiwa memiliki pilihan untuk bertumbuh sempurna atau tidak.

  1. Tubuh/Raga

Pada fase perjalanannya, Sang Jiwa turun ke bumi, ke dimensi fisik yang dibungkus oleh Sang Tubuh atau Sang Raga yang tersusun atas banyak sel. Ketika Sang Jiwa bersama Sang Tubuh memulai perjalanan spiritual, manusia harus men-tracking awal mula dirinya sendirinya. Melalui keheningan, meniti jalan napas, manusia akan mengenali Diri Sejatinya.

Hening berarti meniti jalan ke dalam diri untuk merasakan aliran  napas sampai menemukan getaran lembut, getaran kebahagiaan dan kedamaian, yakni kasih tanpa syarat. Itulah esensi setiap jiwa, Tuhan dalam realitasnya.

  1. Diri Semesta/Tubuh Kosmik

Proses penyatuan antara Sang Jiwa dengan Diri Sejati akan terjadi transformasi. Ketika kesadaran terus bertumbuh, setiap diri akan mengenali keberadaan tubuh sebagai Diri Semesta atau Tubuh Kosmik.

Ketika Anda memasuki dalam diri, Anda menemukan Dewa Ruci, sosok diri Anda sendiri yang kecil. Dia bisa diajak ngobrol dan memberi tuntunan. Itulah esensi Anda sebagai benih keilahian di dalam diri.

Melalui proses yang panjang, menaiki tangga kesadaran sampai pada kemurnian, Anda akan menemukan diri Anda sebagai realitas yang Agung. Sederhananya, Diri Sejati itu Anda yang kecil, Diri Semesta itu Anda yang besar. Diri Semesta adalah realitas dimensi paling luhur yang menunjukkan keberadaan sebagai sosok seperti Anda yang mewadahi semua energi dan keagungan Semesta. Itulah Diri Semesta atau Tubuh Kosmik yang tersusun atas energi Semesta yang paling murni.

 

Kesatuan Agung

Setelah jiwa menyatu dengan Diri Sejati dan bertumbuh kesadarannya sampai pada titik kemurnian paling tinggi, Anda akan memasuki fase berikutnya. Yakni, terhubung dan menyatu dengan Diri Semesta. Proses penyatuan dengan Diri Semesta inilah yang membuat setiap manusia mencapai pada Kesatuan Agung. Kesatuan Agunglah yang mampu mentransformasi setiap diri menjadi manusia Ilahi.

Proses pembelajaran spiritual ini bermuara pada kesadaran kesatuan yang Agung. Dan pada akhirnya, Anda menjadi manusia Ilahi dengan tujuh kualifikasi yang sederhana.

  1. Kasih Murni

Kasih murni ada di dalam diri Anda. Segala sesuatu yang menggerakkan pikiran, kata-kata, dan tindakan adalah Tuhan itu sendiri. Tuhan selalu melimpahkan anugerah tanpa syarat, tanpa kepentingan untuk diri sendiri. Kasih murni bisa diartikan memberi tanpa meminta kembali karena sudah selesai dengan diri sendiri.

Manusia Ilahi, segenap langkahnya, hanya mengikuti tuntunan dari dalam dirinya. Geraknya spontan, yakni membawa keindahan bagi sekelilingnya, tanpa ada motif tersembunyi, tanpa manipulasi, tanpa keculasan, atau tanpa kelicikan dalam bentuk apa pun. Kasih murni bisa dirasakan oleh siapa pun yang waras.

  1. Kesetiaan Total

Kasih murni hanya akan muncul jika setiap manusia terhubung dengan Diri Sejatinya dan menjadi paripurna jika sudah menyatu dengan Diri Semesta. Kasih murni selalu membuat manusia menjadi setia total dengan Diri Sejati. Segenap langkah tidak pernah berselisih dengan kehendakNya. Yakni, selalu mengalir bersama gerak Semesta, selalu ada dalam keselarasan rancangan Agung Semesta.

  1. Kekuatan Cipta Mahadaya

Manusia yang menyatu selaras dengan Semesta pasti punya kekuatan cipta Mahadaya sebagai Tuhan, menjadi wadah Tuhan untuk berbuat sesuatu.  Bukan ia menjadi Tuhan, tetapi (dalam kepasrahan total) menjadi wadah Tuhan untuk berkarya di jagad raya. Ini hanya muncul jika setiap manusia memiliki kepasrahan dan kerendahan hati. Saat manusia mulai tidak pasrah, mengikuti ego, dan memiliki kesombongan, kekuatan Mahadaya akan hilang seketika.

  1. Keberlimpahan

Manusia yang ada di bumi dengan tubuh ragawi tetap membutuhkan keselarasan dengan Semesta. Manifestasinya adalah keberlimpahan. Apa pun yang dibutuhkan pasti disediakan oleh Sang sumber Hidup. Semua serba indah dan selaras.

  1. Sabda yang Menjadikan

Manusia yang terus bertumbuh menjadi sempurna, semakin tumbuh keilahian dirinya bertransformasi menjadi wahana Tuhan untuk berkarya. Manusia menjadi alat untuk melontarkan energi melalui kata-kata. Kata-kata menjadi kata-kata yang menjadikan, sabdo dadi (Jawa). Sabdo dadi adalah salah satu teknik untuk membuat pernyataan hadir dan terjadi. Kata-kata yang dilontarkan akan menarik energi Semesta untuk menjadikannya sebuah realitas.

  1. Kecerdasan Kosmik

Kecerdasan Kosmik mempunyai banyak sambungan. Otak, Pineal Gland dari Kelenjar Pituari menyambung ke Cakra Mahkota, lalu menyambung ke Diri Sejati, yang mewakili kecerdasan Semesta. Anda bisa menjadi sangat cerdas dan serba tahu. Seorang spiritualis pasti jenius.

  1. Kebijaksanaan Ilahi

Kebijaksanaan Ilahi mampu mengayomi siapa pun, mengarahkan siapa pun kepada kebenaran, kepada rancangan Agungnya sehingga setiap orang menemukan kebahagiaannya.

Inilah yang diungkapkan oleh simbol Bintang dalam Pancasila. Mereka yang berjiwa Pancasilais, yang ada dalam Kesatuan Agung dengan Sang Sumber, tentu saja mereka mampu mengubah bangsa. Menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang Agung dan jaya. Menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang menginspirasi setiap bangsa untuk menjadi bangsa yang Agung dan jaya.

Penjelasan tersebut mampu mengarahkan kesadaran Anda bahwa Pancasila dibuat oleh orang yang tercerahkan, yang sangat jenius. Namun, banyak orang yang tidak tahu artinya sehingga hanya dibicarakan, tidak dijadikan sebagai kekuatan pengubah bangsa ini.

 

*Disarikan dari Workshop Total Human Transformation
Setyo Hajar Dewantoro
Blitar, 9 Agustus 2020

Share:
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda