Pineal Gland yang ada di pusat otak dan terkait dengan Cakra Ajna/Mata Ketiga, sering dianggap sebagai sesuatu yang sangat istimewa secara spiritual. Banyak yang berlomba-lomba mengaktivasinya karena memandang itulah cara agar semakin spiritual. Bahkan ada yang berpendapat pineal gland adalah tempat Tuhan bertahta di dalam diri manusia. Simbol Eye of Ra juga sering dikaitkan dengan keberadaan kelenjar ini.
Benarkah pendapat dan anggapan di atas?
Ini yang saya mengerti, saya babarkan apa adanya.
Pineal Gland, selain punya fungsi biologis seperti menyokong sel saraf, mengatur siklus tidur, ia juga punya non-biologis. Ia bisa menjadi perangkat indra keenam untuk mencerap realitas non fisik. Dengan pineal gland, ada fungsi visual, audio, sensing dan understanding terhadap realitas metafisika; perangkat ini membentuk kemampuan claire voyance, claire audio, claire sense dan claire cognition. Jika semua fungsi itu teraktivasi maka seseorang bisa meluaskan cakrawala pengetahuannya, melampaui batasan dunia material.
Tapi karena ini adalah perangkat, kegunaan nyatanya sangat terkait dengan kebijaksanaan sang pengguna. Ia bisa membawa anugerah tapi juga bisa mendatangkan musibah. Tapi satu hal sangatlah jelas: TINGKAT AKTIVASI PINEAL GLAND BUKAN PENANDA TINGGINYA TINGKAT KESADARAN SPIRITUAL SESEORANG.
Banyak orang malah jadi korslet karena fungsi visual, audio dan sense dari pineal gland ini sangat aktif tanpa diiringi fungsi pengertian, serta tanpa keterhubungan dan pengendalian oleh RASA SEJATI yang ada di ujung tarikan nafas natural, di relung hati. Orang yang bisa melihat apa yang ada di dimensi material tapi, tapi saat yang sama melihat apa yang ada di dimensi non-material seperti alam siluman atau alam jin, bisa kebingungan membedakan mana yang harus direspon. Jika yang dilihat adalah makhluk alam bawah yang menyeramkan, tentu saja itu mengganggu mood atau emosi.
Jika perangkat ini digunakan kepentingan spiritual, tapi dilandasi dengan ego, maka inilah awal mula nyasar akut di jalan spiritual. Apa yang dilihat, apa yang didengar, apa yang dirasa, bisa bias karena realitasnya telah dimanipulasi oleh makhluk alam bawah yang berkemampuan tinggi. Seseorang bisa melihat sosok dewa atau malaikat, padahal itu adalah siluman ular dan iblis; mendengar pesan yang dianggap dari leluhur tercerahkan dari masa lalu padahal itu omongan genderuwo atau demit kali. Tanpa keheningan yang penuh, tanpa keterhubungan dengan Rasa Sejati dan kejernihan jiwa, penggunaan pineal gland hanya akan menyasarkan seseorang dari kebenaran.
Banyak orang yang bisa melihat realitas non empirik, tapi secara nyata tak punya kebijaksanaan, penuh luka batin dan watak angkara, maka otomatis hidup mereka ini ruwet dan perilakunya menyebalkan. Ini sering terjadi pada mereka yang mengaku atau dianggap orang indigo. Mereka sebenarnya penuh ilusi, terjebak oleh asumsi2 tidak realistik yang didasari data termanipulasi.
Jadi, pineal gland ini bukan tahta Tuhan. Ia hanya alat yang berguna jika penggunanya bisa menghubungkan pineal gland itu dengan rasa sejati.
Maka kalau ada yang belajar kepada saya mau mengaktifkan pineal gland justru saya marahin. Yang aktif pineal glandnya bisa lihat ini itu di dunia lain juga malah saya suruh mengabaikan itu. Karena tak sedikit orang bermeditasi, malah dibawa ke dunia lain lewat pineal gland, malah terjauhkan dari realitas dan jadi korslet otaknya.
Berspiritual itu adalah tentang menjadi murni jiwanya. Jika yang dikejar adalah pengalaman atau kemampuan supranatural, sudah pasti nyasar. Mereka yang menganggap penting aktivasi pineal gland pasti nyasar juga.
Saya bisa menyingkap realitas dimensi yang berlapis-lapis, bisa tahu nasib jiwa yang lepas dari tubuh, bisa tahu seseorang itu tulus atau tidak, adalah dengan RASA SEJATI, meski pineal gland saya aktif dan cakra ajna saya selaras. Dan RASA SEJATI ini gak pernah mau jika saya pakai untuk usil semisal menerawang apa warna baju dalam seseorang; tidak juga berfungsi jika untuk memenuhi keinginan egoistik seperti nyariin dompet tetangga yang hilang.