Di usianya yang masih muda – sekarang 20 tahun, sudah punya beberapa kemampuan yang tidak umum. Dia bisa melakukan out of body experience, baik dengan menjangkau koordinat ruamg waktu di luar bumi, maupun dengan menjangkau dimensi lain. Tentu saja dia bisa melihat dan berkomunikasi dengan makhluk-makhluk yang tak terjangkau secara empirik. Tapi kemampuam yang ada padanya bukan tolak ukur bahwa dia telah tercerahkan.
Pengalaman metafisik anak saya, tak jarang membuat dia bingung. Tidak gampang punya pengalaman yang bagi orang lain dianggap halusinasi. Misal bertemu alien dan diri paralel di universe lain. Beruntung dia punya ayah yang dia bisa ajak ngobrol dan mengerti apa yang dia alami – sekaligus menjelaskan semua itu saat dibutuhkan.
Untuk tercerahkan, ada proses panjang yang harus dilalui. Dia harus memurnikan jiwa raga secara tuntas. Tanpa dibimbing dengan benar, ia bisa tertahan di dalam labirin kebingungan. Bisa juga iya punya kesaktian tapi tenggelam dalam keangkaramurkaan.
Maka jangan anggap tercerahkan siapapun yang menunjukkan kemampuan psychic, atau kerasukan entitas astral, atau bisa nerawang – apalagi jika cuma bisa nerawang apa warna baju dalam seseorang, atau dimana alamat seseorang.
Bedakanlah laku spiritual yang membawa pada kesadaran murni, dengan laku yang mengasah kemampuan metafisika yang bisa membuat ego makin tebal.
Reaksi Anda: