Skip to main content
Setyo Hajar DewantoroSpiritualWedaran

Dasar Memperoleh Kebenaran Tantra

30 January 2021 Setyo Hajar Dewantoro No Comments

Menyelami Tantra akan menemukan kesamaan dengan ajaran spiritual lainnya, seperti Tao, Zen, Kesadaran Kristus dan lainnya. Berbagai ajaran spiritual itu memiliki sumber yang sama, namun disampaikan lewat saluran yang berbeda dengan bahasa yang berbeda. Kita yang menekuni jalan spiritual, sikap yang paling tepat adalah membuka diri terhadap semua tradisi tersebut, menangkap esensi atau inti sari dan pokok-pokok ajarannya. Lalu, dengan kecerdasan dan kebijaksanaan tertinggi, kita menghayati dan mempraktikkannya ke dalam kehidupan sehari-hari.

Mengapa saya perlu menulis buku tentang Tantra sekaligus menggelar workshop bertema Tantra Yoga?

Meski Tantra memiliki kesamaan dengan ajaran spiritual lainnya yang luhur, namun ajaran ini banyak disalahpahami, banyak dibelokkan, bahkan banyak narasi-narasi yang tidak selaras yang muncul lewat banyak cara. Ini terjadi dalam sejarah Nusantara yang menimpa tokoh-tokoh legendaris Nusantara. Mereka difitnah melakukan ritual-ritual yang brutal untuk mencapai kesadaran yang luhur. Pancamakara adalah konsep dalam ajaran Tantra yang dikatakan sebagai landasan praktik bagi para tokoh legendaris tersebut. Mari kita bongkar tentang kebenarannya!

Pancamakara adalah lima jalan yang diasumsikan untuk mencapai pembebasan. Lima jalan tersebut adalah bermabuk-mabukan secara maksimal, makan daging–makan ikan sepuas-puasnya, menjalankan tarian-tarian ekstase, melakukan hubungan seks seliar-liarnya. Inilah yang disebut ajaran Tantra kiri dan konon dipraktikkan oleh leluhur di masa lalu. Ini yang akan dikupas sebagaimana ajaran yang telah dibelokkan.

Jika kita menuju esensi Tantra, kita akan menemukan kebenarannya. Ajaran Tantra tentang bagaimana kita bisa menenun atau merajut benang-benang kesadaran sampai kita masuk ke dalam kesadaran yang paling murni. Tantra itu tentang bagaimana kita meraih pembebasan jiwa dari segala akar derita. Dan, basisnya adalah kemurnian jiwa. Jika kita mengerti esensi Tantra yang sebenarnya, maka pembelokan yang disebutkan tersebut ada ketidaksinkronan. Semua bentuk ritual tersebut tidak berdampak pada kemurnian jiwa. Jika Anda ingin mempraktikkannya, silakan saja. Silakan amati dengan sungguh-sungguh, apakah tubuh karma Anda makin bersih atau malah makin keruh? Anda berbahagia atau malah nelangsa (menyesal)?

Tentu untuk mengetahui kebenarannya, Anda tidak harus menjalankannya secara langsung. Kita bisa mengobservasi tindakan orang lain. Kita bisa melihat dampak-dampak yang muncul. Dari sanalah kita bisa mengambil kesimpulan yang tepat. Dari penyelaman kebenaran melalui nalar sehat dan Rasa Sejati, tidak segampang itu tindakan-tindakan tersebut membawa kepada kemurnian jiwa. Bahkan tindakan yang terkesan bagus seperti meditasi yang kita lakukan ini, ini belum tentu masuk kepada dampak positif untuk pemurnian jiwa. Banyak orang yang terlihat duduk meditasi, padahal kenyataannya melamun. Tindakan yang terkesan sopan saja, belum tentu memurnikan jiwa. Apalagi tindakan-tindakan yang berorientasi untuk meliarkan hasrat badani dan pikiran. Ini tidak logis saat disebut sebagai tindakan yang membawa pada kemurnian. Justru ini menjadi dasar kita untuk memahami bahwa banyak cara untuk membelokkan kita dari kebenaran yang sesungguhnya.

 

Workshop Mahadaya Tantra Yoga
Wedaran oleh Setyo Hajar Dewantoro
Blitar, 16 Januari 2021

Share:

Reaksi Anda:

Loading spinner
×

Rahayu!

Klik salah satu tim kami dan sampaikan pesan Anda

× Hai, Kami siap membantu Anda